Menikah dengan lelaki yang dia cintai dan juga mencintainya adalah impian seorang Zea Shaqueena.
Namun impian tinggalah impian, lelaki yang dia impikan memutuskan untuk menikahi perempuan lain.
Pergi, menghilang, meninggalkan semua kenangan adalah jalan yang dia ambil
Waktu berlalu begitu cepat, ingatan dari masa lalu masih terus memenuhi pikirannya.
Akankah takdir membawanya pada kebahagiaan lain ataukah justru kembali dengan masa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta
Siang ini, Varro sedang memantau persiapan untuk acara ulang tahun perusahaan mertuanya nanti malam yang diadakan di salah satu ballroom hotel mewah di pusat kota.
"Gimana?"
"Udah 95%, hampir selesai. Semuanya aman." sahut Jimmy. Ya, Jimmy yang memandu persiapan untuk acara kali ini.
"Atur semuanya jangan sampai gagal." Jimmy hanya menganggukan kepalanya.
"Apa kamu akan berangkat bersama mereka nanti?" Tanya jimmy
"Tentu saja tidak!" sarkas Varro melirik Jimmy.
"Siapa tau ingin bersama istri" Melihat tatapan meledek dari Jimmy, Varro membalas dengan tatapan tajamnya. Kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Jimmy.
Varro melihat jam di pergelangan tangannya, waktu sudah mau sore. Bergegas masuk ke dalam mobil lalu mengemudikannya. Varro ingin cepat sampai rumah supaya bisa cepat kembali lagi ke hotel tempat acara berlangsung
.
.
"Loh, tumben udah pulang?" Tanya sela saat melihat Varro masuk ke dalam rumah. Disana sela sedang bersama papanya duduk di kursi ruang keluarga.
"Gimana persiapan acara nanti malam?" Tanya handoko pada Varro.
"Hampir selesai. Kalau gitu aku ke kamar dulu pa." pamitnya, lalu bergegas melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga setelah mendapat anggukan dari handoko.
Sampainya di kamar, Varro langsung membereskan berkas-berkas penting dirinya ke dalam tas kecil untuk dia bawa nanti. Selesai itu, Varro langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Tiga puluh menit Varro habiskan untuk berendam di dalam bathup. Saat keluar dari kamar mandi, Varro melihat sela sudah ada di dalam kamar duduk di tepi tempat tidur memperhatikannya.
"Ini bajunya udah aku siapin" ucapnya menunjukan baju yang dia letakkan di tempat tidur. Namun Varro tak menghiraukannya.
Varro mengambil bajunya dari lemari lalu masuk kembali ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
"Kamu mau kemana Var ?" Sela mengerutkan keningnya heran saat melihat Varro sudak memakai kemeja seperti sebelumnya.
"Aku mau pergi sekarang" sahut Varro sambil memakai jam tangan.
"Acaranya nanti jam tujuh, sekarang baju jam lima sore" sahutnya tak terima
"Justru itu, masih ada waktu aku harus memastikan acara nanti berjalan lancar " ucapnya, mengambil tas yang sudah dia persiapkan sebelumnya.
"Aku pergi duluan, nanti kamu berangkat bareng papa ya. Aku tunggu disana" Varro tersenyum sekilas kemudian beranjak keluar dari sana
Sela terpaku melihat Varro tersenyum padanya. "Apa Varro sudah mulai membuka hatinya?" tanya pada dirinya sendiri. Membayangkan hal itu, sela berjingkrak senang. Senyum di wajahnya terukir, menunjukan dia sangat bahagia.
Bukan hotel yang varro tuju, melainkan apartemen yang menjadi tujuannya. Berhubung apartemennya dekat dengan hotel tempat acara berlangsung, jadi dia lebih memilih menunggu waktu tiba disana.
.
.
Disebuah rumah mewah, sepasang suami istri tengah bersiap untuk memenuhi undangan dari salah satu perusahaan.
"Pa, kita gak usah datang aja ya mama males ketemu mereka"
"Udah siap gini masa gak jadi." sahutnya memandang istrinya yang terduduk malas di depan meja riasnya.
"Mama masih sebel sama Varro pa. Apalagi sama istrinya itu."
"Ini kan acara perusahaan bukan acara pribadi mereka, jadi kita datang ya. " ucapnya membujuk sang istri
"Ya udah, terpaksa."
"Ayo, kita berangkat sekarang." ajaknya. Kemudian mereka keluar bersama.
Dibawah, terlihat anak lelakinya sudah menunggu mereka.
"Lama banget sih" ucapnya kesal
"Tanya mama kamu vin, dia yang buat lama." ucapnya melirik pada istrinya yang berdiri disampingnya.
