Idzam Maliq Barzakh seorang pengusaha muda yang sukses dalam karir nya namun tidak dalam urusan asmara. Karena jenuh dengan kisah asmaranya yang selalu bertemu wanita yang salah, ia berganti profesi menjadi penjual kebab di sebuah mini market atas saran sahabatnya Davin. Ia ingin mencari Bidadari yang tulus mencintainya tanpa memandang harta. Namun perjalanan kisah cintanya ketika menjadi penjual kebab selalu mengalami kegagalan. Karena rata-rata orang tua sang wanita langsung tidak setuju ketika tahu apa profesi Izam sebenarnya. Mereka beralasan jika anak mereka menikah dengan Izam akan menderita dan melarat karena tidak punya harta dari menjual kebab tersebut. Karena hampir putus asa, ia di sarankan sahabatnya fahri untuk tinggal di sebuah pesantren sederhana untuk memperdalam ilmu agama dan di sana lah ia bertemu bidadari yang sesungguhnya yang mau menerimanya apa adanya bukan ada apanya.
Mohon untuk tidak Boomlike teman-teman, untuk menghargai karya para author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Davin meradang Izam di hina
Anita berteriak-teriak memanggil Izam sehingga beberapa tamu melihat sambil berbisik-bisik. Ia menangis pilu yang mana membuat Abi nya datang mendekat.
"Ada apa ini? Kenapa kamu menangis begini di depan orang banyak? " tanya Abi nya dengan pelan tapi menyiratkan kekesalan.
"Kenapa gak Abi tanyakan kepada Umi dan kakaknya itu! Mereka sudah menghina dan merendahkan Mas Izam di depan semua orang hanya karena ia tidak mempunyai jabatan dan harta? Apakah salah Bi jika kita tidak mempunyai jabatan dan harta? Apakah itu dosa? Bukankah Abi selalu bilang jika di hadapan Allah itu semuanya sama? Tapi kenapa Umi berbuat seperti itu jika Allah berkata semua manusia di hadapannya adalah sama, tidak peduli yang banyak harta maupun yang tidak mempunyai harta yang paling penting hanya ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Itu yang penting! Benarkan Bi? " ucap Anita membuat Abi dan Umi nya mati kutu.
Ia pun langsung pergi dari acara tersebut ke kamarnya tanpa menghiraukan panggilan kakaknya. Sedangkan Haji Amir mengepal tangannya menahan amarah dan malu atas ulah istri dan kakak iparnya.
"Puas kamu sudah mempermalukan keluarga kita di hadapan semua orang? " bisik Haji Amir di telinga istrinya ketika ia berjalan pergi melewati sisi istrinya dan meninggalkan tempat tersebut.
"Deg" Hati Umi Anita seketika tercubit mendengar suaminya memanggilnya dengan sebutan kamu. Selama hampir 35 tahun mereka berumahtangga, suaminya tidak pernah memanggilnya dengan sebutan kamu.
Ia langsung pucat dan berkeringat dingin takut suaminya marah karena ulahnya tadi, ia kemudian bergegas pergi menyusul suaminya dan tidak menghiraukan lagi tamu-tamu nya.
Ahyar yang melihat gelagat Abi nya yang tidak enak di lihat terpaksa harus menemani tamu yang datang di acara syukuran tersebut.
Sedangkan Bude Maryam masa bodoh dengan semuanya, ia dengan cuek berbincang dengan beberapa kenalan nya yang kebetulan mereka saling mengenal.
Haji Amir mengetuk pintu kamar Anita dengan pelan agar Anita mau membuka kan pintu untuk nya, namun Anita menolak dan berteriak tidak ingin bicara dengan siapa pun termasuk Abi nya. Haji Amir hanya menghela napas dalam-dalam sambil memijit kepalanya yang tiba-tiba pusing karena kejadian ini.
🌿🌿🌿
Izam duduk termenung di teras rumah kontrakannya dengan sesekali ia menghela napas dengan kasar.
"Ternyata gak mudah mencari jodoh yang mau menerima kita apa adanya. Perempuan nya mau, keluarga nya gak mau. Tidak ada yang benar-benar tidak memperdulikan harta. Semuanya di ukur dari harta. " gumam Izam dengan lirih yang mana hanya dia yang bisa mendengar suara nya.
Ia kembali menatap langit biru yang sedang terik-teriknya karena sudah memasuki musim kemarau.
"Tidak usah di pikirkan omongan orang tentang kita! Semua itu tidak ada habisnya, jika yang satu diam, yang lainnya ikut bersuara. Cukup tutup saja telinga kita rapat-rapat dan anggap saja itu semua hanya hembusan angin lalu. Gak akan habis-habis nya jika kita mendengarkan omongan orang lain. " ucap seseorang dari pintu masuk pagar.
