Kedatangan seorang wanita sebagai manager baru grup Maverick membuat para member terkejut. Terlebih lagi tidak adanya alasan yang tepat untuk menerima manager baru saat ini. Lantas mengapa perusahaan harus merekrut orang di saat mereka sama sekali tidak memerlukan tenaga tambahan?
Namun karena petinggi perusahaan yang memberi keputusan semua hanya bisa diam dan menerima. Awalnya tidak ada yang salah, semua berjalan sesuai rencana, jadwal dan member semua dalam keadaan baik. Sampai bulan demi bulan terlewati dan masalah pun mulai bermunculan. Mulai dari peristiwa penggelapan dana, pergantian CEO hingga penculikan yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa masalah datang silih berganti bersamaan dengan kehadiran sang manager baru? Apakah ada rahasia di balik ini semua atau memang semua ini adalah rencananya? Lantas bagaimana nasib para member setelah ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achazia_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
Dengan cepat para staf mendandani Uta begitu pria itu menginjakkan kaki ke lokasi syuting. Bisa Alexa lihat segala persiapan mereka sudah selesai, hanya tinggal mempersiapkan Uta‒sang bintang utama‒saja. Alexa tak banyak berbicara, ia hanya membantu sebisanya‒karena memang semuanya sudah selesai.
Photo shoot berlangsung setelah Uta selesai bersiap-siap. Kali ini konsepnya sederhana, t-shirt putih dibalut dengan kemeja hitam dan celana bahan, tapi walau begitu aura Uta berhasil keluar dengan baik. Kesan berkelas namun karismatik berhasil ia tunjukkan walau photo shoot saat ini tak menggunakan banyak properti khusus, hanya beberapa lukisan dengan warna kontras yang ditempel di dinding berwarna abu-abu. Kali ini photo shoot Uta berjalan dengan cepat, semuanya berjalan lancar karena memang Uta berhasil mempresentasikan pakaian dan barang yang ia pakai dengan baik.
“Terima kasih atas kerja kerasmu hari ini Uta-ssi, semoga kita bisa bekerja sama lagi di lain waktu,” ujar sang director. Alexa dan Uta menanggapinya dengan membalas terima kasih. Setelah semua urusan selesai mereka kembali ke agensi. Perjalanan kali ini berbeda karena akhirnya Alexa membuka percakapan di antara keduanya.
“Kerja bagus Uta-ssi, aku bahkan hampir tak mengenalimu saat photo shoot tadi.”
“Terima kasih.” Hanya jawaban singkat yang Uta berikan. Yah, tidak heran kejadian buruk baru menimpa grup mereka jadi sedikit banyak pasti mempengaruhi suasana hati mereka.
“Yah sudahlah, lagi pula bukan urusanku.” batin Alexa, ia memutuskan untuk fokus menyetir. Lagi pula malam ini ia punya tugas penting.
****
Mengikuti ide gila Samuel, Alexa benar-benar datang ke Le Chamber Club. Lumayan juga kan? Ia bisa bermain judi dan bersenang-senang sambil menyesap manisnya alkohol sekalian memantau kondisi klub. Siapa tau, musuh utamanya akan tertarik padanya? Jika itu benar-benar terjadi maka langkahnya akan semakin mudah.
Le Chamber Club, salah satu klub elit di Korea. Kenapa bisa disebut elit? Karena para pelanggan klub itu rata-rata adalah pria berdasi atau orang dengan nama besar. Tidak heran, klub itu menyediakan berbagai wine elit dari berbagai belahan dunia, ada juga judi, narkoba dan wanita malam, tapi yang lebih mengesankan adalah kehebatan klub ini dalam menutup rapat pintu informasi. Semua yang terjadi di dalam klub tersimpan rapat dan tak pernah bocor keluar. Makanya banyak nama besar yang datang, tentu saja agar semua perbuatan bejat mereka tak terendus media.
Alexa sudah ada di depan klub sekarang, ia langsung menuju ke klub setelah dari agensi. Pakaiannya? Siapa peduli? Memangnya tidak ada pekerja kantoran yang pergi mabuk?
Seperti yang dikatakan Daniel, sebelum masuk ia mendapat pengecekan oleh para penjaga di depan pintu. “Tidak heran mereka benar-benar menutup rapat pintu informasi.” batin Alexa saat ia melihat suasana di dalam. Sekilas kondisi di dalam memang sama dengan klub-klub biasanya. Ada yang mabuk, having sex, berjudi atau sekedar ngobrol sambil menghisap kokkain, tapi rahasia yang tersembunyi di balik klub inilah yang menyebabkan ketatnya penjagaan yang mereka terapkan.
“Apakah saya bisa bergabung dengan tuan-tuan sekalian?” ucap Alexa sambil menebar senyum pada sekumpulan lelaki yang berkumpul di satu meja. Di atas meja itu ada banyak tumpukan poker dan chip koin yang menjadi pengganti uang dalam klub ini.
“Tentu Nona silakan bergabung, kami baru akan memulai babak baru.” Seorang pria berjas rapi dengan kartu poker di tangannya menjawab, sepertinya dia adalah dealer¹.
