Datang ke Jakarta sebagai saudara tiri baru yang dikenal sebagai ketua OSIS sekolah.
Ini kisah Venera yang mempunyai saudara kembar bernama Venela.
Venera menikmati kehidupan di sekolah nya sebagai murid pindahan, sekaligus ingin membantu percintaan segitiga dari saudara tirinya di sekolah.
Apakah peran Venera sebagai pemain latar akan berubah menjadi sebuah kebencian atau jadi pemenang dihati Aldi? mengingat saudara kembarnya sekarang sudah menjadi pacar dari saudara tirinya.
Ikuti kisahnya Venera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Moodboster.
Venera secara jiwa dan raga telah lelah dalam segalanya, Dia kini harus menghadapi guncangan masalah yang datang bertubi-tubi.
Venera menatap kaca jendela dengan tatapan kosong melompong, mobil yang dikendarai Bu Anita telah sampai di kawasan monas tepat pada sore hari.
"Mau mampir dulu Ra?" Tanya Bu Anita yang netranya menatap pantulan kaca dalam mobil.
Venera menoleh tipis, bola matanya diputar kearah kaca yang disana sudah ada tatapan sang ibu.
Venera tersenyum sambil mata terpejam singkat, lalu menggeleng kepala lemah tanpa berkata-kata.
"Sayang, kamu nanti bisa cerita ke mamah ya kalau sudah sampai rumah" Kata Bu Anita.
"Heum...." Kata Venera dengan nada manja.
Sampainya dirumah.
Venera kini sedang menghampiri Bu Anita dengan baju tidur doraemon yang sudah melekat ditubuhnya, serta sandal bulu yang dipakai di kedua kakinya.
Venera duduk dan memeluk ibu nya dengan sangat erat, tanpa sedikit pun celah untuk melepaskan nya.
Venera merasa kalau pelukan nya sekarang adalah pelukan paling ternyaman dalam hidupnya.
Bu Anita pun peka, beliau langsung mengeratkan pelukan untuk jiwa anak nya yang sedang lelah di pecundangi dunia.
"Tumpahkan semua tangisan kamu di pelukan mamah sayang" Kata Bu Anita sembari mengelus bahu rapuh nya Venera.
Venera pun curhat kepada ibunya mulai dari pernikahan kekasih hatinya yang sudah dia percaya selama ini, secara sadis dia tega mencabik-cabik kepercayaan yang sudah Era tanam selama dua tahun.
"Sudah saatnya kamu lupakan Teguh, Pria di dunia ini banyak Venera, kata orang-orang bilang, hilang satu tumbuh sepuluh ribu" Kata Bu Anita menyemangati.
"Iya tau mah, yang Venera takutkan kalau buka hati lagi, yang masuk nanti seekor anjing, kalau tidak segerombolan babi hutan mah." Jawab Venera dengan nada halus namun tajam.
"Jangan bicara kasar ah sayang" Omel Bu Anita.
"Maaf mah, habisnya...." Kata Era sambil mengontrol emosional nya agar tidak menangis hebat, karena Venera sendiri sedang menahan agar tumpahan air mata itu tidak terjun membasahi pakaian ibunya.
Matanya mulai berkaca-kaca dan penuh urat warna merah.
"Jangan ditahan kalau mau nangis" Kata Bu Anita.
"Huwaaa...."
"Kenapa dunia ini sangat kejam untuk Venera mah, kenapaaaa" Kata Venera dengan luapan emosinya.
"Sayang tolong percaya pada mamah, setiap kamu ada masalah, pasti masalah itu akan membuat pikiran kamu semakin dewasa, karena setiap masalah pasti otak kamu akan mengolah untuk jalan keluarnya" Kata Bu Anita.
"Lalu gimana caranya mah, papah sudah marah banget sama Era, Venela juga terlihat marah juga" Rengek Venera dengan nada yang sudah serak.
"Kamu pikirkan itu baik-baik, mamah percaya pasti kamu bisa hadapi masalah ini dengan baik" Jawab Bu Anita.
"Heum..." Kata Venera sambil menegakan tubuh nya, dan mengusap air mata yang masih menyantol di matanya.
Melepas pelukan, dan tersenyum penuh arti di hadapan mamahnya. "Makasih mamah, Venera sudah tenang seka....."
"Paket!"
Venera menoleh ke arah pintu yang tiba-tiba digedor oleh kurir Shoppe. Venera berdecak, dan membiarkan ibunya untuk tetap di kamar.
"Biar Venera yang buka mah" Kata Venera dengan lugas dan tersenyum.
Venera keluar kamar tidurnya, lalu melangkah kan kakinya menuju pintu rumah.
"Pesanan COD Sebilah pisau dapur dan peralatan makeup nya kak" Kata kurir itu sambil menunduk membaca tulisan pada secarik kertas di genggam nya.
Venera menggeleng kepala "Mana cepat bolpoin dan kertas nya" Pinta Venera sambil menadahkan telapak tangan.
Kurir itu mendongak kepala, lalu mengambil bolpoin dan secarik kertas label pengiriman dan penerimaan barang.
Venera mengambilnya saat sang kurir sudah mengulurkan kedua barang itu.
Bolpoin tiba-tiba dilempar oleh Venera ke teras rumah "Macet mas" Katanya.
Kurir itu membulat kedua mata sempurna dihadapan Eca, sambil menggeleng kepala kekecewaan, menghampiri bolpoin itu lalu melemparnya lebih jauh dari Venera "Bolpoin meresahkan" Katanya.
Setelah semua urusan cod telah selesai, Venera kembali masuk ke dalam rumah, dan bilang ke ibunya saat ibunya bertanya siapa yang barusan datang.
membawa 1mawar dan iklan biar tmbh semangat
membawa 1 iklan biar tmbh semangat
mampir yuk ke tempat aku. bebas yg mana aja 🙏🏿😘😁
salam dari
"aku dan teman kamarku"