"Bunda Yasmine! " ucap Izam dengan wajah kaget dan malu.
"Boleh Bunda masuk? " tanya Bunda Yasmine bertanya.
"Tentu saja boleh Bunda. Masa tamu datang gak di bolehin masuk! " jawab Izam dengan malu ketahuan melamun.
Bunda Yasmine pun masuk ke dalam pekarangan rumah dan duduk di kursi teras di samping Izam yang hanya di batasi meja yang berada di tengah-tengah.
"Kamu masih kepikiran dengan hinaan yang di lontarkan istri Haji Amir tadi? " tanya Bunda Yasmine penuh selidik.
"Kok Bunda tahu? " tanya Izam balik dengan wajah bingung.
"Tentu saja Bunda tahu, karena belum lima menit Bunda datang mereka sudah menghinamu seperti itu! " jawab Bunda Yasmine dengan wajah bersimpati.
"Memalukan sekali Bun, hanya karena pekerjaan Izam sebagai penjual kebab mereka seenaknya saja menghina Izam. Bahkan mereka bilang Izam numpang makan dan juga menghina orang tua Izam tidak pernah makan makanan mewah seperti itu! " ucap Izam dengan miris.
"Seperti itu lah manusia Zam. Mereka yang sudah di budak oleh harta dan silaunya jabatan akan bertingkah seperti itu. Mereka berfikir jika orang seperti mereka lah yang patut di hormati dan di junjung tinggi. Jadi jika ada yang memiliki status sosial di bawah mereka, mereka selalu mengira kalau orang itu hanyalah parasit yang menyusahkan dan menumpang hidup dengan mereka. " jawab Bunda Yasmine panjang lebar.
"Dengar kan Bunda Zam! Walaupun kita baru saja berkenalan, entah kenapa Bunda merasa jika suatu saat nanti kamu akan membungkam mulut mereka dengan kesuksesan mu! Jadikanlah hinaan orang menjadi acuan untuk berusaha lebih keras lagi, dan jangan lupa untuk melibatkan Allah di dalam setiap urusan. InsyaAllah kau pasti akan mendapatkan hasil yang memuaskan. " ucap Bunda Yasmine dengan bijaksana.
"Terimakasih Bunda atas nasihatnya! InsyaAllah Izam akan berusaha lebih giat lagi untuk diri Izam sendiri, bukan untuk orang lain. " jawab Izam dengan penuh haru.
Setelah cukup lama berbincang, Bunda Yasmine pamit pulang karena sudah hampir memasuki waktu shalat Asar.
Sehabis mandi sore, Izam duduk santai lagi di depan teras sambil meminum kopi pahit dengan di temani roti bakar yang ia beli online.
Sebuah mobil memasuki pekarangan rumah kontrakannya, ternyata Davin lah yang datang.
"Tumben main ke sini! " tegur Izam ketika Davin berjalan ke arah nya duduk.
"Suntuk gue di apartemen! Ya sudah main aja ke sini sekalian ikut elo jualan nanti malam! " jawab Davin asal saja.
"Kenapa muka loe! Gak enak banget gue liat? Kenapa? " tanya Davin kepo.
Dengan berat hati, Izam pun menceritakan kejadian yang terjadi di rumah Anita sewaktu ia di undang ke sana dan sampai ia pergi dari rumah tersebut tanpa peduli teriakan Anita.
"Brak" Davin memukul meja dengan keras.
"Eh buset dah! Elo kesurupan Vin! Kaget tau! Main geprak sembarangan aja loe! Kalau mejanya rusak elo mau ganti? " ucap Izam dengan melonjak kaget.
"Kan ada elo yang bayarin nya!" jawab Davin seenaknya.
"Moh gue! " jawab Izam dengan malas.
"Kurang ajar banget tuh Mak Lampir! Ini gak bisa di biarin Zam, pokoknya gue mau beri mereka pelajaran biar gak seenaknya kalau bicara! " ucap Davin dengan wajah geram dan tangan terkepal.
"Emang elo mau beri pelajaran apa? Orang ujian matematika dan sejarah aja elo gak lulus, itu pun lulus karena remedial 5 kali. " jawab Izam dengan wajah usil.
"Pelajaran dari gue untuk mereka bukan seperti itu bahlul ! " ucap Davin dengan kesal
"Habis nya elo sih! Pake bilang kasih pelajaran aja! Gue yang di hina malah elo yang meradang! " jawab Izam dengan melempar Davin dengan kulit kacang oven.
Selamat membaca dan selamat beristirahat readers semua nya...
Sampai jumpa...
tulisannya juga nggak banyak yang salah.
sampai di sini belum kelihatan tanda-tanda mau tamat.
sebetulnya akan bagus kalau dibuat season 1,2,3 dst
begitu kak..
maaf ya 🙏🙏