[𝐄𝐥𝐝𝐡𝐨𝐫𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬#𝟏]
ON GOING!!!
Percayakah kalian dengan sesuatu yang berbau sihir?. Di Eldhora itu sudah menjadi hal yang lumrah. Namun tak hanya karena penyihirnya, ada keluarga bangsawan, ksatria, dan roh yang diberi kesempatan kedua menjadi satu dalam tempat ini
Alarice Academy. Sebuah sekolah yang menjadi tempat impian semua warga Eldhora. Cerita ini tentang Esther, seorang bangsawan yang memiliki takdir luar biasa
Bersama dengan anak-anak dari asrama lain, mereka diberi tugas untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan di masa lalu
Apakah mereka mampu mengalahkan kegelapan yang telah lama terkunci, ataukah nasib Eldhora akan terjebak dalam lingkaran tak berujung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FILIA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 19
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
"Gunther?"
Semuanya sontak menatap Erynn yang membeku. Kepanikan dan ketakutan terlihat jelas di wajah cantik gadis berambut biru malam itu
"Bukannya-." Esther langsung menahan Atlas kemudian mengikat pria itu menggunakan rantainya
"Master, kita tak mungkin membiarkan kriminal ini kan?" Ronald mengangguk, dia mengambil alih pria itu dan menyeretnya ke bus
"Semuanya kembali ke bus!. Kita harus melanjutkan perjalanan ke Mythical Anthem!" sentak Paula, wanita itu merangkul Erynn dan mereka semua pun masuk ke bus
Sang supir akhirnya berhasil memulihkan sihir pada bus dan mereka bisa berangkat seperti semula. Di dalam hanya ada keheningan, kejadian barusan memberitahu mereka dua hal penting
Pertama adanya transaksi jual beli sihir ilegal bahkan bukannya dibuat lewat batu sihir, pria itu dengan teganya mengambil sihir langka seseorang. Dan kedua, berita tentang Gunther sang malaikat pemburu yang masih hidup
"Aku lupa mengatakan ini. Gunther itu … abadi." Perkataan Valent membuat mereka berlima terdiam seribu bahasa, apalagi Erynn yang masih bisa merasakan bagaimana dirinya dibuat babak belur oleh Gunther
Dia bisa menang karena adanya benda keramat. Tanpa itu, dia bukan apa-apa
"Valent, kita bicarakan nanti saja. Bukannya ini waktu untuk bersenang-senang?" Paula mencoba menghibur anak-anak itu walau percuma
"Semuanya pegangan!" Seruan dari supir mengejutkan mereka. Sabuk-sabuk pengaman tiba-tiba saja muncul dan otomatis mengunci mereka di kursi
Bus itu tiba-tiba berbelok ke dalam hutan yang memiliki banyak pohon tinggi. Kelima anak itu berteriak histeris saat bus melaju ke arah dua pohon yang membentuk silang
Dan…
"Buka matamu bodoh."
Esther dkk perlahan-lahan membuka mata mereka setelah mendengar suara Valent, seketika mulut mereka terbuka sangking terpananya dengan dunia yang baru mereka lihat
Bus akhirnya berhenti dan semua yang ada di dalamnya segera pergi keluar. Erynn sedikit terhibur melihat teman-temannya yang bersemangat
"Ah Erynn di kepalamu!" sentak Freya menarik perhatian semuanya
Erynn awalnya panik mengira itu serangga, tapi rupanya itu hanya seekor burung yang memiliki sayap pelangi dan bersiul merdu
"Halo teman, siapa namamu?" gumam Erynn seraya mengusap burung itu di pipinya
"T-teman-teman?!" seru Renji
Mereka semua menengok dan terkejut saat hewan-hewan fantasi yang ada di hutan itu langsung bermunculan seolah-olah tertarik oleh aura mereka berlima
Para guru tersenyum melihat itu. Semuanya tiba-tiba terkejut mendengar guru yang membimbing bus sebelah memanggil
"Astaga kalian lama sekali membuat kami panik!"
"Haha maaf ya. Master Antonious benar, menaruh mereka berlima bersama kami adalah pilihan tepat. Ah ya, kita tambah satu orang tidak apa kan?" kata Paula yang diangguki para guru
"Anak-anak cepat kemari!" panggil Ronald
Atlas segera memanggil keempat temannya dan mereka segera berkumpul di tengah-tengah hutan bersama murid lainnya. Setelah mendapat barang masing-masing, mereka menjalankan sebuah piknik
Membangun tenda dan juga menyiapkan makanan sangat mudah jika ada sihir
"Halo halo!" Perhatian semuanya teralihkan ke depan, dimana ada beberapa orang yang menggunakan seragam khusus
"Selamat siang siswa-siswi kesayangan akademi!. Kami adalah pembina Mythic Trails yang akan membimbing kalian selama tiga hari ini. Aku Aaron, dan ini temanku Sabrina dan Ryder."
"Halo semua!" sapa Sabrina ramah sementara Ryder menatap tajam
"Halo kak!" balas seluruh murid tiba-tiba mengejutkan kelompok pembina itu. Aaron tersenyum
"Yang di belakang adalah rekan kami juga. Untuk hari pertama kalian boleh melakukan apapun, tapi lebih baik diawasi kakak-kakak berpengalaman ini ya. Dan juga jangan sembarangan beri makan hewan-hewan berharga ini!"
