Pernikahan yang awal bahagia harus goyah saat sang mantan istri dari suami Delia Ismawati kembali dari Hongkong. Mampukah Delia mempertahankan rumah tangganya dengan Husni sang suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khaula Azur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI
Bab 19
"Kalian ngobrol aja dulu ya, aku ke toilet sebentar." Ucap Elisa. Sahabat Delia itu melenggang pergi ke toilet.
Rahman duduk di kursi kosong tepat di hadapan Delia dengan meja sebagai pembatas. Sebuah tangan terulur dengan memegang handphonenya memotret mereka berdua.
"Apa kabar, Delia?." Tanya Rahman pada Delia.
Mereka duduk berhadapan.
"Alkhamdulillah, aku baik kak, Kakak sendiri gimana kabarnya? Sudah lama ya, kita gak jumpa!." Jawab Delia.
"Ya, beginilah seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Sudah lama sekali kita tidak jumpa, terakhir kita bertemu di acara lamaran kamu sama Husni. Maaf ya aku gak hadir di acara pernikahanmu." Rahman dengan tatapan penuh kerinduan. Di tatap Rahman begitu intens membuat Delia salting, Delia menyeruput jus alpukatnya buru-buru hingga ia terbatuk-batuk.
"Kamu gak apa-apa? Pelan-pelan Del!." Rahman dengan lembut. Tangan Rahman terulur hendak mengambilkan tisu di sampingnya, Namun, ia urung ketika melihat Elisa mendekati mereka.
"Kamu kenapa Del?." Tanya Elisa saat melihat sahabatnya batuk-batuk.
"Gak apa-apa, kok! Tadi hanya tersedak saat minum." Delia menanggapinya.
"Sahabat kamu gak berubah, ya? Dia selalu tersedak saat makan. Kamu pasti sedang memikirkan sesuatu, kan?." Tanya Rahman menatap kearah Delia.
"Ya, kamu benar, Kak! Saat ini dia lagi mikirin.." Elisa ucapannya terhenti Delia sengaja memotong pembicaraannya.
"Gak ada kak, jangan dengerin dia, Elisa kadang suka asal." Delia dengan menutup mulut sahabatnya yang duduk di dekatnya.
"Jam istirahat sudah selesai kita balik ke butik." Delia dengan menarik tangan sahabatnya itu. Delia bangun berdiri.
"Loh, kita belum ngobrol banyak, kenapa buru-buru pergi?." Tanya Rahman bingung.
"Lain kali aja ya, kak!." Delia.
Delia dan Elisa melangkah pergi meninggalkan Rahman sendirian.
Saat mereka berjalan menuju kearah mobil milik Elisa di tempat parkiran, tak sengaja Delia menabrak bahu seseorang yang sama-sama baru saja keluar dari restoran tempat Delia dan Elisa makan siang, tentu saja Delia mengenali seorang wanita yang mengenakan setelan blazer dengan rok di atas lututnya yang kini berdiri di sampingnya, wanita itu adalah Siska, sahabat Rindu.
"Eh, Mba Siska. Aduh.. maaf ya mba!." Delia.
"Lain kali kalo jalan lihat-lihat pake mata!." Siska dengan ketus.
"Eh, Mba. Yang salah tuh situ, Delia yang jalan di depan duluan, kok jadi nyalahin temen aku. Situ yang nabrak sendiri." Elisa yang tak terima sahabatnya di salahkan.
"Siapa loe? sok ikut campur urusan orang?." Siska ketusnya.
"Ih dasar ya, emang kamu dan temen kamu tuh cocok, kalian satu se frekuensi, gak tau diri." Elisa ejeknya.
"El, udah malu kalo di liat orang." Delia menenangkan sahabatnya.
"Del, gue lagi belain loe, dia itu emang kudu di kasih pelajaran." Elisa mulai emosi.
"Sis, udah ya. Liat tuh banyak orang liat kita, kita pergi aja, yuk!." Delia dengan menengok ke kanan dan ke kiri menatap orang yang sedang memperhatikan mereka. Sadar sudah jadi perhatian banyak orang Elisa menurut, ia dan Delia masuk mobil berwarna merah milik Elisa. Mobil itu mulai meninggalkan area restoran. Siska yang masih berdiri di tempatnya hanya menyunggingkan bibirnya.
