Sugar Daddy Kesayanganku

Sasa menikmati kulit salmon crispy yang memang merupakan favoritnya bersama Xander yang mengakui ini lebih enak dari Oslo.

"Pantas Sasa cari ... Enak lho Papa," ucap Xander.

Xavier pun mengambil sepotong kulit salmon dan memakannya. Mata hijau kekuningan pria itu menatap Sasa yang tampak mengangguk sambil tersenyum simpul.

"Enak kan Mr Horance?" tanya Sasa penuh semangat.

"Lumayan ...." Xavier mengelap tangannya dengan napkin.

Sasa memicingkan matanya. "Lidah anda perlu sekolah !"

Xavier mendelik. "Apa maksud kamu?"

"Dengar Mr Horance, ini makanan enak tapi memang mehong. Kalau ada waktu, anda akan saya ajak kuliner yang pasti kalian tidak suka tempatnya tapi sumpah, itu bakso paling enak yang pernah aku makan! Atau kita ke Solo, kota kembar Siam namanya dengan Oslo. Don't judge a waroeng from it's cover ! But try the food, comment belakangan!" omel Sasa yang tidak terima lidah Xavier bilang itu kulit salmonnya biasa.

Memang harus dikursuskan lidah manusia viking satu ini ! - batin Sasa.

Xander cekikikan melihat wajah judes Sasa ke ayahnya yang tidak ada takutnya. Padahal Xavier adalah pengusaha paling ditakuti oleh semua pegawainya di Oslo dan juga rekan bisnisnya. Xavier memiliki perusahaan pengembang aplikasi, software dan IT lainnya yang menguasai pangsa Eropa hingga beberapa negara di Afrika dan Asia Selatan.

"Kalau memang Solo seperti yang kamu bilang, kenapa tidak kamu buktikan?"

"Boleh !" jawab Sasa tegas.

"Kamu biasanya naik apa kesana?" tanya Xavier.

Hampir saja Sasa bilang naik mobil tapi untung dia ingat kalau dirinya sedang bercosplay menjadi missqueen. "Tentu saja, bis atau travel !" jawabnya dengan nada bangga.

Xavier menggelengkan kepalanya.

"Hei, tranportasi publik itu untuk mengurangi kemacetan. Lagipula, duduk manis, merem satu jaman sudah sampai. Tenaga disimpan untuk keliling jajan kuliner !" lanjut Sasa sambil tersenyum lebar. "Biarpun body aku macam gitar Spanyol yang bukan separo nyolong, tapi yang penting I'm happy and I'm confidence!"

Xander sudah tertawa terbahak-bahak melihat Sasa yang bicara dengan tiga bahas campur aduk antara Indonesia, Inggris dan Jawa.

"Sasa! Kamu sangat lucu !" gelak bocah ganteng itu.

"Sayang, memang uang aku tidak banyak tapi dalam mencari kebahagiaan itu dari diri kamu sendiri. Percuma kamu punya banyak uang tapi kamu merasa sepi, merasa kosong dan yang ada malah kamu jadi salah jalan. Kalau aku, sudah memperhitungkan budget saat kamu butuh healing disela-sela keribetan pekerjaan. Misal nih, budget aku cuma cukup sampai Salatiga, ya sudah. Mau kemana? Makan atau jalan-jalan sampai kaki kamu pengkor. Lagipula, tranportasi publik juga mudah kok. Mau naik bis, angkot, Uber juga bisa." Sasa menatap Xander serius.

"Kalau misal Sasa tidak punya uang?" tanya Xander.

"Ya di rumah. Hibernasi macam beruang Grizzly."

Xander menoleh ke arah ayahnya. "Pappa, jeg liker ham. Kan vi bo sammen ( papa, aku suka dia. apakah kita bisa hidup bersama)?"

"Det ser ut til at Sasa ikke er en jente som vanligvis bor sammen med en mann uten ekteskap ( sepertinya Sasa buka tipe gadis yang bisa hidup bersama tanpa pernikahan ). Kulturen her er annerledes enn den i Norge ( Budaya disini berbeda dengan di Norwegia )," jawab Xavier.

"Tunggu kalian berdua. Kalian ngomong apa?" Sasa menatap bergantian antara Xavier dan Xander.

"Bare prøv det pappa. Hvem vet, Sasa vil være sammen med pappa ( dicoba saja papa. Siapa tahu Sasa mau dengan papa )," senyum Xander.

Sasa masih memasang wajah bingung. "Hello, saya satu-satunya bukan keturunan Viking meskipun klub sepakbola Persib Bandung punya julukan Viking."

