Ho Chen ditakdirkan memiliki kekuatan di atas alam Dewa, dia berguru kepada Feng Ying yang menjadi legenda di masa lalu.
Namun untuk mencapai kekuatan tersebut tidaklah mudah.
Dengan berlatih di bawah bimbingan Feng Ying, Ho Chen telah berhasil menjadi pendekar hebat di usia yang masih muda.
Pada saat itulah gurunya memberi ujian untuk pergi berpetualang, petualangan yang akan memulai semuanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutan Siluman
“ Pendekar Chen, kemana tujuan pendekar selanjutnya.?" Chang Quon dan Ho Chen sedang duduk minum teh hangat di ruangan khusus yang sudah di sediakan Chang Zhao.
“ Tuan muda Quon.! Sebaiknya anda memanggil saya saudara Chen saja.! Kalau untuk tujuan berikutnya, saya hanya mengikuti langkah kaki. Dan yang pasti saya akan menuju ke Utara."
“ apakah tujuan pendekar...! Maksud saya Saudara Chen menuju ke ibukota.?" Tanya Chang Quon penasaran.
“ mungkin, saya juga tidak bisa memastikanya. Apakah tuan muda juga menuju ke arah yang sama dengan saya.?" Ho Chen menaikan alisnya.
“ Sayangnya kita berbeda arah saudara Chen.!" Chang Quon tersenyum kecut, sebenarnya dia ingin berjalan searah dengan Ho Chen. Namun nyatanya tidak mungkin.
Mereka berbincang sampai larut malam.
“ Saudara Chen sepertinya kita hanya sampai disini. Semoga nanti kita bisa bertemu lagi di ibukota." Chang Quon membungkukan badan
“ Benar Tuan muda, Terima kasih untuk semua bantuan yang sudah Tuan muda berikan kepada saya. Mudah mudahan kita bisa bertemu lagi." Ho Chen pun ikut membungkuk.
Kereta Chang Quon mulai bergerak, ketika agak sedikit jauh kepala Chang Quon keluar dari jendela kemudian berteriak.
“ Selamat tinggal, Sampai berjumpa lagi Pendekar Dewa Muda...!" Perkataan Chang Quon bagai sambaran petir di telinga seluruh pengawalnya. Mereka saling berpandangan, seolah tidak percaya dengan apa yang baru mereka dengar.
Ho Chen melotot mendengar Chang Quon memanggil dirinya seperti itu. Dan untungnya tempat mereka berpisah sangat sepih. Ho Chen sudah menduga kalau Chang Quon sudah mengetahuinya. Ho Chen menghela nafas panjang, dan melanjutkan perjalanannya.
****
“ Kakak bagai mana ini? Kita tidak tau berada di mana sekarang.?"
“ entahlah..! Sekarang kita hanya bisa berlari dan siapa tahu bisa bertemu seseorang nanti."
Di tengah hutan terlihat 3 orang sedang berlari lari, mereka terlihat ketakutan dan tersesat. Itu sangat jelas karena mereka berada di dalam Hutan Siluman.
Hutan siluman sangat luas, bahkan di dalam hutan tersebut ada satu sakte besar aliran hitam yang terkenal kejam, namun mereka jarang muncul.
Banyak juga siluman yang tinggal di hutan itu, dan siapapun yang memasuki hutan tersebut, akan menghadapi bahaya Dari Siluman penghuni hutan itu. Hanya yang beruntung dapat keluar hidup hidup dari hutan tersebut.
“ Aaauuuuu...uk..uk..uuu!" Suara lolongan srigala terdengar sangat dekat, mereka mengejar ke tiga pria tersebut.
“ Cepat kita naik pohon yang lebih tinggi. Srigala itu tidak mungkin bisa mengikuti kita naik.!" Teriak salah seorang dari mereka.
Dengan cepat mereka menaiki pohon yang cukup tinggi, mereka bisa melihat dari atas ada sekitar 20 srigala di bawah mereka.
“ Sial bagai mana caranya lolos dari mereka semua.?" Salah seorang terlihat berpikir keras, andai mereka pendekar, tentu mereka bisa melawan, namu mereka hanya orang biasa yang sedang berburu. Ketika berburu mereka tidak sadar telah memasuki wilayah hutan terlarang, bahkan pendekar sekalipun tidak berani memasuki hutan tersebut.
“ Kita menunggu di sini hingga malam tiba, siapa tau mereka pergi nanti.!" Mereka berdua hanya mengangguk menuruti salah satu teman mereka yang lebih senior.
“ kalau saja masih ada sisa anak panahku sudah ku habisi mereka semua.!" Salah satu orang berbicara geram.
