Ariana Anjayina, berumur 19 tahun, yang saat ini sedang menjalani masa-masa kuliahnya. Suatu hari, ia mengetahui hal yang sangat menyakitkan dan membuatnya kehilangan konsentrasi saat ia sedang mengendarai motornya. Karena tidak fokus, tiba-tiba saja truk dengan berkecepatan tinggi itu menghantam dan menabrak motor yang sedang dikendarai oleh Ariana. Saat itu juga, Ariana dinyatakan telah tewas di tempat.
Ariana membuka matanya, melihat-lihat ke arah sekitar. Tunggu, apa ini? ternyata dia berada di rumah sakit?
"kamu sudah bangun?" tanya seorang pria berahang tegas, berhidung mancung, serta memakai kemeja berwarna hitam dibaluti dengan dasi berwarna merah. Ia berdiri di depan pintu sambil memasang mukanya yang datar
Ariana terkejut, lalu melirik ke arah pria itu "siapa dia?" pikirnya. Ariana menelan ludahnya dengan susah payah, lalu ia pun berbicara "ganteng." ucapnya, tanpa ia sadari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rreannaf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Pegang-Pegang!
Tiba-tiba makanan itu di ambil alih oleh Reynand, "Kalau kamu tidak mau tidak usah di ambil," ucapnya.
"Reynand, itu untuk anak kamu. Kok malah di ambil sih?!" kesal Ariana.
"Dia kelihatannya tidak mau tuh,"
"Raffenta, kamu mau kan? Kamu belum ada makan sama sekali malam ini loh. Engga enak tahu tidur dalam keadaan perut kosong." ujar Ariana.
"Untuk papa aja." Setelah itu, Raffenta menutup pintunya kembali. Tidak ingin berlama-lama berbicara dengan Ariana.
"Ck, kok malah Lo rampas sih. Jadi ngambek kan anaknya," Ariana mengeluarkan panggilan lo-gue nya lagi dah tuh. Kesal sekali, padahal kan si Reynand udah kenyang makan di tempatnya langsung tadi. Rakus apa doyan sih?
"Ariana, bisa tidak kamu menghilangkan panggilan 'lo-gue' itu?"
"Memang nya kenapa?" Ariana bertanya dengan melotot kan kedua matanya, sambil berkacak pinggang kepada Reynand. Memasang mukanya yang sangat menyeramkan itu, padahal mukanya saat ini lebih tepat seperti bocil yang songong.
Pokoknya tidak ada yang bisa memerintahkan Ariana sesuka hati, ini kan hidup dia!
Ariana memundurkan langkahnya saat Reynand dengan sengaja melangkah kan kaki jenjang miliknya, lebih mendekat kan jarak di antara mereka berdua. "Mau ngapain sih?"
Memegang tubuhnya dengan kedua tangan, Ariana takut jika lelaki di hadapannya ini akan melecehkan nya. "Lo mau melecehkan gue kan? Jangan berani-berani nya sentuh gue, kalau engga gue laporin ke polisi!" dia hanya asal bicara saat ini, bodo amatlah! Yang penting ia tidak di pegang-pegang oleh laki-laki yang umurnya sangat berbeda jauh dari umur Ariana aslinya. Mereka berbeda 17 tahun, dimana sekarang usia Reynand sudah 36 tahun. Perbedaan yang sangat jauh sekali, kalau mama Ariana mengetahui hal ini, dia pasti sudah akan di coret dari kartu keluarganya.
Reynand tidak menghiraukan ucapan Ariana yang tidak masuk akal itu, ia menghentikan langkahnya saat Ariana sudah terpojok. Ariana sudah tidak bisa memundurkan langkahnya lagi, karena dibelakang nya terdapat tembok yang menghalanginya untuk menjauh dari Reynand.
Kini, badan mereka menempel dengan sangat sempurna. Tidak ada jarak lagi di antara mereka berdua. Reynand meletakkan tangannya, menempel kan kedua telapak tangan nya ke dinding. Mengurung Ariana dengan kedua tangannya.