"Hvordan vil pappa ta Sasa hjem sammen og deg på rommet ditt? La pappa snakke med Sasa alene ( bagaimana nanti papa yang antar Sasa dan kamu di kamar ? Papa butuh bicara berdua dengan Sasa )?" Xavier mengedipkan sebelah matanya.

"Oke Papa."

"Wait! Oke papa apaan?" tanya Sasa bingung.

"Rahasia !" senyum Xavier ke Sasa, membuat gadis itu sedikit merinding.

Oke, ini ada yang tidak rebes ... Eh beres ! - batin Sasa.

***

Usai makan malam, Xander meminta ijin untuk kembali ke kamarnya karena sudah ngantuk sementara Xavier mengajak Sasa ke sebuah lounge untuk minum kopi. Sasa sendiri tidak masalah karena sudah biasa kesana. Hanya satu saja doanya, tidak ada yang mengenali dirinya ! Bisa berantakan acara bercosplaynya!

"Sasa, boleh aku tanya sesuatu?" Xavier menatap Sasa sambil menyesap kopinya.

"Apa itu?"

"Berapa gaji kamu sebulan sebagai guru dan berapa pengeluaran kamu sebulan?"

Sasa melongo. "Tunggu, yakin kamu manusia Viking? Bukan dari dinas pajak yang mau memeriksa keuangan aku?"

Xavier cemberut. "Mana ada orang pajak Indonesia casingnya seperti aku?"

"Ah iya, orang pajak Konoha kan mukanya pada njelehi !" gumam Sasa judes.

"Apa?"

"Nothing!" jawab Sasa sambil minum kopinya.

"So, karena aku merasa bahwa cuma kamu wanita yang membuat phobia aku tidak muncul. Jadi macam ..."

"Kryptonite? In a good way soalnya kalau di Superman kan in a bad way," potong Sasa.

"Exactly."

"Apakah saya akan menjadi kryptonite anda setiap bertemu dengan wanita?"

"Bisa dikatakan begitu. Dan aku akan membayar kamu."

Sasa mengerjap-ngerjapkan matanya. "Dibayar? Tapi aku bukan terapis."

"Memang bukan tapi kamu akan mendampingi aku. Sasa, aku tahu kamu hidup pas-pasan dengan rumah yang ... Tidak layak menurut aku."

"Well, selama tidak bocor, aman lah menurut aku," jawab Sasa sebal. Asli ini orang maunya apa?

"Tapi tetap saja. Dengar, aku punya banyak uang dan aku tidak sayang untuk membeli kamu ... Apa istilahnya ... Aku akan menjadi sugar Daddy kamu jadi kamu tidak akan kekurangan dan baju kamu tidak selusuh seperti yang aku lihat awal kita bertemu."

Sasa semakin melongo. Tunggu .... Apa? Aku dianggap benar-benar missqueen dan akan melakukan segala cara untuk tidak kekurangan uang?

"Aku akan memberikan kamu setiap bulan senilai 500 juta rupiah selama enam bulan karena aku tinggal disini hanya selama itu tapi kamu, harus tinggal bersama aku dan Xander di apartemen kami yang sedang direnovasi sedikit."

Sasa harus menepuk dadanya pelan. Papaaaaa anakmu dibeli manusia viking Paaaa! Duh, kalau Eyang Dewa dengar, bisa ngereog empat puluh hari ini !

"Ehem. Begini, soal tinggal bersama, saya tidak ..."

"Apakah kamu tidak mau berhubungan intim denganku?" tembak Xavier.

"Iya karena ..."

"Tinggal bersama saja seperti roommate di kampus. Tapi kamu tetap satu atap sama aku. Tidak ada s3ks, hanya tiga orang yang nyaman tinggal bersama. Bagaimana?" Xavier menatap tajam ke Sasa.

Gadis itu tampak berpikir. Eh, tapi ini mungkin salah satu ujian hidup ya? Lagian kapan lagi dapat uang 500 juta tiap bulan tanpa kerja keras? Kayaknya lucu juga cosplay nya ditambah jadi sugar baby. Iiiihhh gemes sendiri deh ngebayanginnya !

"No S3ks?"

"Nope !" jawab Xavier tegas.

"Hanya roommate?"

"Yes dan menjadi guru Xander juga."

Sasa tersenyum lalu mengulurkan tangannya dan disambut Xavier. "Deal!"

Asli, ini antara gue gabut apa gue edun? - batin Sasa. Que Sera Sera lah!

***

Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️