Vania, gadis cantik dan pekerja keras, mengalami kecelakaan yang mengubah hidupnya selamanya. Benturan keras di kepala membuatnya terluka parah dan berjuang antara hidup dan mati. Namun, suatu keajaiban yang tidak terduga terjadi. Jiwa Vania berpindah ke tubuh seorang gadis lugu dan polos bernama Beby, yang memiliki tubuh gemuk dan hidup yang penuh dengan kemalangan.
Beby sering ditindas oleh ibu tirinya dan adik tirinya yang kejam. Bahkan, tunangannya sendiri tidak memperlakukannya dengan baik. Vania yang kini berada di tubuh Beby bertekad untuk mengubah nasib buruknya dan membantunya mendapatkan cinta yang sebenarnya.
Tapi, apakah Vania berhasil membantu Beby memenangkan cinta tunangannya? Dan akankah Vania berhasil kembali ke tubuh aslinya?
Mari kita simak cerita selanjutnya untuk menemukan jawabannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayah pemabuk
Beby mengantar Anita untuk pulang ke rumahnya. Nana dibiarkan tinggal di rumah sakit untuk menjaga Vania. Beby hanya mengantar Anita untuk pulang walaupun sekedar melihat rumahnya. Anita juga sudah 5 hari lebih tidak pulang. Jika ia pulang tak ada yang menjaga Vania.
Saat sampai di rumah, terlihat pintu rumah terbuka. Anita segera turun dari mobil dan buru-buru masuk ke dalam rumah.Terlihat suasana di dalam rumah berantakan, semua barang terjatuh berserakan di lantai.
"Apa yang kamu lakukan ha...! " Teriak Anita kepada lelaki yang sedang mengacak-acak isi lemari di kamarnya.
"Dimana kamu sembunyikan sertifikat itu! " Ucap lelaki itu sambil terus mencari di dalam lemari.
"Hentikan,mau kamu apakan sertifikat itu, "
Beby tentu tau siapa lelaki itu, lelaki itu adalah ayahnya. Ayah Vania memang masih hidup namun ia tak pernah pulang ke rumah. Setiap hari kerjanya hanya judi, mabuk-mabukan bahkan suka main perempuan. Ibunya sudah lama ingin menceritakannya namun ayah Vania selalu mengancam akan terus mengganggu mereka hingga ia tak berani melakukannya.
Beby sangat geram melihat tingkah ayahnya. Dalam keadaan mabuk ibunya sering jadi bahan pelampiasan kekesalannya. Bahkan ia sering dipukul dan di hajar. Itulah yang membuatnya selalu bekerja keras supaya mereka bisa segera pergi dari rumah itu.
"Minggir kamu, cepat katakan. Aku mau menjual rumah ini, ini kan rumahku kamu itu tidak punya apa-apa. " Ujar ayah Vania sambil mendorong tubuh Anita.
Untunglah Beby datang tepat waktu, ia menangkap tubuh Anita.
"Ibu gak papa, " Kata Beby.
Anita mengangguk.
"Bisa tidak, memperlakukan wanita lebih lembut. Dia ini istrimu beraninya kamu mendorongnya. " Ucap Beby kesal.
"Siapa kamu, jangan ikut campur masalah rumah tanggaku. " Ia beralih ke ruang tamu.
Anita mengikutinya ia tak ingin sampai sertifikat itu jatuh ditangan lelaki biadab itu.
"Tidak, jangan kamu jual rumah ini. Rumah dibeli dengan hasil kerja keras Vania . Aku tidak rela jika kamu menjualnya. " Anita menarik tangannya.
Namun Ayah Vania sudah hilang akal. Ia baru saja kalah judi hingga ia butuh uang lagi untuk bermain judi. Ia malah menampar Anita dengan keras hingga membuat ibu Vania itu sampai jatuh tersungkur.
Melihat itu Beby sangat syok. Ibu yang ia sayangi ditampar tepat dihadapanya. Selama ini saat ibunya dihajar ia tak pernah berada di rumah. Namun kali ini ia benar-benar menyaksikan sendiri adegan itu.
Tanpa berfikir panjang Beby membalas tamparan itu. Ia menampar keras pipi ayahnya. Hal itu tentu saja membuat ayahnya murka.
"Berani sekali kamu menampar ibuku. "
Lelaki itu melotot ke arah Beby. " Kurang ajar kamu, berani sekali kamu menamparku.Dia itu bukan ibumu jadi jangan ikut campur.Kamu tidak tau siapa aku. "
"Kamu itu hanya lelaki berengsek, pantasnya kamu itu mendekam di penjara atau musnah sekalian. "
Ia mengangkat kursi plastik yang ada didekatnya hendak dilempar ke arah Beby. Melihat itu Beby berbalik memeluk Anita dan memejamkan matanya. Ia pasrah jika kursi itu menghantam tubuhnya. Yang penting ia bisa melindungi ibunya.
"Bruuaak ... "
Beby membuka matanya perlahan. Tak terjadi apa-apa pada tubuhnya tapi jelas-jelas ayahnya sudah melemparkan kursi itu. Beby berbalik, ia dibuat kaget dengan keberadaan Barra yang sudah menghalangi kursi itu dengan punggungnya.
"Kamu tidak papa? " Ucap Barra.
DUKUNG AUTHOR DENGA LIKE , KOMENT DAN VOTE.
dalam hati masih bertanya².
kurang puas bacanya
pengen segera ketahuan buruknya si evelyn
semangat Thor 💪💪☺️
kereenn