Mendapatkan ancaman tentang aib keluarga yang akan terkuak membuat Leon terpaksa menerima untuk menikah dengan Moira. Gadis bisu yang selama ini selalu disembunyikan oleh keluarga besarnya.
Menurut Leon alasannya menikahi Moira karna sangat mudah untuk ia kendalikan. Tanpa tahu sebenarnya karena sering bersama membuat Leon sedikit tertarik dengan Moira.
Lalu, bagaimana dengan kelanjutan kisah mereka? Apakah Moira yang bisu bisa memenangkan hati Leon?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Moira mengenakan celana jeans serta kemeja hitam polos, memang terlihat sederhana sekali. Tapi, memang seperti itulah pakaian yang selalu dikenakan Moira atas keinginan kedua orang tuanya. Kedua tangan Moira saling mengepal erat mencoba menahan amarah atas hal menyakitkan yang telah Leon katakan.
"Sepertinya aku tidak ada membuat janji dengan wanita sepertimu," Ucap Leon dengan nada beratnya, ia kembali mengalihkan fokus kepada dokumen ditangannya.
Dengan penuh keberanian Moira perlahan melangkah untuk lebih dekat dengan Leon. Setiap langkah Moira hanya ada rasa takut untuk menunjukkan siapa jati dirinya yang sebenarnya.
"Apa yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Leon karna merasa sebal menunggu Moira yang tidak kunjung bicara.
Moira berdiri tepat didepan Leon, ia menunduk hormat sembari menulis sesuatu dibuku kecilnya.
"Aku Moira, wanita yang akan kau nikahi besok.."
Kedua mata tajam Leon sampai menyipit membaca yang Moira tulis, ia langsung bangkit dari duduknya. "Jadi kau putri dari Kalvin, seorang wanita bisu yang akan aku nikahi besok?"
Dengan penuh keraguan Moira mengangguk mantap, ia ingin menuliskan sesuatu lagi tapi Leon malah menghentikan tangannya.
"Tulisanmu jelek, sama seperti wajahmu!" Ucap Leon asal, ntah ejekan atau apa Moira juga tidak tahu.
Dikatain jelek oleh calon suami sendiri membuat Moira langsung memegang wajahnya, selama ini ia selalu dipuji cantik oleh orang-orang.
"Dasar simulut pedas!" Moira mengumpat Leon didalam hati.
Leon kembali duduk di bangku kerjanya, ia terus menatap Moira yang juga sama menatapnya. "Penampilannya sangat sederhana untuk seorang putri dari keluarga konglomerat, sebenarnya apa yang membuat keluarga Yaston menyembunyikan putrinya seperti ini?" Leon jadi penasaran sendiri, ia kembali fokus dengan dokumen ditangannya.
Moira menghela napas panjang, tidak perduli meskipun Leon mengatai tulisannya jelek tetap saja hanya dengan cara itu Moira bisa berkomunikasi dengan pria bermulut pedas. Moira ingin menunjukkan apa yang ia tulis, tapi Leon malah terlihat asik dengan dokumennya. Untuk mengambil alih perhatian Leon maka Moira memegang tangan pria itu.
"Aku tahu jika kau tidak mau pernikahan ini terjadi, hanya saja kita tidak bisa menolaknya. Aku ingin melakukan perjanjian pernikahan, kita menikah kontrak saja."
Leon meletakkan dokumen ditangannya secara kasar, dan itu mengejutkan Moira. Tentu saja Moira takut kalau Leon akan marah, tapi bagaimana lagi hanya ini satu-satunya cara untuk mereka.
"Apa kau melakukan semua ini atas perintah Ayahmu?" Tanya Leon penuh curiga, dengan cepat Moira menggelengkan kepala sebagai jawaban.
"Kau tahu sekali bukan, kalau pernikahan ini lebih banyak menyulitkan aku. Ayahmu itu telah menekan keluarga kami, dan kau dengan lancangnya ingin sebuah perjanjian?!" Leon marah besar, ia menatap nyalang Moira yang hanya menunduk.
Moira bangkit dari duduknya, ia berbicara dengan Leon menggunakan bahasa isyarat. Kedua alis Leon mengkerut karena tidak mengetahui apa yang Moira katakan, ia tidak paham bahasa isyarat. Moira sadar itu, ia kembali menulis dibukunya dan itu diperhatikan baik-baik oleh Leon.