"Baik!" Aaron tersenyum senang
Semua orang langsung membubarkan diri dengan semangat menggebu-gebu
"Ngapain kau?" ketus Atlas melihat Esther yang malah duduk dan membuka tasnya
"Aku lapar."
"Kau ini bodoh ya?. Daripada itu sebaiknya kau menghibur dia." Atlas menunjuk Erynn kemudian bergabung dengan Renji dan kelompok murid laki-laki
Esther kembali menyimpan makanannya kemudian mengendap-endap di belakang Erynn
"BOO!" Erynn menjerit kaget membuat Esther tertawa senang
"Esther berhenti melakukan itu!"
"Hehe maaf deh. Lagian kenapa kau menjauh dari yang lain?. Walau hutan ajaib pun bisa tersesat kan?" Erynn menghela nafas
"Aku hanya, entahlah. Sepertinya aku tidak cukup kuat."
Esther diam, sebelumnya dia memang pernah mendengar kalau keluarga ksatria itu lebih mementingkan kekuatan mereka daripada takhta. Karena tugas mereka adalah melindungi bangsawan
"Heyy, bicara apa kau?" Erynn mendongak
"Kau tidak cukup kuat?. Apa kau tau kalau si malaikat berkedok iblis itu belum pernah dikalahkan sebelumnya?. Dia itu makhluk paling licik dan pintar yang suka dengan benda-benda berkilau."
"Kemarin aku bisa melakukannya karena Amulet ini, tanpanya aku tidak bisa apa-apa." Erynn menunduk dan terkejut saat Esther menjentikkan jarinya tepat didepan wajah
"Bukannya kau sendiri yang bilang mau berjuang bersamaku?. Kau tidak butuh benda itu, kau punya tekad yang bahkan lebih besar dari aku Freya dan yang lain. Kau itu spesial Erynn. Tuhan memberkatimu, ayahmu percaya padamu, kau mau merelakan itu semua dan menyerah?"
Erynn tertegun. Esther meraih kedua tangannya dan memberikan tatapan tulus
"Aku bisa melihat dirimu yang asli, Erynn. Ayo berjuang bersama, bukan sebagai seorang ksatria yang melindungi bangsawan. Tapi sebagai teman."
Rupanya yang lain mendengar itu dan tersenyum. Freya menjerit tertahan dengan senang membuat Lynette bingung. Sementara Renji juga ikut senang dan Atlas yang menampilkan wajah jijiknya, walau hatinya menghangat
"Terimakasih, Esther." Kedua gadis itu berpelukan. Tak lama Freya dan Lynette menyusul kemudian bergabung dalam pelukan itu
"Hee rupanya akademi sudah berubah ya," tutur Aaron. Valent mengangguk
"Aku bisa lihat sih. Saat masuk tadi wajah mereka semua bersahabat, tidak seperti tahun-tahun kemarin," ucap Sabrina seraya menangis haru
"Oke aku jadi ikut bersemangat!. Ayo adik-adik semuanya kita berkeliling!. Kalian mau lihat apa dulu nih?" seru Aaron bersemangat
"Aku mau lihat beruang salju!"
"Salamander!"
"Gigantoa!. Apa benar dia seukuran raksasa?!"
Aaron dan timnya tersenyum senang. Esther segera mengajak teman-temannya, mereka semua kemudian berkeliling mengikuti kakak-kakak pembina itu
"Master kami pergi dulu!" Freya dan yang lain melambaikan tangan mereka kepada para guru yang tak ikut pergi
"Lynette juga ikut?. Kau harus mengajarkannya bahasa kita," bisik Esther. Freya mengangguk sambil terus merangkul Lynette
"Nah adik-adik!. Selamat datang di rumahnya para sumber kesuburan tanah di Eldhora, Floraline!"
Semuanya langsung heboh melihat kelinci-kelinci bertanduk bunga itu yang melompat kesana-kemari. Salah satu diantara mereka berhenti di hadapan Esther
"H-hai?" Kelinci itu diam kemudian langsung melompat pergi dari sana
"Dia suka padamu," bisik Freya
"Memangnya ada yang tidak suka pada seorang Estheria Genevieve?" katanya sombong
"Katakan itu sebulan yang lalu." Freya menatap datar dan perkataannya membuat yang lain tertawa. Esther mencebik kesal
Setelah puas melihat Floraline, mereka melanjutkan perjalanan. Esther berseru senang saat melihat Alarion
"Alan!" panggilnya. Sang empunya nama menengok tapi langsung menatap kesal Benjamin yang menempel pada Esther
"Eh?!" kaget Esther
"Disini sangat indah ya." Esther menatap teman-temannya yang juga bingung
Alarion memutar matanya kemudian langsung pergi cepat-cepat membuat Esther sedih
"Hey, kau kenapa sih mengikuti Esther terus?. Karena dia salah satu dari yang terpilih ha?" ketus Atlas. Benjamin tersenyum
"Hmm, terserah mu mau bicara apa. Tapi Esther saja tak masalah kenapa kau yang tak terima?" Atlas menatap kesal
Esther mencoba melerai mereka tapi tiba-tiba saja tubuhnya membeku
"Kalian dengar itu?" Semuanya menengok dan saling tatap
"Dengar apa?"
Esther diam, dengan sangat jelas dia seperti mendengar suara siulan merdu ditambah angin sepoi-sepoi yang datang. Dia mengikuti arah angin itu pergi dan bertatapan dengan Alarion
'Dia … mendengarnya juga?'
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...