Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Kebahagiaan Arumi
Bab 25
Dunia Arumi kini selalu berpusat kepada Reyhan bukan lagi Ryan. Dia sadar kalau dirinya mulai mencintai sang suami. Semenjak kejadian di vila, hubungan ranjang mereka semakin mesra. Dia belum tahu kalau Reyhan sudah bisa melihat normal lagi.
Reyhan merasa tidak bersalah karena tidak jujur mengatakan hal penting itu kepada Arumi. Karena dia takut jika jujur kepada istrinya, semua orang akan tahu kalau dia bisa melihat lagi. Sementara dia masih punya sesuatu yang harus dia selidiki kebenarannya. Jadi, dia pura-pura memilih masih buta.
Selain itu, Reyhan juga tidak mau kehilangan perhatian dari Arumi. Jika sudah ketahuan bisa melihat, nanti istrinya tidak akan memandikan dan menyuapi lagi dirinya. Baginya, banyak keuntungan yang dia dapat dengan pura-pura buta.
"Mas, besok aku harus melihat proyek pembangunan masjid, karena sudah selesai. Warga di sana juga akan rencananya akan mengadakan acara syukuran karena pembangunan masjid sudah selesai. Izinkan aku pergi, ya?" Arumi merangkul lengan Reyhan yang sedang mendengarkan acara berita.
"Pulangnya jam berapa?" tanya Reyhan.
"Aku tidak tahu," jawab Arumi lirih. "Aku takutnya menginap di sana. Bisa saja acara berlangsung sampai malam. Tapi, aku pergi dengan keluarga besar Rinjani."
Reyhan sebenarnya merasa berat memberikan izin kepada Arumi. Namun, dia tahu kalau itu adalah salah satu proyek kebanggaan sang istri.
"Aku berikan izin, asal malam ini kamu berikan pelayanan terbaik sama aku," balas Reyhan dengan suara yang bisa didengar oleh Ryan yang kebetulan lewat rumah keluarga.
"Siap, Paksu!" balas Arumi senang.
Ryan mengepalkan kedua tangannya. Dia sudah tahu kalau mereka sering bercinta. Tidak ada yang salah karena mereka adalah pasangan suami-istri yang sah. Laki-laki itu tidak tahu kalau Reyhan dan Arumi baru sah secara agama dan belum tercatat di KUA.
Melihat rambut Arumi yang selalu basah di pagi hari. Jejak merah di leher atau tengkuk. Terkadang dia mendengar suara desaahan keduanya, jika sedang duduk di taman dekat jendela kamar Reyhan.
Sampai sekarang Ryan masih mencintai Arumi. Belum ada satu wanita pun yang bisa menggesernya di dalam hati dia.
"Kalau begitu, ayo, kita ke kamar!" ajak Reyhan.
Arumi yang ikut berdiri terkejut ketika melihat ada Ryan berdiri sambil menatap ke arahnya. Dia yakin kalau mantan kekasihnya itu mendengar ucapannya barusan. Di dalam hati, wanita itu berharap Ryan bisa segera mendapatkan pengganti dirinya. Dia ingin laki-laki itu juga segera mendapatkan kebahagiaannya.
***
Keesokan harinya Arumi pergi ke kampung Sekarwangi bersama keluarga besar Arumi untuk menghadiri acara syukuran. Selain Arumi ada juga beberapa orang dari kantornya yang ikut acara syukuran ini.
"Aku lihat kamu semakin cantik dan bersinar. Pastinya sering mendapatkan suntikan cinta dari Pak Suami," kata Satria menggoda Arumi.
Rinjani ikut tersenyum geli karena suaminya sangat suka sekali menggoda temannya ini. Mereka sudah saling mengenal dan berteman sejak lama, jadi tidak ada rasa sungkan lagi ketika bercanda.
"Apaan, sih!" Arumi tersipu malu.
"Tapi, bener apa yang dikatakan oleh Mas Satria. Kamu sekarang terlihat bahagia dan aku ikut senang melihatnya," ujar Rinjani.
"Benarkah kini aku terlihat bahagia?" tanya Arumi sangsi.
"Iya. Kayak orang yang lagi kasmaran," jawab Rinjani diikuti tawa kecil.