"Kita akan tetap menikah selama Ayahku masih hidup, jika Ayahku sudah tiada maka aku akan sangat ikhlas jika kau menceraikan aku. Itulah perjanjian yang aku inginkan.."
"Hah!" Leon mengeluarkan napas beratnya, ia masih menatap kearah Moira yang juga sama menatapnya. Tangan Leon memegang erat pinggiran meja seolah menumpahkan rasa kesal dan amarah di hatinya.
"Apa kau sangat bisa untuk aku percayai?" Tanya Leon langsung pada intinya.
Moira mundur perlahan karena Leon mulai melangkah maju menuju dirinya, tatapan mata Leon sangat tajam dan mematikan. Sekalipun Moira tidak pernah dibawa keluarga untuk berbisnis tapi ia sangat tahu jika Leon adalah pria yang tidak mudah dikalahkan atau disentuh.
"Ayahmu saja sangat bisa mengkhianati janjinya sendiri, apa lagi kau?!" Sentak Leon hingga Moira menunduk menahan rasa takut, secara tiba-tiba tangan Leon memegang erat lengan Moira.
Memang tidak menyakiti tapi Moira merasakan sedikit tekanan dari pegangan Leon. "Katakan, apa aku bisa mempercayai janjimu kali ini?"
Moira sampai bergetar menulis dibuku kecilnya. "Aku bisa kau percayai, jika tidak.. kau bisa membunuh aku karena membohongi mu."
Leon tersenyum sinis membaca apa yang Moira tunjukkan, ia melepaskan Moira sembari terus menatap wajah cantik itu yang menunduk takut.
"Pergilah!" Leon mengusir Moira karna merasa sudah tidak ada yang perlu dikatakan lagi. Lama-lama bersama dengan Moira hanya membuat amarahnya mendidih, dan Leon merasa tidak berguna karena lagi dan lagi selalu kalah dengan ancaman yang diberikan keluarga Yaston.
Moira berlalu pergi begitu saja, bahkan tidak sadar bukunya terjatuh. Mungkin karena Moira terlalu takut hingga tidak menyadari bukunya tidak dalam genggaman tangannya, ia buru-buru pergi karena takut Leon lebih marah lagi. Moira terus melangkah cepat menuruni tangga karna sudah tidak mampu menunggu lift lagi.
"Dia menakutkan.. Bagaimana bisa aku menikah dengan pria menakutkan seperti itu?"
Moira duduk lemas dianak tangga terakhir, ia melamun menatap jendela yang kebetulan ada ditangga darurat. Kehidupan Moira semakin lama semakin berat, tidak hanya karna akan menikah dengan Leon melainkan juga semua tekanan yang diberikan Ibu serta Ayahnya.
"Astaga, bukuku kemana?" Moira baru sadar jika bukunya mungkin saja terjatuh di ruangan Leon. Tapi, ia tidak berani mengambil buku tersebut.
~
Sementara itu Leon memegang buku kecil milik Moira, ia ragu mau membuka setiap lembar buku tersebut atau tidak. "Jadi, dia berkomunikasi dengan cara ini?" Leon jadi penasaran, sudah berapa banyak buku kecil yang telah dihabiskan Moira untuk berkomunikasi.
"Moira Yaston, putri bisu keluarga Yaston yang sengaja disembunyikan. Bahkan sampai sekarang seluruh orang penasaran seperti apa wajah putri Kalvin Yaston yang sengaja disembunyikan itu." Gumam Leon, ia merasa telah terjun pada permainan yang menarik.
David, Sekretaris pribadi Leon masuk kedalam ruangan dengan membawa kertas dokumen penting. "Tuan, sulit sekali mencari tahu seperti apa wajah Nona Yaston. Benar-benar sangat disembunyikan oleh keluarga Yaston, tidak ada media yang bisa tahu seperti apa wajah putri Yaston itu." Jelas David, ia duduk didepan Leon yang masih saja menatap buku kecil.
"Tidak perlu cari tahu lagi, David.."
"Kenapa, Tuan?"
"Aku sudah tahu putri tersembunyi keluarga Yaston, dia yang datang sendiri memperlihatkan wajahnya padaku." Jawaban Leon membuat David terkejut, benarkah begitu lalu kenapa Leon terlihat santai saja.
"Dia jelek, tidak menarik. Keluarga Yaston buang buang waktu saja menyembunyikan wanita jelek seperti dia." Ucap Leon yang bahkan David belum bertanya seperti apa wajah putri Yaston tersebut.