NovelToon NovelToon
Mind-blowing

Mind-blowing

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan / Saudara palsu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: lavenderoof

"Tidak perlu Lautan dalam upaya menenggelamkanku. Cukup matamu."

-

Alice, gadis cantik dari keluarga kaya. Hidup dibawah bayang-bayang kakaknya. Tinggal di mansion mewah yang lebih terasa seperti sangkar emas.

Ia bahkan tidak bisa mengatakan apa yang benar-benar diinginkannya.

Bertanya-tanya kapankah kehidupan sesungguhnya dimulai?

Kehidupannya mulai berubah saat ia diam-diam menggantikan kakaknya disebuah kencan buta.

Ayo baca "Mind-blowing" by Nona Lavenderoof.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lavenderoof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Mati Kutu

"Are you okay, Nona Swan?" Tanya pria itu yang duduk didepan Alice. Tentu melihat jelas ekspresinya yang ketakutan.

Mendengar pertanyaan itu tentu saja membuat Alice seketika menatap pria itu, seketika mati kutu. Benar-benar pasrah dengan yang akan terjadi setelah ini.

Namun, reaksi pria itu benar-benar tak terduga. Pria itu hanya menanyai keadaan, lalu menyelipkan kartu nama tersebut ke dalam kantong jasnya dengan gerakan tenang dan anggun. Tanpa perubahan sikap atau reaksi apapun.

Tidak ada reaksi apa pun yang menunjukkan ia menyadari ketidaksesuaian identitas Alice. Berarti pria itu sama sekali tidak tahu, Nona Swan mana yang seharusnya ia kencani.

Namun, aura intimidatif pria itu membuat Alice terus merasa gelisah. Bahkan tanpa berkata apa-apa, kehadirannya sudah cukup membuat Alice merasa dirinya dihakimi, ia merasa begitu rendah.

Keheningan kembali menguasai. Alice hanya bisa diam, tubuhnya terasa membatu di kursinya. Pria itu, dengan gerak-gerik yang tenang namun begitu terkontrol, menuangkan teh dari teko ke cangkirnya.

Alice mencoba mencari cara untuk memecah keheningan, tetapi setiap kali ia membuka mulut, kata-kata itu tersangkut di tenggorokannya. Pria itu menyesap tehnya dengan tenang.

Setelah beberapa menit berlalu tanpa percakapan, pria itu melirik arlojinya. Dengan suara tegas, ia berkata, “Waktunya sudah habis.”

Ia berdiri, merapikan jasnya dengan gerakan elegan, lalu pergi tanpa sepatah kata lagi. Punggungnya yang tegap perlahan menghilang di balik pintu restoran, meninggalkan Alice yang masih membeku di kursinya.

Tanpa basa-basi, pria itu bangkit, meraih jasnya, dan pergi begitu saja, meninggalkan Alice yang masih terpaku di kursinya.

Beberapa detik memastikan pria itu mulai jauh, Alice akhirnya bisa menarik napas panjang. Rasanya seperti baru saja keluar dari ruangan tanpa udara. Tangannya gemetar saat meraih cangkir teh di depannya, berharap teh hangat itu bisa menenangkan dirinya.

Namun, saat menyesapnya, ia terbatuk kecil. Rasa pahit yang begitu kuat menusuk lidahnya, membuat wajahnya sedikit meringis.

“Ya Tuhan... Bahkan tehnya pun menyeramkan. Aku benar-benar akan mati, jika pria itu tidak memilih pergi.”

Alice meletakkan cangkir itu dengan gemetar, lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi. Tidak ada minuman anggur, tidak ada makanan mewah, bahkan tidak ada obrolan ringan. Hanya ada kartu nama dan teh hitam pekat yang mengeluarkan aroma pahit.

Alice menatap pintu restoran, tempat pria itu menghilang, dan hanya bisa menarik napas panjang. Tapi ada satu hal yang jelas, tatapan pria itu begitu tajam dan menyeramkan, hingga membuat semua rencananya kacau.

Semua persiapan yang ia lakukan semalam, berlatih makan dengan tidak sopan, berbicara kasar, bahkan memoles karakter sebagai wanita menyebalkan, tidak ada yang berguna.

Tidak ada interaksi, tidak ada kesempatan untuk menunjukkan sisi buruk yang telah mereka rencanakan.

Setelah memastikan nafasnya sudah sedikit lebih teratur, Alice melangkah keluar dari restoran dengan langkah berat.

Meski kakinya masih terasa gemetar, tapi wajahnya benar-benar kosong, tanpa ekspresi. Pikirannya penuh, tapi ia tidak tahu harus bagaimana mengekspresikannya.

*

Alice membuka pintu mobil dengan kasar dan langsung masuk tanpa menunggu sapaan dari Cindy, yang sudah menunggunya sejak tadi. Cindy, yang duduk di kursi pengemudi, menoleh dengan ekspresi penuh rasa ingin tahu.

“Al! Bagaimana?!” Cindy bertanya dengan nada penasaran, hampir berteriak.

Alice diam, menatap Cindy sebentar tanpa menjawab. Udara malam yang dingin mengelus wajahnya, tapi itu tidak membantu mendinginkan gejolak dalam hatinya. Setelah beberapa detik, Alice tiba-tiba mengangguk pelan.

Cindy mengernyit. “Maksudmu bagaimana? Kenapa kau mengangguk? Apa berhasil?” tanyanya lagi, kali ini nadanya terdengar lebih mendesak.

Cindy membuka mulut, siap mendengar detail apa pun tentang kencan tadi. Namun, sebelum Cindy sempat melanjutkan, Alice langsung mengangkat tangannya dan membungkam kakaknya.

"Jangan bicara apapun lagi! Biarkan aku menangis dulu!"

Cindy terdiam, terkejut melihat air mata yang mulai mengalir di wajah adiknya.

"Tahi lalatmu hilang." Ucap Cindy, tersadar kalau tanda lahir palsu yang ia buat diatas bibir adiknya sudah tidak ada.

"Aku tidak peduli." Jawab Alice menggelengkan kepala dengan ekspresi penuh drama.

Lalu menutup matanya dengan kedua tangannya. "Akh, mataku sakit! Aku rasa pemandangannya tadi benar-benar melukai mataku!"

"Dia sejelek itu?" Tanya Cindy mendengar perkataan dan melihat ekspresi adiknya, tetapi bingung pada saat yang sama.

1
Putri Anissa Hdy
kita liat Nnti kelanjutannya 🤔
adelia
lumayan menarik
khiasaputri
☝🏻Masih nunggu jodohnya dateng
nona lavenderoof
Mohon dukungannya ya, Lavendears!
ig : lavenderoof
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!