NovelToon NovelToon
Sweet Marriage With You (Season 1)

Sweet Marriage With You (Season 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sendu

Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 25

"Kamu ini kenapa sih Mas? Kenapa kamu terlihat tidak suka aku mencoba membantu dia"

Mesya menepis tangan Sandi yang memegang kedua bahunya, Mesya nampak kesal karena melihat Sandi terus mencoba menghentikan dirinya membantu Namira.

"Bukan begitu sayang, tapi lebih baik kita tidak ikut campur urusan orang lain. Tidak ingatkah masalah terakhir kali yang membuat kamu hampir celaka? Mass gak mau terjadi seperti itu lagi kepadamu"

Sandi mencoba menjelaskan hal yang mungkin terjadi jika Mesya membantu Namira, melihat suami Namira yang begitu kejam membuat Sandi khawatir jika istrinya itu terlibat di dalamnya.

"Kamu mau mendengarkan mas bukan?"

Mesya yang mendengar hal itu pun tertunduk. Bagaimana pun Mesya kali ini tak bisa membantah perintah Sandi yang terlihat sangat serius. Mesya hanya mengangguk tanda ia setuju untuk tidak ikut campur dengan urusan Namira dan suaminya lagi.

***

"Blok A dua ratus sembilan puluh tiga, nah benar ini dia alamatnya"

Marni berdiri di depan sebuah pintu perumahan yang dimana itu adalah alamat rumah Sandi dan Mesya. Marni mencoba menekan bel dan berharap ia akan bertemu dengan Mesya, namun setelah beberapa kali menekan bel Marni tidak mendapatkan siapapun yang membukakan ia pintu.

"Apakah aku salah alamat?! Tapi benar kok ini, atau mungkin anak itu tidak ada di rumah? Haaa siap sekali"

Marni berjalan pergi dengan kesal karena hari itu tidak bisa bertemu dengan Mesya. Namun pemikiran Marni tak berhenti sampai di situ, ia bertekad untuk menunggu Mesya kembali dan duduk di depan teras Mesya.

"Aku harus bertemu dengan si Mesya hari ini juga"

***

"Lusa sudah masuk bulan suci ramadhan, nanti pulang dari sini kita belanja dulu ya" Ucap Sandi yang tengah mengemas barang bawaannya.

"Iya mas"

Terlihat Mesya tengah merapihkan makanan yang ia bawa sebagai oleh-oleh untuk keluarganya, melihat Mesya yang asyik sendiri dengan makanannya Sandi mencoba mengusili Mesya dan mengambil salah sati makanan di dalam tas nya.

"Eh mas balikin, itu buat Dinda!!"

Mesya berteriak saat Sandi mengambil sekotak cokelat yang disiapkan Mesya untuk Dinda. Tanpa berpikir panjang Mesya berlari mengejar Sandi dan mencoba mengambil cokelat yang ada di tangan Sandi.

"Kembalikan mas!! Itu buat Dinda"

"Haha Dinda gak suka cokelat sayang, jadi cokelat ini untuk mas saja"

"Ih Dinda sendiri kok yang bilang dia mau oleh-oleh cokelat, cepat kembalikan!!"

"Tidak akan"

Sandi kembali berlari dan dikejar oleh Mesya. Namun langkah Sandi terhenti saat Namira tiba-tiba menghadangnya. Mesya yang melihat Namira bersama dengan Sandi pun menghampiri mereka.

"Eh kalian..." Ucap Namira dengan canggung

Sandi yang melihat kehadiran Namira nampak tidak nyaman, karena ia merasa jika Namira terus berusaha mendekati mereka terutama Mesya istrinya. Melihat keberadaan Mesya disampingnya membuat Sandi tak berani mengeluarkan sepatah kata pun untuk berbicara kepada Namira.

"Maaf ya, selalu berpapasan dengan kalian terus. Permisi" Ucap Namira yang berjalan melewati keduanya

Setelah berjalan beberapa langkah ekspresi Namira berubah menjadi datar dan nampak tidak senang dengan kemesraan Sandi dan Mesya.

"Kenapa mereka harus bahagia, sedangkan  aku harus menderita?" Batin Namira

Melihat kembali Sandi dan Mesya yang tengah berbahagia Namira mengepalkan tangannya.

"Ayo tangkap kalau kamu bisa"

Sandi terus berlari sambil mengangkat kotak cokelat ke udara agar Mesya tidak bisa menggapainya. Mesya yang bertubuh mungil dan lebih pendek dari Sandi tentu saja merasa kesulitan untuk menggapai cokelat yang ada di tangan Sandi.

"Ayolah Mas,  berikan cokelat itu"

"Tidak akan" ejek Sandi

Sandi terus berlari dan Mesya pun mengejarnya, namun tiba-tiba Mesya tersandung oleh sesuatu yang membuatnya terjatuh.

"Awww..."