"Udah ayo berangkat." Ucap lisa berjalan lebih dulu keluar.
.
.
Acara di mulai tepat pukul tujuh malam. Dihadiri banyak tamu undangan, banyak perusahaan yang mereka undang untuk acara ini.
Sebelumnya Varro sudah memberikan sambutannya, sekarang giliran pemilik perusahaan yang memberikan kata sambutannya.
"Selamat malam semuanya. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada seluruh tamu undangan yang sudah berkenan hadir di tempat ini dalam rangka merayakan hari jadi perusahaan. Semoga kita tetap bisa menjalin hubungan yang baik kedepannya.
Silahkan nikmati acaranya. Terima kasih."
Handoko kembali turun dari atas panggung, mulai menghampiri satu persatu tamu undangan yang merupakan rekan kerjanya.
"Tuan handoko, selamat ya" ucap rekan kerja handoko.
"Terima kasih tuan wiliam" sahutnya. Matanya tak sengaja melirik ke arah pintu masuk, handoko melihat kedatangan dari pemilik Royal Group.
"Silahkan nikmati acaranya, saya permisi dulu." ucapnya kemudian berlalu menghampiri tamu yang lain
"Tuan Tama terima kasih sudah berkenan hadir ke acara perusahaan saya, nyonya " ucapnya mengulurkan tangannya.
"Selamat tuan handoko." ucapnya menjabat tangan handoko.
"Ini putra anda tuan?" tanya handoko menunjuk pada alvin
"Ya. Perkenalkan, putra kedua saya, alvin " ucapnya memperkenalkan. Alvin hanya menganggukan kepalanya sedikit.
Handoko tersenyum "Bukankah tuan memiliki seorang putri? apa tidak ikut?"
"Kebetulan putri saya tinggal di luar negeri."
"Baiklah, kalau begitu saya tinggal dulu. Silahkan nikmati acaranya." Ucapnya kemudian meninggalkan mereka
"Kita cari meja kosong dulu yu" ajaknya pada anak dan istrinya.
.
.
Sejak awal Varro sudah melihat kedatangan keluarga mantan kekasihnya, namun varro tidak menghampirinya. Dia juga melihat saat mertuanya menghampiri mereka.
Acara berlangsung begitu meriah, musik mengiringi berlangsungnya pesta tersebut
Di pertengahan acara, lampu tiba-tiba padam. Semuanya langsung panik, riuh terdengar dari seluruh tamu undangan.
Bersamaan dengan lampu menyala, terlihat dalam layar proyektor besar terputar video cctv sebuah rumah yang mengarah ke teras. Terlihat sebuah motor berhenti tepat di depan teras rumah tersebut. Dua orang turun dan berlari menuju teras.
Terdengar obrolan mereka kemudian mereka masuk. Dan video beralih menunjukan dua orang tersebut berada di ruang tamu. Dalam cctv kali ini terlihat jelas wajah kedua orang tersebut, Varro dan sela.
Sela meninggalkan varro sendirian, lalu tak lama kembali lagi membawa segelas minuman dan dia berikan pada varro. Tak lama setelah meminumnya, varro terkulai lemas, tertidur di sofa.
terlihat senyum licik dari bibir sela. Datang dua orang laki-laki memapah varro masuk ke dalam sebuah kamar.
Video berganti lagi, kali ini memperlihatkan keadaan dapur. Sela datang langsung mengambil gelas dan mengisinya dengan air minum. Namun terlihat dia memasukan sesuatu ke dalam gelas tersebut. Setelah itu pergi.
Video selanjutnya menunjukan sebuah ruang kerja.
Kosong, tidak terlihat ada yang aneh hanya menunjukan keadaan ruangan.
Terlihat handoko dan sela masuk. kemudian terdengar suara pertengkaran mereka. "Sela apa kamu tidak berpikir, itu tindakan kejahatan sela."
"Pa! Aku udah susah payah menjebak varro. Kali ini giliran papa, ancam varro melalui papanya." teriak sela
"Menuduh orang melakukan penggelapan dana, bisa bisa papa yang di pidanakan sela. apa kamu tidak mengerti?"
"PAPA YANG GAK NGERTI! Aku udah suka sama varro dari lama pa. Papa tau? aku sakit ngeliat dia sama pacarnya."
"Kalo papa gak mau ngikutin apa mau aku, lebih baik aku mati!"
Melihat itu, handoko dan sela terkejut. Dari mana datangnya video tersebut.
"VARRO! APA -APAAN KAMU HAH?" Teriak sela pada varro
Varro hanya tersenyum sinis melihat semua itu. Semua orang terkejut, termasuk orang tua zea. Mereka hanya tau varro memutuskan putrinya begitu saja kemudian menikah dengan sela.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...