Nayla, seorang gadis sederhana dengan mimpi besar, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis setelah menerima lamaran dari Arga, seorang pria tampan dan sukses namun dikelilingi rumor miring—katanya, ia impoten. Di tengah desakan keluarganya untuk menerima lamaran itu demi masa depan yang lebih baik, Nayla terjebak dalam pernikahan yang dipenuhi misteri dan tanda tanya.
Awalnya, Nayla merasa takut dan canggung. Bagaimana mungkin ia menjalani hidup dengan pria yang dikabarkan tak mampu menjadi suami seutuhnya? Namun, Arga ternyata berbeda dari bayangannya. Di balik sikap dinginnya, ia menyimpan luka masa lalu yang perlahan terbuka di hadapan Nayla.
Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, Nayla menyadari bahwa rumor hanyalah sebagian kecil dari kebenaran. Tetapi, ketika masa lalu Arga kembali menghantui mereka dalam wujud seseorang yang membawa rahasia besar, Nayla dihadapkan pada pilihan sulit, bertahan di pernikahan ini atau meninggalkan sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rose.rossie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Arga menatap pesan di cermin dengan ekspresi datar. Di belakangnya, Nayla berdiri dengan tangan terlipat, wajahnya mencerminkan perpaduan antara kelelahan dan kejengkelan.
“Kau yakin Clara menulis ini? Karena aku rasa ini seperti salah satu adegan telenovela yang terlalu dipaksakan,” gumam Nayla sambil memiringkan kepala, mencoba membaca tulisan itu dari sudut berbeda.
Arga menghela napas panjang. “Siapa lagi yang akan menulisnya? Kau tahu Clara punya bakat dramatis sejak lahir.”
“Bakat? Kalau dia ikut audisi reality show, aku yakin dia menang hanya dengan menangis di depan kamera,” balas Nayla sambil berjalan ke arah dapur.
Arga mengusap wajahnya dengan kedua tangan, mencoba mengumpulkan pikirannya. Tapi sebelum dia sempat berbicara lagi, Nayla kembali dengan kain lap dan botol pembersih kaca.
“Apa yang kau lakukan?” tanyanya bingung.
Nayla mengangkat kain lap itu dengan ekspresi serius. “Membersihkan pesan penuh energi negatif ini. Jangan sampai ini memengaruhi feng shui rumah kita.”
Arga tertawa kecil, meski wajahnya masih tegang. “Kau serius?”
“Tentu saja,” jawab Nayla dengan nada serius. “Kau tahu, kaca yang penuh tulisan seperti ini hanya akan membuat kita semakin stres. Lagi pula, lipstik mahal itu lebih baik digunakan untuk bibir, bukan untuk coret-coret seperti ini.”
Beberapa jam kemudian, mereka akhirnya duduk di ruang tamu yang kini kembali bersih. Nayla menatap Arga dengan pandangan penuh tekad.
“Kau tahu, aku sudah cukup dengan semua drama ini. Clara pikir dia bisa terus bermain-main dengan kita, tapi aku tidak akan membiarkan dia menang.”
“Apa maksudmu?” tanya Arga, mencoba membaca ekspresi Nayla.
“Aku akan bicara dengannya,” jawab Nayla tegas. “Langsung. Tanpa drama.”
“Kau yakin itu ide yang bagus? Clara bukan tipe orang yang bisa diajak bicara logis,” ujar Arga dengan nada skeptis.
Nayla tersenyum tipis, penuh keyakinan. “Kita lihat saja nanti.”
---
Keesokan harinya, Nayla berdiri di depan pintu rumah Clara dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya menunjukkan ekspresi santai, tapi matanya menyiratkan sesuatu yang berbeda.
Clara membuka pintu dengan senyum lebar, seolah sudah tahu kedatangan Nayla. “Oh, Nayla! Sungguh mengejutkan melihatmu di sini. Apa kau membawa kabar baik?”
“Kabar baik? Tentu saja,” jawab Nayla dengan nada santai. “Aku hanya ingin memastikan kau tahu batas-batasmu.”
Senyum Clara memudar sedikit, tapi dia tetap mencoba mempertahankan auranya. “Aku tidak tahu apa maksudmu.”
“Oh, aku yakin kau tahu,” balas Nayla dengan nada tajam namun tetap santai. “Semua ancaman, drama, dan usaha untuk mengadu domba aku dan Arga? Kau pikir aku tidak tahu apa yang sedang kau lakukan?”
Clara terkekeh pelan. “Nayla, kau terlalu paranoid. Aku hanya berusaha melindungi hubungan lama kami. Itu saja.”
“Melindungi?” Nayla memiringkan kepala, menatap Clara dengan pandangan skeptis. “Kalau kau benar-benar peduli pada Arga, kau tidak akan merusak kehidupannya seperti ini. Dan aku di sini untuk memastikan kau berhenti.”
Clara melangkah lebih dekat, matanya menyipit. “Kau pikir kau bisa mengancamku, Nayla? Aku tahu lebih banyak tentang Arga dan keluarganya daripada kau pernah tahu.”
“Bagus,” jawab Nayla dengan senyum dingin. “Karena aku tidak peduli apa yang kau tahu. Yang aku tahu adalah kau tidak akan pernah bisa memisahkan kami.”
Pertemuan itu berakhir tanpa insiden fisik, tapi jelas meninggalkan ketegangan di antara keduanya. Nayla pulang dengan perasaan puas, sementara Clara hanya bisa menggerutu di rumahnya sendiri, mencoba mencari cara baru untuk memutar keadaan.
Namun, drama tidak berhenti di sana. Clara ternyata tidak hanya berusaha menggoyahkan hubungan Nayla dan Arga, tapi juga mulai melibatkan keluarga besar.
---
Sore itu, Nayla menerima telepon dari ibu Arga. Suara di seberang terdengar tegang. “Nayla, kau tahu apa yang terjadi? Clara bilang dia sedang diancam seseorang, dan Mama takut itu bisa memengaruhi kita semua.”
Nayla menghela napas panjang. “Ma, kalau saya boleh jujur, Clara itu ahli dalam menciptakan drama. Jangan terlalu percaya dengan ceritanya.”
“Tapi dia kelihatan sangat ketakutan, Nayla,” balas ibu Arga. “Aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja.”
“Ma, Clara tahu cara memainkan hati orang,” jawab Nayla sabar. “Tapi saya janji, saya dan Arga akan menyelesaikan ini. Kita hanya butuh waktu.”
“Baiklah,” jawab ibu Arga ragu. “Tapi tolong pastikan ini tidak akan menjadi lebih buruk.”
Di malam yang sama, Nayla dan Arga duduk bersama di ruang tamu, membahas langkah selanjutnya.
“Kita tidak bisa terus membiarkan Clara bermain-main dengan semua orang,” ujar Nayla.
“Aku tahu,” jawab Arga. “Tapi kita juga harus berhati-hati. Clara mungkin terlihat seperti orang yang tidak berbahaya, tapi dia tahu cara memanipulasi situasi.”
“Jangan khawatir,” balas Nayla dengan senyum percaya diri. “Aku punya rencana.”
Sebelum Arga sempat bertanya lebih lanjut, pintu depan tiba-tiba diketuk dengan keras. Mereka berdua saling berpandangan, lalu berjalan bersama menuju pintu.
Saat pintu dibuka, tidak ada siapa-siapa di luar. Tapi di lantai, ada sebuah kotak kecil dengan tulisan besar di atasnya, "Lepaskan Clara atau aku akan menyebarkan rahasiamu."