Kali ini permainan yang akan dimainkan adalah Blackjack. Salah satu permainan kartu yang sudah umum dimainkan di kasino. Permainan ini dilakukan maksimal oleh tujuh orang pemain duduk di satu meja melawan seorang dealer. Pertama para pemain akan menerima dua kartu, lalu akan menentukan akan terus menerima kartu atau tidak. Dealer atau pemain harus mengumpulkan kartu dengan total angka 21 atau mendekati 21. Dalam permainan ini gambar apa yang ada di atas kartu tak akan dianggap, yang paling utama adalah angka di atasnya. Kartu dengan alfabet akan dihitung sepuluh, tapi pada kartu A (Ace) bisa dihitung sebelas atau satu sesuai keadaan.
Di awal permainan, pemain akan menentukan jumlah taruhan mereka dengan chip. Kemudian dealer akan membagi dua kartu pada masing-masing pemain, setelah itu dealer akan membuka satu kartunya baru pemain mengecek kartu yang ia pegang dan menentukan akan menambah kartu atau tidak. Dalam permainan, jika pemain menambah kartu sampai melebihi angka 21, maka akan otomatis kalah karena dianggap bust. Jika menang dari dealer maka jumlah taruhannya akan dilipat gandakan dan jika dua kartu yang pertama diterima pemain langsung berjumlah 21 maka ia akan mendapatkan 150% dari taruhannya.
“Karena tujuanku adalah memperbanyak hutang di sini, jadi aku tak perlu bermain serius.” batin Alexa sambil melirik kartu dari dealer. 19 poin, bukan angka yang buruk. Kemudian ia mengeluarkan chip, full betting seratus juta.
“Wah, sepertinya Nona cukup percaya diri.” Seorang pria di samping Alexa berucap sambil melepas kaca matanya, “Saya Jung Taehoon.”
“Yah, saya hanya cukup sering memainkan ini, Tuan Jung.”
Jung Taehoon mengangkat satu alisnya, “tapi saya baru melihat Anda di sini Nona atau selama ini saya melewatkan kecantikan Anda?”
Alexa tertawa, “saya baru di sini.” Ia membuka kartunya, 19 seperti yang sudah kita tahu, sekarang giliran dealer yang menunjukkan kartunya. Di luar dugaan sang dealer hanya memegang kartu 18 poin. Alexa menang kali ini.
“Sepertinya kau akan untung besar kali ini, Nona?”
“Alexa dan ya semoga saja perkataanmu benar.”
Permainan terus berlanjut, dealer kembali membagikan kartu pada para pemain, kali ini Alexa hanya mendapat 9 poin. Kemudian ia kembali memutuskan untuk menambah poin, kini total kartu yang ia bawa menjadi 14 poin, tiba-tiba ia melempar full betting lagi.
“Apa kau mendapat kartu yang bagus lagi, Nona?” Jung Taehoon kembali bertanya, entah kenapa lelaki itu seperti sangat ingin mendekatinya.
“Sepertinya begitu,” balas Alexa, ia kembali menunggu situasi sebelum melempar double down. Double down adalah saat dimana pemain bertaruh dua kali lipat dari taruhan awal dengan syarat hanya menambah satu kartu tambahan. Kemudian ia menerima kartu ternyata ia mendapat 9 poin tambahan, sesuai aturan ternyata ia malah mendapat bust.
“Sayang sekali Nona sepertinya keberuntungan Anda hilang kali ini.”
“Saya baru pemanasan.”
Seperti kata Alexa, ia baru pemanasan. Permainan berlangsung dengan cukup seru dan sesuai rencana Alexa banyak mengalami kekalahan, ia sudah merugi sebanyak 500 juta Korea Won. Angka yang cukup fantastis untuk dihabiskan dalam satu malam.
“Anda ingin pergi Nona? Apa Anda sudah kehabisan uang? Saya bisa meminjamkan Anda beberapa,” ucap Jung Taehoon, pria itu dengan santai mengeluarkan beberapa gepok uang.
“Tidak, saya tidak tertarik untuk menghabiskan uang orang lain, lagi pula akan repot jika Anda meminta saya membayar hutangnya, bagaimana jika Anda memberi saya bunga seratus persen?”
Alexa mengemasi barangnya, bersiap untuk pergi sebelum akhirnya balasan Jung Taehoon berhasil menarik perhatiannya. “Bagaimana dengan meminjam beberapa chip pada kasino, kudengar mereka hanya memberi bunga sebanyak 5%.”
Alexa mengangkat sebelah alisnya. “Sudah ku duga bahwa dia adalah salah satu anggota cobra.” Sejak tadi Alexa memang sudah mengawasi lelaki di sampingnya, ada moncong pistol yang tersembunyi di saku kemejanya walaupun pistol itu berusaha ia sembunyikan, tapi mata tajam Alexa bisa melihatnya dengan jelas.
“Tak buruk, sepertinya aku bisa kembali mengumpulkan uangku yang lenyap.” ujar Alexa, ia benar-benar menuju ke meja khusus yang digunakan untuk ‘meminjam uang’. Ia dengan gila meminjam satu miliar dan menghabiskan hampir setengahnya. Kemudian bukannya langsung pulang, wanita itu malah dengan asik meminum wine-wine mahal di sana. Apakah ia masih sadar tujuan utamanya?
_____________________
¹Dealer: Dealer adalah individu yang bertugas untuk mengawasi permainan, membagi kartu dan memastikan para pemain mengikuti aturan dengan baik.
mampir balike ke ceritaku juga "30 hari"
semoga semakin rame yaaa
Trimakasih kak sudah berkunjung 💜