Ariana merasakan denyutan dari jantung nya, berpacu lebih cepat dari biasanya. Sepertinya dia sudah tidak bisa melarikan diri sekarang. Badannya sudah seperti di kurung oleh Reynand. Bahkan jika ia memajukan mukanya sedikit saja, maka muka Ariana dengan Reynand akan bersentuhan satu sama lain. Karena Ariana tidak ingin hal itu terjadi, Ariana memalingkan kan wajahnya ke samping, tidak ingin berbagi nafas dengan Reynand yang saat ini berada tepat di mukanya.
"Kamu mau melaporkan saya ke polisi? Memangnya ada polisi yang memenjarakan seorang suami karena dia menyentuh istrinya sendiri?"
Sial, Ariana benar-benar sangat sial hari ini. Bahkan suara Reynand yang terasa sangat berat itu, seperti membuat perut Ariana terasa menggelitik. Pasalnya, suara itu tepat di telinga Ariana. Ini orang sengaja apa gimana sih? Mesum banget jadi om-om. ucapnya di dalam hati.
"Lepasin gue, jarak kita saat ini terlalu dekat. Nanti anak-anak lihat," Ariana mengatakan itu seperti dia benar-benar dikurung oleh Reynand. Dia juga sebenarnya takut jika seperti ini terus, dia akan bisa jatuh sedalam-dalamnya dengan pesona lelaki dihadapan nya ini.
Dan, benar saja ...
"Sejak kapan ada syuting film romance di sini?" Itu Raymond. Dia baru saja keluar dari kamarnya, turun dari tangga untuk mengambil minum. Eh, dia malah melihat hal-hal yang tidak pantas. Raymond yang tadinya ingin meneguk air putih di dalam gelas kaca yang diambilnya, eh malah tersedak saat melihat itu. Dan memilih untuk menunda aktivitasnya, memilih untuk menonton, dan menyaksikan apa saja yang akan dilakukan kedua orang tuanya itu. Barulah dia berbicara.
Reynand menahan untuk tidak memekik kan suaranya, merasakan kesakitan yang amat mendalam dari tangannya. Ariana menggigit tangan di sebelah kanan Reynand, dengan menggunakan gigi Ariana yang lumayanlah tajam. Membuat siapa saja yang bisa merasakan itu, menjerit tidak tahan.
Sontak, Reynand melepaskan tangannya dari sebelah Ariana. Memegang tangannya yang meninggalkan bekas di sana dan mengeluarkan sedikit darah. Sedangkan sang pelakunya tanpa aba-aba langsung berlari menjauh dari Reynand. Takut jika ia akan dikurung lagi seperti tadi.
"Raymond, kamu jangan salah paham terlebih dahulu. Yang tadi itu tidak seperti yang kamu pikirkan kok!" Ariana berusaha menjelaskan kepada Raymond, yang sedari tadi memasang ekspresi wajah mencurigakan keduanya.
"Santai aja kali, namanya juga suami istri." Raymond membalikkan badannya, memilih untuk meninggalkan keduanya, dan balik ke kamarnya.
Ariana meringis. Jika di pikir-pikir lagi iya juga ya, kenapa dia sampai se panik itu sampai harus menjelaskan kepada Raymond. Padahal itu anak juga biasa aja!
Ia mengutuk dirinya, entahlah rasanya Ariana tidak mempunyai muka saat ini. Ia terlalu malu. Ariana melirik lagi kepada seorang korban dari gigitan tangan nya yang sangat beracun itu.
Menelan ludahnya dengan susah payah, saat ini Reynand menatapnya seperti singa yang sedang kelaparan, dan siap untuk memakan korbannya sekarang juga. Tamat lah riwayat Ariana!
Jalan satu-satunya yang Ariana punya saat ini, adalah melarikan diri. Ya, dia sangat ahli dalam membuat masalah, lalu melarikan diri begitu saja tanpa bertanggung jawab. Hal yang sangat mudah bagi Ariana.
Tetapi, bagaimana dia bisa melarikan diri dari hadapan lelaki ini? Sedangkan mereka tinggal di dalam satu atap ...