NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: lilyxy

Dijual oleh ayah tirinya pada seorang muncikari, Lilyan Lutner dibeli oleh seorang taipan. Xander Sebastian, mencari perawan yang bisa dinikahinya dengan cepat. Bukan tanpa alasan, Xander meminta Lily untuk menjadi istrinya agar ia bisa lepas dari tuntutan sang kakek. Pernikahan yang dijalani Lily kian rumit karena perlakuan dingin Xander kepadanya. Apa pun yang Lily lakukan, menjadi serba salah di mata sang suami. Xander seakan memiliki obsesi dan dendam pribadi pada hidupnya. Bagaimanakah nasib Lily yang harus menjalani pernikahan dengan suami dinginnya? Haruskah ia bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilyxy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Lily menarik nafasnya dalam-dalam untuk menenangkan hatinya yang gelisah. Ia berusaha keras mengusir keraguannya sendiri dan memantapkan hati.

"I-iya, Brenda." Lily pun mulai melangkah maju.

"Selamat berjuang, Nona!"

Suara Silvia dan Katy berbisik dari belakangnya, Lily menoleh sekilas dan hanya bisa tersenyum canggung. Kemudian melanjutkan perjalanan dan menghilang di balik pintu.

"Tuan," ucap Brenda.

Xander yang saat ini berdiri di balkon kamarnya pun berbalik menatap Brenda, namun dia tidak melihat sosok Lily di sana. "Di mana dia?"

Brenda pun bergerak ke samping selangkah dan barulah Xander bisa melihat sosok Lily yang berdiri anggun. Brenda memang sengaja sedikit menggoda sang tuan untuk memberinya kejutan.

Brenda pun keluar dari kamar mewah tersebut, meninggalkan Lily dan Xander berdua. Seluruh ruangan itu langsung terkunci dengan otomatis, membuat suasana semakin intens.

Dua pasang mata itu bertaut, membuat pemiliknya tenggelam dalam masing-masing rasa. Lily berdebar dengan jemari yang terasa dingin menatap pria yang berdiri dengan tegap itu.

Sedangkan, Xander pun tertegun saat memindai sekilas gadis di depannya itu. Baru melihat tubuh dan wajah sebagian saja sudah membuat tubuh Xander berdesir. Bagaimana kalau melihatnya secara utuh?

Sepanjang umurnya, Xander baru bereaksi pada dua orang wanita. Pertama adalah Lily Anastasya, gadis remaja sahabat adiknya yang dulu baru berusia 15 tahun.

Xander bahkan sempat mengira kalau dia memiliki kelainan karena menyukai seorang bocah ingusan. Tentu saja baginya demikian karena selisih umur mereka adalah 15 tahun.

Memikirkan gadis tersebut, entah kenapa dia merasa kalau Lily benar-benar sangat mirip, terutama adalah dari bentuk fisik. Walau tentu saja gadis di depannya ini terasa lebih matang.

Memikirkan hal itu saja langsung membuat pikiran Xander berkelana ke mana-mana. Kulit seputih susu yang bersinar terang itu seakan meminta untuk disentuh.

Bibir merah yang baru pertama kali ia lihat itu juga mengundangnya untuk melumat. Bentuknya pun sangat mirip dengan bibir Lily-nya yang dulu. Apalagi saat gadis itu memaksakan senyumannya.

Xander bisa melihat lesung pipi dan gigi kelinci Lily yang membuat jantungnya berdebar tak terkira. Kenapa bisa ada dua gadis yang memiliki senyuman yang sama? Siapa sebenarnya gadis ini?

"T-tuan ...," lirih Lily gemetar.

Xander terpaku di tempatnya saat dia melihat Lily perlahan mulai melepaskan kimono yang dikenakan. Menunjukkan tubuh molek nan indah yang dihiasi oleh lingerie putih yang cantik.

Mata Xander dimanjakan segera oleh dada berisi dengan puncak coklat muda yang jelas tercetak. Lekuk tubuh berisi gadis itu juga langsung terpeta jelas di depan mata.

Xander akui kalau dia juga pernah tidur dengan seorang wanita untuk melepaskan kebutuhan duniawi nya. Namun, baru kali ini ia benar-benar menginginkan seorang wanita selain Lily, gadis dari masa lalunya.

