Di negeri magis Aelderia, Radena, seorang putri kerajaan yang berbakat sihir, merasa terbelenggu oleh takdirnya sebagai pewaris takhta. Hidupnya berubah ketika ia dihantui mimpi misterius tentang kehancuran dunia dan mendengar legenda tentang Astralis—sebuah senjata legendaris yang dipercaya mampu menyelamatkan atau menghancurkan dunia. Dalam pelariannya mencari kebenaran, ia bertemu Frieden, seorang petualang misterius yang ternyata terikat dalam takdir yang sama.
Perjalanan mereka membawa keduanya melewati hutan gelap, kuil tersembunyi, hingga pertempuran melawan sekte sihir gelap yang mengincar Astralis demi kekuatan tak terbayangkan. Namun, untuk mendapatkan senjata itu, Radena harus menghadapi rahasia besar tentang asal-usul sihir dan pengorbanan yang melahirkan dunia mereka.
Ketika kegelapan semakin mendekat, Radena dan Frieden harus memutuskan: berjuang bersama atau terpecah oleh rahasia yang membebani jiwa mereka. Di antara pilihan dan takdir, apakah Radena siap memb
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dzira Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25: Cahaya dan Bayangan
Setelah kebangkitan Valtherion, dunia tampak memasuki masa keemasan baru. Hubungan antara manusia, naga, dan iblis mulai menunjukkan perkembangan positif, meskipun masih ada tantangan kecil di sana-sini. Namun, Radena, Frieden, Lya, Zurek, dan Zaurath tahu bahwa keseimbangan ini membutuhkan perhatian terus-menerus.
Valtherion sebagai Penjaga Dunia
Valtherion, sang naga kuno, memilih untuk tinggal di pusat dunia, sebuah tempat yang disebut sebagai Celestial Nexus. Lokasi ini adalah titik pertemuan energi sihir dari seluruh dunia, tempat di mana keseimbangan bisa dipantau.
Radena, Frieden, dan Lya datang untuk mengunjungi Valtherion, membawa kabar tentang dunia luar.
“Bagaimana keadaan keseimbangan, Valtherion?” tanya Radena.
Valtherion membuka matanya yang besar dan berkilauan seperti permata. “Energi dunia ini mulai stabil. Namun, aku merasakan bayangan kecil yang bergerak di ujung batas keseimbangan. Sesuatu atau seseorang sedang mencoba mengganggu tatanan ini lagi.”
Frieden mengerutkan dahi. “Apakah ini masih sekte gelap?”
Valtherion menggeleng pelan. “Tidak, ini berbeda. Energi ini terasa lebih kuno, lebih licik. Kita harus segera menyelidiki.”
Misteri di Ujung Dunia
Valtherion memandu mereka menuju sebuah wilayah yang selama ini tidak pernah dijelajahi, sebuah pulau terapung yang tersembunyi di balik kabut tebal. Tempat itu dikenal sebagai Aetheris Void, sebuah wilayah yang menurut legenda adalah pintu menuju dimensi lain.
“Kami selalu menghindari tempat ini,” kata Zaurath, yang bergabung dalam ekspedisi. “Aetheris Void memiliki sejarah kelam. Banyak yang percaya bahwa tempat ini adalah asal mula kekuatan sihir di dunia kita, tetapi juga tempat di mana kegelapan pertama kali muncul.”
Zurek, yang tampak lebih tenang daripada biasanya, berkata, “Kalau begitu, ini mungkin tempat di mana masalah ini bermula. Kita harus masuk.”
Mereka berangkat bersama-sama, melewati kabut tebal yang membuat pandangan mereka terbatas. Energi di tempat itu terasa berat, seolah-olah udara itu sendiri dipenuhi dengan bisikan yang tidak jelas.
“Ini seperti mimpi buruk,” gumam Lya sambil memegang busurnya erat-erat.
“Lebih seperti ujian,” jawab Frieden, matanya terus mengamati sekeliling.