Motor yang di kendarai Delia sudah sampai di pekarangan rumahnya, kendaraan roda dua itu berhenti di depan rumahnya. Nampak ada tamu di rumahnya, dalam benak Delia. Dan benar saja ternyata ada tamu seorang wanita paruh baya, rupanya Husni sudah pulang dari kerja, ia sedang duduk di sofa berbincang-bincang dengan wanita itu di ruang tamu. Menyadari sang istri sudah pulang Husni bangun dari duduknya, melangkah kearah sang istri yang berdiri di depan pintu.
"Delia, ini Bu Marni tetangga kita yang di ujung sana, dia bersedia membantu beres-beres rumah. Tapi aku meminta dia datang pagi dan pulang di sore hari, dan Bu Marni setuju." Husni terangnya.
Delia dan Bu Marni Saling bersalaman.
"Moga Bu Marni kerasan ya kerja di sini." Delia dengan senyum ramah.
"Ya, Bu. Saya juga berterima kasih sudah menerima saya kerja disini. Saya sering dengar dari warga sini kalau ibu dan pak Husni adalah orang baik." Bu Marni pujinya.
"Maaf, ya. Bu Marni saya dan suami saya jarang sekali bersosialisasi dengan warga sini." Delia tak enak hati.
"Gak apa-apa, Bu! Saya maklumi kalian orang sibuk jadi jarang berkumpul dengan warga sini." Bu Marni.
Tak lama kurang dari lima belas menit, Bu Marni pun pamit untuk pulang. Besok ia mulai bekerja di rumah Husni.
"Kok kamu udah pulang, Mas?." Tanya Delia heran. Biasanya suaminya itu pulang sore sekitar jam lima.
"Iya, aku ambil cuti sehari mau mencari asisten rumah tangga, rencananya mau pergi ke tempat yayasan jasa art, tapi pas ketemu pak RT dia bilang kalau tetangga di ujung lagi cari kerja jadi art."
Husni menjelaskannya, Delia hanya ber'O. Sebelum Delia pergi ke kamarnya, ia pergi ke kamar Mia, putrinya sedang tidur siang.
"Kamu yang jemput Mia, Mas?." Delia pada Husni saat mereka bertemu di ruang meja makan.
"Iya, setelah pulang dari kantor sekalian mampir." Ucap Husni.
"Mau di bikinin kopi atau apa?." Delia.
"Teh manis aja deh, panas-panas gini enaknya minum yang manis-manis."
"Tunggu sebentar, ya!." Delia.
Menunggu beberapa menit teh manis buatan Delia pun sudah di sajikan. Husni menyeruput teh manis buatan istrinya, Delia menaruh kripik singkong keju di meja dihadapan suaminya.
"Teh manis buatan kamu gak pernah gagal sayang." Husni memujinya. Delia hanya diam saja.
"Mas, aku masuk kamar ya, mau mandi." Delia izinnya.
Husni mengiyakan, sebenarnya Husni ingin berbincang-bincang dengan Delia namun melihat bagaimana Delia masih enggan ingin bicara dengannya. Husni hanya menghela nafasnya berat. Husni berusaha sabar.
Hari semakin gelap Husni sedang duduk di ranjangnya sambil bermain game di handphonenya, sambil menunggu sang istri yang sedang menemani Mia sebelum tidur.
Triing...
Suara bunyi pesan masuk di handphone milik Husni,
Husni membuka isi pesan di handphonenya, matanya membulat saat melihat kiriman foto Delia sedang duduk berhadapan dengan Rahman. Dada Husni bergemuruh, ada rasa panas menjalar di hatinya. Husni tahu betul perasaan Rahman pada istrinya itu, pria yang pernah melamar Delia, namun sayang Delia lebih memilih dirinya. Walaupun begitu tetap saja rasa cemburunya pada pria itu tak hilang.
Triing..
Bunyi suara pesan itu muncul lagi dengan mengirim chat bertuliskan.
"Lihat kelakuan istri kamu di belakang kamu, dia menemui laki-laki lain. Sangat menjijikkan...!." Itulah isi chat itu yang ternyata dari Rindu mantan istrinya.
"Jangan menuduh istriku macam-macam Rindu." Husni membalas pesan chat kepada Rindu.
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA GUYS..