NovelToon NovelToon
Cincin Raja Tiga Dunia

Cincin Raja Tiga Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Kaya Raya / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Pusaka Ajaib
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Seorang pengangguran yang hobi memancing, Kevin Zeivin, menemukan cincin besi di dalam perut ikan yang tengah ia bersihkan.

"Apa ini?", gumam Kevin merasa aneh, karena bisa mendengar suara hewan, tumbuhan, dan angin, seolah mampu memahami cara mereka berbicara.

"Apakah aku halusinasi atau kelainan jiwa?", gumam Kevin. Namun perlahan ia bisa berbincang dengan mereka dan menerima manfaat dari dunia hewan, tumbuhan, dan angin, bahkan bisa menyuruh mereka.

Akankah ini berkah atau musibah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sumber Mutan

Kevin kembali memasuki kota Dorman. Kali ini ia masuk dengan cara normal dan kembali mengintai di sekitar gedung walikota.

"Cincinku ini menyerap energi dari batu permata yang kemungkinan besar telah diperlakukan khusus sebelum ditanam ke dalam tanah. Lantas kenapa energiku tidak mempan ketika melawan mutan hijau itu, malah batunya yang mampu melelehkan tubuhnya?", Kevin berpikir sembari memantau kondisi.

"Bang Rain, apa kamu tahu kenapa bisa energi di cincinku berbeda dengan saat berada di batu permata?", Kevin akhirnya bertanya kepada Rain karena sudah kehabisan akal memikirkan alasannya.

"Cincin itu mengambil energi alam yang telah diaktivasi di dalam batu. Informasimu tentang iradiasi juga tidak sepenuhnya kupahami.

Zaman dahulu, ada banyak batu permata setara ini bahkan lebih baik seperti tanzanite. Aku pun tak tahu kenapa batu iradiasi ini bisa memusnahkan mutan di zamanmu", jelas Rain.

"Jadi, mungkin saja iradiasi itu hanya cara mengaktivkan, bukan menambah sesuatu di dalam batu permata. Juga, mungkin karena mutan itu ada kaitannya dengan batu permata hasil iradiasi ini. Jawabannya mungkin akan kudapatkan di dalam sana", asumsi Kevin. Saat ini Kevin tidak menemukan sosok Jordan, pegawai kebersihan yang dulu ia tiru dan curi kartu aksesnya.

"Huh, mungkin saja dia dicurigai dan dipecat karena teledor kehilangan kartu aksesnya", gumam Kevin yang merogoh ransel dan masih memiliki kartu akses milik Jordan.

Kevin terpaksa harus mencari tumbal baru untuk ditiru identitasnya. Tetap menyamar sebagai Jordan tentu kebodohan di tempat seketat itu. Namun, Kevin mendapat informasi dari para semut dan nyamuk, bahwa untuk masuk harus pakai seragam khusus.

"Duh, tahu begini, dulu aku lebih lama menguak rahasia di dalam sana", batin Kevin. Sekali saja beraksi, sudah membuat mereka memperketat peraturan.

Kevin pun terpaksa coba-coba menyamar sebagai Jordan dan mencari celah keamanan.

"Jordan, berani sekali kau datang ke sini. Cepat juga kau sembuh ya", seorang petugas keamanan melihat Kevin yang menyamar mendekat ke gedung walikota.

"Kasihani lah aku. Aku harus cari makan. Kalian tabu sendiri, aku sudah tua dan biaya hidup di kota ini begitu tinggi", keluh Kevin, mengiba.

"Bugh!"

Bukan dikasihani, petugas itu menghampiri Kevin dan menendang keras perutnya. Untung saja Kevin telah membuat zirah angin sehingga tubuhnya tidak terluka.

"Ugh, sepertinya mereka mutan. Tenaganya kuat sekali, berbeda dengan petugas sebelumnya", batin Kevin sembari berlagak kesakitan memegangi perut agar tidak mencurigakan. Para penjaga itu sudah berubah, tidak sama dengan wajah penjaga yang masih Kevin ingat.

"Mungkin bukan hanya petugas kebersihan itu yang diganti, melainkan semua petugas keamanannya sudah diganti dengan para mutan buatan mereka", batin Kevin.

"Kamu kasar sekali. Apa kamu sudah tidak ounya rasa belas kasihan lagi pada orang tua sepertiku?", ucap Kevin menguji, apakah ia perlu membinasakan mereka atau tidak. Minimal ia masih punya banyak serpihan batu permata hasil iradiasi untuk menusuk jantung mereka. Tentu saja ini hanya asumsi Kevin karena belum jelas apakah mereka mutan atau memang ahli beladiri yang tangguh.

"Huh, belas kasihan? Tidak membuatmu regang nyawa adalah belas kasihan. Kalau tak mampu, pergi saja dari kota ini. Tak ada yang spesial dari jompo sepertimu selain bau sampah menyengat kan? Hahahaha", pria itu terbahak-bahak, nampak puas mencemooh Jordan.