Ketika malam tiba, satu persatu dari srigala pergi meninggalkan tempat mereka bertiga berada. Setelah cukup lama mengamati para srigala itu sudah tidak ada lagi. Mereka turun secara perlahan lahan. Sesampainya di bawah mereka tidak mau berlari, hawatir langkah mereka nanti bisa di dengar oleh para srigala. Perlahan tapi pasti mereka berjalan ke arah utara, dengan mengandalkan bulan sebagai pemandu jalan.
“ kakak aku capek! aku kehabisan tenaga!. Bagai mana kalau kita mencari tempat untuk istirahat.?" Salah seorang terlihat bejalan lemas.
“ Lihat ada Goa di sana. Kita istirahat dulu disana." Salah seorang menunjuk ke arah Goa tersebut.
Mereka berdua tidak berani, menurut mereka hutannya saja mengerikan, bisa saja Goa nya pun tidak kalah mengerikan.! Namun mereka tetap mengikuti temannya, dan hanya mengandalkan keberuntungan.
Setibanya di dalam Goa, salah seorang memberanikan diri, mencoba memeriksa ke dalam Goa. Dan tidak ada siapapun di dalam Goa tersebut. Mereka segera bernafas lega.
“ Aku akan berjaga, kalian istirahatlah terlebih dahulu." Ketika salah seorang ingin keluar, tiba tiba muncul sosok seorang pemuda berumur 15 tahunan di hadapan mereka. Tentu saja mereka kaget, namun juga lega karna menemukan orang lain selain Meraka.
“ Paman, apa yang kalian lakukan di dalam hutan ini.?" Tanya pemuda tersebut heran.
“ Kami tersesat ketika berburu, jadi kalau tuan muda mengijinkan, kami ingin istirahat di dalam Goa ini.“ jawab salah seorang yang paling depan dengan sedikit agak takut.
“ Tidak masalah paman, besok saya berencana keluar dari hutan ini, kalau kalian ingin ikut kita bisa pergi bersama." Jawab Pemuda tersebut dengan tersenyum hangat
“ Tentu tentu, kami mau ikut." Jawab mereka dengan menganggukkan kepala cepat, mereka senang akhirnya menemukan jalan keluar dari hutan aneh ini.
Pemuda tersebut tidak lain adalah Ho Chen.
***
Ho Chen berjalan lurus ke arah Utara, entah seberapa jauh yang dia tempuh, Ho Chen berkali kali memanggil Ming Hao, namun tidak ada jawaban sama sekali dari nya.
“ Apa guru Hao sudah tidak tinggal di dalam gelang ku lagi.?" Ho Chen mencoba melihat kegelangnya, namun tidak ada reaksi apapun dari gelang tersebut.Ho Chen terus melanjutkan perjalanannya.
“ umm.! Apa tidak ada jalan lain,? Apa aku harus memasuki hutan itu.?" Ho Chen berhenti ketika di depannya ada hutan yang sangat lebat dan rindang. " Hutan ini kelihatannya luas. Namun aku merasakan ada energi aneh dari dalam hutan.!"
Ho Chen kembali memanggil Ming Hao, dia mencoba memanggil dengan berbagai cara, namun tetap tidak ada reaksi
“ Dasar guru payah, Tidak berguna.!" Ho Chen mengumpat Ming Hao,
“ Takkkk......!"Sebuah tangan tiba-tiba memukul kepala Ho Chen dari belakang.
“ Adu..du..du..duh...!"Ho Chen hampir tersungkur, namun segera berusaha menstabilkan posisinya dan duduk dan memegang kepala belakangnya yang kesakitan.
“ Murid kurang ajar, bicara apa kamu barusan.?" Ming Hao muncul dengan sangat geram.
Ho Chen mengelus kepalanya yang sakit, akibat di pukul gurunya.“ Guru sendiri tidak mau menjawab ketika aku panggil. Jadi terpaksa saya gunakan cara lain." Jawab Ho Chen yang masih memegang kepalanya yang sakit dengan sebelah tangannya.
“ Aku tau kamu memanggilku. aku sedang meditasi untuk mencari pecahan energi lainnya, siapa tau dapat di daearah ini. Dan jangan kamu ulangi lagi kata kata seperti itu.! Atau bukan hanya kepalamu yang ku pukul, namun seluruh tubuhmu yang akan ku kuliti." Ming Hao berbicara kesal.
“ Seharusnya guru memberitahuku dulu, jadi aku tidak akan mengganggumu." Ho Chen tidak mau mengalah. Ming Hao kemudian menarik nafas, dia sadar memang seharusnya memberitahu Ho Chen terlebih dahulu sebelumnya.