Pertemuan dengan Bayangan Kuno
Ketika mereka mencapai pusat pulau terapung, mereka menemukan sebuah altar besar yang tampaknya terbuat dari batu hitam legam. Di atasnya berdiri sosok berkerudung, auranya memancarkan kegelapan yang dalam.
“Akhirnya kalian tiba,” kata sosok itu dengan suara rendah yang menggema di udara.
“Siapa kau?” tanya Radena sambil mengangkat tongkatnya.
Sosok itu tertawa kecil. “Aku adalah bayangan dari masa lalu. Aku adalah jiwa yang pernah menjadi bagian dari Valtherion. Namun, aku dibuang karena terlalu kuat.”
Valtherion mendekat, matanya menyipit. “Itu kau... Umbryss. Kau adalah bagian dari jiwa yang aku pisahkan untuk menjaga keseimbangan. Tapi aku tidak pernah menyangka kau bisa bertahan di tempat ini.”
Umbryss mengangguk pelan. “Aku bertahan, dan aku telah menyerap kegelapan dari dunia ini selama ribuan tahun. Sekarang, aku lebih kuat dari sebelumnya. Dan aku akan mengambil kembali apa yang menjadi milikku—keseimbangan dunia ini.”
Pertempuran Melawan Umbryss
Umbryss mengangkat tangannya, dan bayangan di sekitarnya mulai mengambil bentuk. Makhluk-makhluk yang tampak seperti versi gelap dari naga, iblis, dan manusia muncul, menyerang kelompok Radena.
“Jangan biarkan dia menguasai altar!” seru Valtherion sambil meluncurkan semburan cahaya dari mulutnya.
Pertempuran berlangsung sengit. Lya menggunakan panah sihirnya untuk menjatuhkan makhluk-makhluk bayangan dari kejauhan, sementara Zurek meluncurkan semburan energi gelap untuk melawan mereka. Frieden dan Zaurath menyerang langsung ke arah Umbryss, mencoba menghancurkan pusat kekuatannya.
Namun, Umbryss terlalu kuat. Ia menggunakan kegelapan di sekitarnya untuk menciptakan pelindung yang hampir tak tertembus.
“Kita butuh sesuatu yang lebih besar untuk melawannya,” kata Frieden sambil menghindari serangan bayangan.
Radena memejamkan matanya, mencoba merasakan energi di sekitarnya. “Ada sesuatu di bawah altar ini... sesuatu yang bisa membantu kita.”
Membangkitkan Cahaya Kuno
Radena melantunkan mantra besar, memfokuskan energi sihir ke tongkatnya. Tanah di bawah altar mulai bergetar, dan cahaya terang muncul dari bawahnya.
“Apa itu?” tanya Lya, matanya membelalak.
“Itu adalah inti keseimbangan dunia,” jawab Valtherion. “Umbryss telah mencoba menyembunyikannya untuk menguasai dunia ini. Radena, gunakan itu untuk melawannya.”
Radena mengambil energi dari inti itu, menggabungkannya dengan kekuatan sihirnya sendiri. Cahaya besar meledak dari tongkatnya, menghancurkan pelindung Umbryss dan melumpuhkan makhluk-makhluk bayangan di sekitarnya.
Umbryss meraung marah. “Kalian pikir ini sudah berakhir? Aku adalah bagian dari dunia ini. Aku tidak bisa dihancurkan!”
Radena melangkah maju, matanya bersinar dengan cahaya yang sama. “Kau mungkin bagian dari dunia ini, tetapi keseimbangan adalah milik semua makhluk. Kau tidak akan pernah memilikinya sendiri.”
Dengan satu serangan terakhir, Radena mengarahkan cahaya itu ke arah Umbryss. Sosok itu terpecah menjadi serpihan kecil, lalu menghilang ke udara.
Menyatukan Kembali Dunia
Setelah Umbryss dihancurkan, inti keseimbangan dunia kembali tenang. Valtherion melangkah mendekati altar, menyentuhnya dengan lembut.