"Aku sudah berpengalaman dan setia. Apa itu tidak bisa dipertimbangkan?", Kevin mencoba mencari celah sembari memperhatikan, apakah ada perbedaan letak kamera pengawas sebelum membinasakan pria sombong di hadapannya.

"Justru karena kau sudah terlalu banyak tahu dan harusnya rahasia hanya terjamin jika tubuhmu sudah berkalang tanah. Selain itu, hanya orang berkemampuan seperti kami yang layak berada di sini. Kesetiaan kami sudah dijamin dengan teknologi. Tentunya kekayaan adalah imbalan yang sedikit atas kesetiaan kami", pria itu berucap dengan pongah.

"Dijamin teknologi? Maksudmu, kalian produk modifikasi?", Kevin benar-benar penasaran.

"Tutup mulut baumu! Enyah lah atau kusumpal mulutmu dengan tanah!", pria itu tak ingin mengonfirmasi ucapan Kevin lantas berjalan menghampirinya, hendak menendang pinggang Kevin.

"Crak!"

Kevin memanfaatkan momentum dan menusukkan satu serpihan batu permata itu ke punggung kaki petugas keamanan.

"Aagh!"

Pria bertubuh kekar itu memekik, memegangi punggung kakinya dengan wajah merah padam.

"Sialan tua bangka! Apa yang kau tusukkan ha?", pria itu melepas sepatu dan melihat kakinya sudah menghitam seperti keracunan, lubang lukanya semakin melebar dan nampak mulai berasap. Seakan Kevin berhasil memasukkan bara api kecil yang terus membakar perlahan dari dalam.

"Aku? Mana aku tahu?", Kevin mengelak. ia belum menghancurkan kamera pengawas, karena itu hanya akan membuat dirinya didatangi lebih banyak penjaga nantinya.

"Kau!", petugas itu pun tidak mampu melihat pergerakan Jordan palsu. Kevin sengaja menyentil ke target sebelum tendangan mendekatinya. Bahkan jika dilihat dari cctv sekalipun, mereka takkan menemukan bukti apapun karena Kevin membuat serpihan itu berkamuflase seperti udara kosong.

Segera, tiga penjaga menghampiri pria tadi dan dibopong ke dalam gedung walikota.

"Tolong izinkan aku masuk untuk menjelaskan. Kalian jangan mengkambing hitamkan aku karena luka yang dialaminya", ucap Kevin agar diikutsertakan. Entah kenapa sejak tadi mengintai, tak ada satu pun pegawai yang bebas keluar masuk seperti sebelumnya.

Ketiga pria itu membiarkan Jordan masuk. Lagipula dia hanya akan bisa memasuki gedung walikota, bukan fasilitas rahasia karena sudah tidak punya akses lagi.

Di dalam gedung, Kevin tidak mengikuti mereka. ia sudah yakin kalau mereka mutan karena bereaksi dengan batu permata.

"Aneh sekali. Untukku dan pepohonan, batu itu sangat bermanfaat. Kenapa para mutan itu malah seperti terbakar?", batin Kevin keheranan.

Kevin berjalan santai dan akhirnya sampai di tempat penjaga akses fasilitas khusus.

"Eh, pergi sana sebelum kupatahkan leher lembekmu pak tua!", usir penjaga tanpa basa basi.

Kevin tida. menjawab dan memperhatikan posisi dan memperkirakan jangkauan kamera keamanan.

"Baik lah, aku takkan mendekat. Kasihani lah tulang tuaku ini", ujar Kevin, meremas serpihan batu permata dengan bantuan energi cincin, menggunakan pengendalian angin dan menyebarkannya ke arah penjaga, seolah sedang menguap karena mengantuk.

"Brugh brugh brugh"

Tujuh penjaga ambruk, pingsan setelah menghirup serbuk batu permata. Jika Kevin punya kemampuan melihat mikroskopik tembus pandang, maka ia bisa melihat serbuk itu menggerogoti syaraf, paru, dan otak mereka sekarang.

Tak lupa Kevin bergaya meregangkan tubuh dan menggunakan pengendalian angin diperkuat energi cincin untuk memecahkan semua cctv. Kevin pun mengambil satu seragam penjaga yang tinggi fisiknya sama dengan tubuhnya sekaligus meniru wajah dan suara lantas menyembunyikan jasadnya yang sudah ia percepat perusakannya dengan menjejalkan serpihan batu ke seluruh titik cakra besar tubuhnya.

"Hufh, perjuangan baru dimulai. Ehm ehm", Kevin berdehem menyesuaikan suaranya. ia juga membawa sisa jasad, menumpuknya di kamar mandi dan menguncinya dari luar untuk mengamankan langkah awalnya.

1
Swb Taro
lanjut thor
Swb Taro
oc lanjut thor
D'ken Nicko
semangat thor
D'ken Nicko
emang ga da bimbingan menjadi kultivator di ingatan mc ?
Swb Taro: yu d lanjut thor
Tabuut: Sayangnya bukan kultivator ini bang. Sejenis kisah pewaris kekuatan raja sulaiman
total 2 replies
D'ken Nicko
masih blm ktemu arah mau kemana alur cerita ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!