NovelToon NovelToon
Once Again

Once Again

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:711
Nilai: 5
Nama Author: Mesta Suntana

Tampan, kaya, pintar, karismatik mendarah daging pada diri Lumi. Kehidupan Lumi begitu sempurna yang membuat orang-orang iri pada kehidupannya.

Hingga suatu hari Lumi mengalami kecelakaan yang membuat hidupnya berada ditengah garis sial atau beruntung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mesta Suntana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24 - Genggaman pelipur

Pekat warna biru tua itu mulai melahap bias orange keemasan. Malam hari tiba, kini bulan mengambil alih posisi matahari selama 12 jam ke depan. Lautan manusia terlihat merayap di luar. Waktu pulang kerja, jalanan begitu riuh dan sesak. Lumi yang melihat itu merasa aneh, bagaimana mereka bisa tahan dengan hal itu. Pikir Lumi yang sedang menunggu jemputan di luar lobi kantor. Tak lama mobil hitam dan elegan muncul, sang supir keluar dan bergegas mebukakan pintu mobil untuk Lumi.

" Pak nanti mampir sebentar di Cafe biasa. " Ucap Lumi sambil melihat jadwal besok di layar tabnya.

" Baik Tuan. " Mobil pun melaju.

......................

" Sepertinya aku datang di waktu yang salah. " Gumam Lumi melihat antrian yang begitu panjang.

" Aku lelah menunggu, haruskah ku beli saja cafe ini?. "

" Kau tidak bisa membelinya Tuan. " Lumi terperanjat mendengar suara yang tidak Dia kira. Arguro tersenyum lembut pada Lumi.

Lumi sedikit terkejut, apa yang Dia lakukan disini. Lumi menelaah Arguro. Seragam sama yang dipakai pegawai cafe. " Kau bekerja disini? "

" Tidak. " Jawabnya begitu ramah. "Aku pemilik cafe ini. " Lanjut Arguro membuat Lumi terkejut dan kagum.

" Tunggu! Kau memiliki cafe di sela kau seorang direktur Shimizu Art Gallery. " Todong Lumi pada Arguro.

Arguro tersenyum tipis, Dia tidak bisa mengelak lagi.

"Tapi tolong rahasiakan ini dari Ibu. Ibu tidak tahu aku memiliki cafe. Cafe ini sudah ada sejak aku SMA. "

Lumi hanya mengangguk pelan. " Terserah, asal kau tidak mengabaikan tanggung jawabmu di Gallery. Semoga sukses! "

" Pesanannya sudah siap Tuan. " Lumi langsung mengambil pesanannya dan pergi begitu saja.

" Jangan lupa datang lagi! " Teriak Arguro pada Lumi yang sudah melenggang keluar Cafe.

Karena mobil Lumi ada di sebrang jalan, Dia harus melintasi penyebrang jalan. Dia harus menunggu lampu kuning beralih ke lampu merah. Saat menunggu lampu merah bergilir. Kejadian tak terduga terekam Lumi, mengakibatkan kenangan buruk datang menghantam pikiran Lumi begitu keras. Mata Lumi menjerit, ketakutan terlihat begitu dahsyat mengguncang diri Lumi. Jantungnya berdetak begitu kencang. Rasa sesak mulai merangkak pada leher Lumi. Suara orang berkerumun melihat kecelakaan itu samar - samar terdengar. Pendengaran Lumi mulai berdenging.

" Sepertinya aku akan pingsan. "

Kaki Lumi hampir tidak bisa menopang tubuhnya lagi.

"Tolong aku. "

Bunyi lain terdengar pada pendengaran Lumi. Ada sesuatu yang menyumbat ke dua telinganya. Earphone begitu saja menempel pada kepala Lumi. Lumi sedikit tersentak, seketika Lumi menundukkan wajahnya. Ada seseorang di depannya sekarang. Dia memegang tangan Lumi begitu erat. Terlihat tangan yang satunya mencoba menghampiri wajah Lumi.

" Kau tidak apa - apa. " Ucapannya khawatir disertai belaian halus pada pipi Lumi.

Wajah seseorang itu kini mulai terlihat.

" Lana. "

Terlihat Lana begitu khawatir dan terus membelai halus pipi Lumi. Mata Lana tidak berhenti menatap Lumi. Lumi sedikit teralihkan oleh Lana, walaupun rasa trauma itu masih ada menempel pada Lumi. Tangan Lana begitu erat memegang tangan Lumi yang sedang memegang cup kopi.

" Bagaimana bisa Dia ada di sini? "

Lumi terus memperhatikan Lana. Saat mata Lumi teralihkan, Lana langsung memegang pipi Lumi untuk tidak berpaling darinya.

" Jangan lihat! Kemari ! Tatap aku saja, tolong ! " Mohon Lana dengan matanya yang berkilau mencoba meyakinkan Lumi. Tangan Lana tak henti mengusap lembut pipi Lumi.

Tangan itu kini beralih ke tangan Lumi. Lana memegang erat tangan Lumi.

" Ayo kita keluar dari sini. Kita cari tempat yang nyaman. " Kopi yang dipegang Lumi kini mulai beralih ke tangan Lana. Lana menyeret lembut Lumi yang sudah lemas.

Saat Lana menyeret Lumi, sekilas Dia memperhatikan pundak Lana. Mata Lumi yang seperti benang bergumpal kini mulai normal.

" Pundak itu terlihat begitu kokok dan hebat."

" Tangan yang menggenggamku begitu erat memberiku rasa aman... "

" rasanya tidak akan pernah putus, "

" Bagaimana Kau begitu keren hari ini. "

1
Robitasari
hai kak, mampir di karya aku juga dong, kita saling support🫠
Metana: Ayo kita saling mendukung, semangat
total 1 replies
Sugandi Abah
Bagus,aku suka penggambarannya
minsook123
Penggambaran luar biasa.
Beerus 🎉
Sayang banget udah selesai. 😢
ʀɪᴢᴀʟ Wibu
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!