“Keseimbangan telah dipulihkan, tetapi dunia ini masih rapuh,” kata Valtherion.
Radena menatap teman-temannya, kelelahan tetapi penuh rasa lega. “Kita telah melalui begitu banyak. Tapi aku percaya, selama kita tetap bersama, dunia ini akan terus bertahan.”
Zaurath mengangguk. “Aku akan memastikan para naga tetap mematuhi keseimbangan ini.”
Zurek menambahkan, “Dan aku akan menjaga iblis tetap di jalur yang benar.”
Frieden menatap Radena dan tersenyum. “Kau tahu, Radena, ini mungkin awal dari sesuatu yang lebih besar.”
Radena tersenyum kecil. “Kalau begitu, mari kita bersiap untuk tantangan berikutnya.”
Beberapa bulan setelah kemenangan atas Umbryss, dunia kembali tenang, tetapi tidak sepenuhnya damai. Keseimbangan yang telah dipulihkan oleh Radena, Frieden, Lya, dan sekutu mereka tampak rapuh. Bayangan dari konflik sebelumnya masih menyelimuti hati banyak pihak—manusia, naga, dan iblis.
Ketidakstabilan Baru
Aelderia. Di hadapannya hadir Zaurath, Zurek, perwakilan bangsawan manusia, dan beberapa pemimpin wilayah lainnya.
“Keseimbangan dunia telah dipulihkan,” kata Radena dengan nada serius. “Tapi aku merasa ada sesuatu yang tidak benar.”
Zaurath, yang duduk di sisi ruangan, membuka matanya yang menyala. “Aku merasakan hal yang sama. Ada fluktuasi energi di seluruh dunia. Energi ini tidak besar, tetapi cukup untuk mengganggu harmoni.”
Zurek mengangguk, matanya memancarkan sinar gelap. “Di dunia iblis, beberapa makhluk mulai kehilangan kendali. Mereka seperti merasakan panggilan dari sesuatu... sesuatu yang besar.”
Seorang bangsawan manusia berdiri, ekspresinya penuh kekhawatiran. “Apa artinya ini? Apakah ini ancaman baru? Kita baru saja melewati perang besar. Dunia tidak bisa menghadapi konflik lain.”
Radena menenangkan mereka dengan isyarat tangan. “Aku tidak tahu apa yang menyebabkan ini, tapi kita akan menyelidikinya. Kita tidak akan membiarkan dunia ini jatuh ke dalam kekacauan lagi.”
Misi ke Dunia Bawah
Radena, Frieden, Lya, Zurek, dan Zaurath memutuskan untuk menyelidiki sumber fluktuasi energi ini. Valtherion, yang masih menjaga Celestial Nexus, memberikan petunjuk.
“Energi ini berasal dari kedalaman dunia,” kata Valtherion. “Ada sesuatu yang terbangun di Dunia Bawah, tempat yang bahkan aku tidak tahu sepenuhnya. Kalian harus pergi ke sana, tetapi hati-hati—tidak ada yang pernah kembali dari tempat itu.”
Frieden menatap Valtherion dengan penuh keyakinan. “Kami tidak akan mundur. Jika ini demi keseimbangan, kami akan melakukannya.”
Radena mengangguk. “Arahkan kami ke sana, Valtherion.”
Pintu ke Dunia Bawah
Mereka tiba di sebuah tempat kuno di tengah lautan, sebuah pulau kecil yang dikelilingi oleh badai sihir yang tak terputus. Di tengah pulau itu, ada sebuah gua besar yang memancarkan aura kegelapan.
“Pintu ini adalah jalur ke Dunia Bawah,” kata Zaurath, suaranya penuh kewaspadaan. “Hanya mereka yang cukup kuat dan memiliki niat tulus yang bisa melewatinya.”
Ketika mereka memasuki gua, udara di sekitarnya berubah. Rasanya berat, dingin, dan penuh dengan bisikan yang tidak jelas. Setiap langkah mereka terasa seperti memasuki dimensi lain.