Lily memberanikan diri untuk melangkah mengayun dengan sensual mendekati suaminya, karena ia sudah berjanji akan melayani pria tersebut sebelumnya.

Aroma semerbak wangi langsung memenuhi indra penciuman Xander yang membuatnya semakin tidak bisa menahan diri. Bayangan untuk menguasai gadis itu dengan cara-cara yang tidak biasa berkelebat di kepalanya.

Dia bahkan membayangkan membawa gadis itu ke dalam ruangan rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun. Memang sudah lama dia berharap bisa bertemu dengan seorang wanita yang mampu memenuhi keinginan terpendamnya selama ini.

Dia butuh seorang wanita untuk menuntaskan segala obsesi dan mewujudkan segala fantasi yang sudah lama bertengger di kepalanya. Apakah Lily orangnya?

Masalahnya, Xander juga bertanya bagaimana respon Lily kalau dia sampai mengetahui semua tentang dirinya, termasuk ruangan rahasia dan gaya bercintanya yang tidak biasa.

"Tuan," lirih Lily lagi.

Kini, gadis itu memberanikan diri untuk berjinjit dan mengalungkan tangannya di leher kokoh Xander. Walau masih memasang wajah datar, tapi dia sangat ingin menyergap pinggang ramping gadis itu. Keinginan itu semakin membuncah saat Lily justru mulai mengecup tengkuknya dengan bibir ranum merah meronanya. Seolah aliran darah sedang mendesak keras di bagian pusat tubuhnya.

"Masih berpikir aku gay?" tanya Xander membuka suara.

Lily sebetulnya ingin mengejek pria itu yang rupanya masih mengingat umpatannya. Jelas bahwa pria itu tersinggung hingga tidak heran kalau dia selalu tampak kesal setelahnya.

"Masih, sebelum Tuan membuktikannya sendiri."

Xander kemudian tersenyum miring menatap gadis yang jelas berusaha menguji kesabarannya itu. Dengan gerak cepat, Xander menukar posisi lalu menghimpit Lily di dinding kaca.

Dia kemudian menunduk lalu melumat pelan bibir sang wanita. Tujuan awalnya sebetulnya untuk membuktikan diri. Walau akhirnya dia menikmati juga ciuman manis keduanya.

Xander tidak akan ragu mengakui kalau bibir itu sangat sesuai dengan seleranya. Setidaknya kini dia bisa menikmatinya sesering mungkin hingga kontrak mereka selesai.

"Jangan berteriak meminta ampun setelah ini, Nona."

Lily tersenyum menggoda dan balik menantang Xander sambil berkata, "Tuan akan menyukai teriakanku."Setelahnya, lumatan yang lembut sebelumnya berubah menjadi lumatan yang begitu menuntut. Xander sangat ingin membuat gadis itu berteriak memanggil namanya dalam kungkungannya.

Dia ingin wanita itu memohon ampun karena sudah menyebutnya sebagai gay. Dia bahkan ingin wanita itu juga memohon lagi padanya untuk disentuh lagi dan lagi.

Puas dengan bibir, Xander kemudian menyasar leher Lily dan mulai menghisap juga menggigit di sana.membuat gigitan di sana. Sedangkan, Lily merasakan sensasi asing yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Pastikan dirimu memang benar-benar masih perawan, Nona. Kalau tidak, kamu akan benar-benar menyesalinya!" bisik Xander tepat ditelinga Lily memberi peringatan.

"Kamu yang akan menyesal karena telah meragukan ku, Tuan. Jangan salahkan aku kalau pada akhirnya nanti,kamu yang terjebak."

Xander tersenyum miring. Gadis ini benar-benar terdengar begitu percaya diri malam itu. Sangat berbeda dengan pribadinya beberapa hari ke belakang. Membuat Xander benar-benar tertantang untuk segera memulai.

"Mari kita buktikan saja," balas Xander kemudian satu tangannya bergerak meraih apa yang ada di balik celana dalam Lily

"Akhhh!" pekik Lily terkejut saat jemari pria itu meraba daerah pribadinya. Namun, tentu Xander tidak berhenti sampai di sana. Semakin melonjak tubuh Lily saat jari tengah pria itu menyelinap masuk ke dalam area pribadinya.

"T-tuan," lirih Lily.

Lily sangat malu karena bibirnya sudah tidak bisa lagi dikontrol saat lagi jari itu bergerak maju mundur dengan ibu jari yang bergerak memutar untuk menggoda titik sensitifnya.