Mesya mengangkat tangannya yang terasa perih, Sandi yang panik bergegas berlari menghampiri Mesya dan melihat keadaan Mesya.

"Kamu baik-baik saja?! Ada yang terluka?!",

Mesya menunjukkan  telapak tangannya yang terasa perih. Sandi terkejut saat mendapati telapak tangan Mesya berdarah karena tergores oleh suatu benda. Menoleh ke arah tempat Mesya terjatuh, Sandi melihat sebuah potongan bambu runcing yang menancap di atas pasir.

"Ayo Mas obatin, kita bawa kotak P3K kan di tas?!"

Mesya mengangguk.

"Kamu itu bisa lebih hati-hati gak sayang? Semalam tanganmu terkena alat memanggang sosis, sekarang masih harus terluka juga?"

Mesya hanya murung dan terus meminta maaf kepada Sandi. Melihat wajah sedih istrinya Sandi pun tidak tega untuk kembali memarahinya, meski begitu Sandi tetap merasa kesal karena Mesya selalu tidak hati-hati dan menyebabkan dirinya terluka.

"Sudah selesai, ini pasti akan baik-baik saja"

Sandi meletakan kembali semua peralatan ke dalam kotak P3K setelah selesai mengobati luka Mesya. Mesya hanya terdiam menatap luka di tangannya.

"Ini kotak cokelatnya" Ucap Sandi yang memberikan kotak cokelat di tangannya.

"Aku begini kan karena mas juga!! Jika bukan Karena mas yang mengambil cokelatnya, aku tidak mungkin terluka"

"Iya, iya. Mas minta maaf, sekarang kita lanjut berkemas" ucap Sandi yang menuntun tangan Mesya.

Setelah itu Mesya dan Sandi melanjutkan mengemas barang kemudian pulang. Seperti biasanya Mesya akan selalu cerewet mengajak Sandi berbicara selama perjalanan, hingga sesampainya di rumah tak terasa waktu sudah larut malam.

"Alhamdulillah, akhirnya kita sampai di rumah" Ucap Sandi yang memarkirkan sepeda motornya.

Mesya yang merasa kelelahan langsung berbaring di sofa dan tanpa sengaja tertidur. Sandi yang baru saja masuk ke dalam rumah setelah menyimpan motornya pun melihat Mesya yang terlelap di atas sofa.

"Hei sayang, jangan tidur di sofa. Pindah ke kamar ayok"

"Emmmmm..."

Sandi berusaha membangunkan Mesya, namun nampaknya Mesya begitu lelap hingga tak terbangun meski Sandi mencoba membangunkannya berkali-kali.

Sandi akhirnya memutuskan untuk menggendong Mesya dan membawanya pindah ke dalam kamar. Setelah menidurkan dan  menyelimuti Mesya, Sandi pun merapihkan barang bawaan mereka.

"Sebaiknya Mesya begitu kelelahan, tak biasanya jal segini dia tertidur. Biasanya dia akan terjaga hingga tengah malam" bisik Sandi sambil merapihkan barang-barangnya.

Setelah selesai merapihkan barang-barang, Sandi tertidur di samping Mesya dan mencium kening Mesya sebelum tidur.

"Selamat malam sayang, semoga kamu sedang bermimpi indah" Ucap Sandi

Klontang!!!

Baru saja akan memejamkan matanya Sandi mendengar kebisingan yang berasal dari arah teras rumahnya. Melirik Mesya yang tak terusik sedikitpun membuat Sandi memutuskan untuk kembali tertidur. Namun lagi-lagi suara bising itu kembali terdengar dan membuat Sandi merasa penasaran.

"Suara apa sebenarnya itu?!"

Sandi yang merasa terganggu akhirnya beranjak dari tempat tidurnya untuk mengecek asal suara bising tersebut. Sandi mengendap-endap memastikan kembali asap suara bising itu benar-benar dari depan rumahnya.

Sandi perlahan membuka gorden kaca dan melihat sekitar, namun ia tak lagi mendengar suara bising tersebut sampai kedatangan Mesya yang secara tiba-tiba mengejutkan Sandi

"Mas lagi ngapain?!"

Mesya yang menepuk pundak Sandi sontak membuat Sandi terperanjat dari tempatnya sambil mengusap dadanya karena terkejut.

"Astagfirullah, kamu ini ngagetin mas aja"

"Lagian Mas lihat apaan sih, serius amat"

Sandi menghela nafasnya, sebelum menjawab pertanyaan dari Mesya kini keduanya mendengar suara bising itu berasal dari depan teras mereka. Keduanya mengintip di jendela, namun Mesya tiba-tiba membulatkan matanya dan hendak berteriak namun tangan Sandi langsung membekap mulut Mesya.

Sandi menarik kembali tubuh Mesya untuk duduk di sofa. Dengan nafas terengah-engah dan wajah yang pucat Mesya memegang tangan Sandi dengan gemetaran.

"Ma-Mass... Itu di luar, ap-apaka?!"

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!