Arumi mengakui kalau dirinya bahagia saat ini. Apalagi hubungannya dengan Reyhan sudah jauh lebih baik dibandingkan awal pernikahan mereka. Dia bahagia karena merasa dicintai oleh suaminya. Perlakuan Reyhan kepadanya yang membuat dia jatuh hati kepadanya.
"Arumi, apa kamu sedang hamil?" tanya Bu Kirana, mertuanya Rinjani.
"A ... tidak, Bu," jawab Arumi salah tingkah. Bulan lalu, dia masih mendapatkan tamu bulanannya.
"Tapi, muka kamu agak pucat kayak wanita yang sedang hamil. Coba cek!" Kali ini Bu Dewi—mertua pertama Rinjani—yang berbicara.
"Iya, nanti kalau sudah pulang aku coba cek," balas Arumi. Sebenarnya dia juga ingin segera punya anak. Rinjani saja sebentar lagi akan lahiran. Terlebih anaknya kembar tiga.
"Aku juga ingin punya anak kembar," celetuk Arumi sambil mengusap perut besar Rinjani.
Seperti dugaan Arumi, mereka pulang malam, jadi dia menginap di hotel di kota sebelah dan pagi-pagi lanjut lagi pergi ke ibu kota. Dia melakukan video call dengan Reyhan. Suaminya itu mengeluh tidak bisa tidur karena tidak ada guling hangat yang selalu dipeluknya.
"Aku juga tidak bisa tidur, Mas. Karena tidak ada yang memelukku," balas Arumi malu-malu.
"Nanti kedepannya aku tidak akan kasih izin kalau pergi lama. Jika mau, harus bawa aku juga," ucap Reyhan.
Arumi masih saja belum sadar kalau suaminya sudah bisa melihat. Bagi orang yang buta, tidak ada bedanya melakukan panggilan telepon dengan video call. Jika orang yang penglihatannya normal tidak aneh jika melakukan video call karena bisa saling melihat.
Setelah melakukan video call selama 30 menit, Arumi akhirnya merasa ngantuk, begitu juga dengan Reyhan. Akhirnya mereka pun tidur.
***
Arumi pulang ke rumah, tetapi tidak mendapati keberadaan suaminya. Dia mendapat kabar dari Bi Nina kalau Reyhan pergi ke kantor dijemput oleh Bram.
"Bi, tolong buatkan makan siang dengan menu kesukaan Mas Reyhan. Nanti aku akan bawa ke kantornya. Sekarang aku mau istirahat dulu," kata Arumi.
"Baik, Non."
Setelah berendam beberapa menit, Arumi pun mengistirahatkan tubuhnya. Dia menyetir cukup lama dan membuatnya lelah.
Jam sebelas siang, Arumi bangun dan mempersiapkan diri untuk pergi ke kantor Reyhan. Dia berdandan dengan rapi dan berdandan menggunakan make up natural.
"Bi, apa makanannya sudah siap?" tanya Arumi.
"Sudah, Non," jawab wanita paruh baya itu. "Ini, Non!"
Arumi menerima cooler bag yang berisi makan siangnya bersama Reyhan. Dia pergi menggunakan taksi online karena berniat akan menemani Reyhan sampai jam pulang kerja. Nanti akan pulang bersama.
Arumi berpapasan dengan Ryan di lobi gedung, mereka hanya saling mengangguk dan tersenyum tipis. Beberapa karyawan melihat mereka dengan tatapan iba kepada Ryan dan marah kepada Arumi karena sudah berselingkuh dengan Reyhan.
Dengan langkah tegap, Arumi keluar dari lift. Dia tidak mendapati Berry di meja kerjanya. Dia pun berjalan menuju ke ruang kerja Reyhan.
Ketika akan memegang handle pintu, rupanya pintu itu sudah terbuka walau sedikit. Dia bisa mendengar suara tawa Reyhan bersama beberapa orang temannya.
"Eh, tapi aku enggak nyangka kalau Ryan belum pernah ngapa-ngapain Arumi selama mereka berpacaran," ucap Brandon.
"Padahal ibunya tukang penggoda, aku kira anaknya juga sama," lanjut Reyhan. "Tapi, aku melihat ada darah keluar yang keluar. Dia juga mengaku baru pertama kali melakukan hal itu sama aku."
Jantung Arumi seakan berhenti berdetak mendengar ucapan Reyhan dengan teman-temannya. Tubuhnya bergetar dan mendadak lemas.
***