Lily menggigit bibirnya kuat-kuat, merasakan gelombang kenikmatan itu menerjang dirinya. Perasaan yang begitu asing sekaligus begitu nikmat menjalar di tubuhnya.

Xander kini bergerak menurunkan tali spaghetti lingerie yang menggantung di pundaknya. Membiarkannya terjatuh melewati lengan dan membuat dadanya yang padat tersingkap jelas.

"Eghhhhh, T-Tuan!" pekik Lily.

Sekali lagi Lily merespon saat bibir pria itu melumat salah satu puncak dadanya yang sudah mengencang. Membuat pusat tubuhnya makin berdenyut hebat.

Lily bisa merasakan kalau rasa nikmat itu akan meledak bersamaan dengan jari yang terus bergerak pelan namun intens itu. Dia akui kalau bibir Xander benar-benar lihai memanjakannya.

Puas dengan satu sisi, Xander memindahkan bibirnya ke sisi lainnya. Melumat rakus dan memainkan se demikian rupa dada penuh milik Lily membuatnya mendesah tidak berdaya.

Xander berhasil membuatnya terbang ke awan dengan setiap perlakuan yang dia terima. Hingga, Lily mulai bergerak untuk meraih dan menjambak rambut Xander.

Namun, bukannya berhenti, gerakan tangan Xander di bawah sana malah semakin cepat dan tidak terkendali. Ditambah dengan hisapan dan gigitan Xander di dadanya.

Lily tidak yakin dengan yang dia rasakan, tapi gelombang dahsyat hampir menghantam tubuhnya. Seiring dengan semakin kuatnya tarikan gadis itu pada rambut Xander.

Xander tentu tahu apa artinya bahasa tubuh Lily. Gadis dengan nafas tersengal ini hampir mencapai puncaknya. Oleh karenanya, pria itu semakin mempercepat gerakannya di tubuh sang gadis hingga membuatnya menegang.

Tidak lama kemudian, Eghhhhhh... T-tuaaannnn!!!"

Nyaris berteriak karena gelombang cinta yang melanda, Lily melepaskan seluruh cairannya malam itu untuk pertama kalinya seumur hidupnya.

Dada Lily naik turun, berusaha menghirup oksigen di sekitarnya. Sedangkan, Xander membungkam mulut Lily yang sedikit terbuka dengan lumatan lembut.

Membiarkan tangannya yang masih terbenam di tubuh bagian bawah Lily, dibasahi oleh cairan cinta milik gadis yang sebentar lagi akan ia tanami benihnya tersebut.

Seketika tubuh Lily lunglai dengan lutut bergetar. Xander sigap melepaskan tangannya dan mengangkat tubuh Lily dalam satu gerakan. Kaki Lily kini melingkar erat di pinggang Xander.

Reflek, tangan Lily pun juga melingkar di leher kokoh Xander. Namun, gadis itu menunduk karena tidak berani menatap pria yang baru saja mengantarkannya menuju puncak kenikmatan.

Dia merasa sangat malu karena itu adalah pengalaman pertamanya terlebih lagi dilakukannya bersama pria asing yang kini menyandang gelar sebagai suaminya.

Xander menatap mata sayu Lily dengan intens sembari membawanya ke atas tempat tidur kemudian merebahkannya dengan lembut di sana.

"Masih berpikir kalau aku adalah gay?" tanya Xander dingin.

Setidaknya, dia sudah membuktikan pada Lily bahwa ia berhasil memberikannya kepuasan hanya dengan jemarinya. Lily memberanikan diri untuk memberi respon.

"Seorang gay juga bisa menggunakan cara itu untuk memuaskan wanita, Tuan. Tapi ia tidak akan selera walau ada wanita polos sekalipun di depannya. T-Tuan bahkan belum membuktikan apapun padaku. Apa tangan itu adalah simbol dari kekuatan Tuan? Apa tangan itu juga yang bisa membuatku hamil?"

**

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut bagus sayang upnya lama doubel up thor
Leo Picisan
gk selesai cerita ny
Reni Anjarwani
lanjut thor
Seriati Purba
Biasa
Reni Anjarwani
up yg banyak thor mumpung lg anget2 nya epusodenya
Reni Anjarwani
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!