“Ini lebih buruk dari apa pun yang pernah kita hadapi,” kata Lya, memegang busurnya dengan erat.
Radena tetap memimpin di depan. “Kita harus tetap fokus. Dunia ini bergantung pada kita.”
Dunia Bawah
Dunia Bawah adalah tempat yang aneh dan mengerikan. Langitnya gelap tanpa bintang, tanahnya berwarna ungu gelap yang tampak bergerak seperti cairan. Bangunan-bangunan besar berbentuk melingkar berdiri di kejauhan, tampak seperti reruntuhan dari peradaban yang telah lama hilang.
“Tempat ini seperti cerminan dunia kita, tetapi lebih... rusak,” gumam Zurek.
Zaurath mengamati sekitar. “Ini bukan hanya tempat. Ini adalah energi yang mencoba meniru dunia kita, tetapi gagal.”
Tiba-tiba, makhluk-makhluk besar dengan tubuh seperti bayangan muncul dari kegelapan. Mereka bergerak seperti kabut tetapi memiliki bentuk kasar menyerupai manusia dan naga.
“Siap-siap!” teriak Frieden, menarik pedangnya.
Pertempuran sengit terjadi. Makhluk-makhluk itu tidak memiliki tubuh fisik sepenuhnya, sehingga sulit untuk dilawan. Namun, Radena menggunakan sihir cahaya untuk melumpuhkan mereka, sementara Lya dan Zurek melancarkan serangan jarak jauh.
“Makhluk ini tidak bisa dihancurkan dengan cara biasa,” kata Zaurath. “Kita harus mencapai pusat dunia ini untuk menghentikan mereka.”
Inti Kegelapan
Setelah perjalanan yang panjang dan melelahkan, mereka akhirnya mencapai pusat Dunia Bawah. Di sana, mereka menemukan sebuah altar besar yang dikelilingi oleh pusaran energi gelap. Di atas altar itu berdiri sosok besar dengan tubuh hitam legam dan mata berwarna emas menyala.
“Akhirnya, kalian tiba,” kata sosok itu dengan suara dalam yang mengguncang tanah di bawah mereka.
Radena maju, menatapnya dengan tegas. “Siapa kau?”
“Aku adalah Vorthal, entitas kegelapan yang terbentuk dari ketidakseimbangan dunia ini. Aku telah ada sejak awal, tetapi keberadaan kalian telah menggangguku. Dunia ini tidak butuh keseimbangan. Dunia ini butuh penguasa tunggal.”
Zaurath menggeram. “Kau bukan bagian dari dunia ini. Kau adalah parasit yang harus dihancurkan.”
Vorthal tertawa kecil. “Kau salah, naga tua. Aku adalah bagian dari dunia ini, bagian yang kalian semua coba lupakan. Dan sekarang, aku akan mengambil kendali.”
Pertempuran Melawan Vorthal
Pertempuran melawan Vorthal adalah yang paling sulit yang pernah mereka hadapi. Sosok itu mampu menciptakan makhluk bayangan tanpa henti, mengalihkan perhatian mereka sementara ia menyerang dengan kekuatan besar.
Frieden dan Zurek mencoba mendekati altar untuk menghancurkannya, tetapi Vorthal melindungi dirinya dengan pusaran energi gelap yang hampir tidak bisa ditembus.
“Kita tidak akan bertahan lama jika ini terus berlanjut,” kata Lya, mencoba melumpuhkan makhluk bayangan dengan panah sihirnya.
Radena mengangkat tongkatnya. “Kita harus menghancurkan inti kegelapan di altar itu. Hanya itu cara untuk menghentikannya.”
Valtherion, yang tetap terhubung dengan mereka melalui sihir, berbicara dalam pikiran Radena. “Kau harus menggunakan kekuatan inti keseimbangan. Tapi hati-hati, ini bisa menghancurkanmu juga.”
Radena menatap Frieden dan yang lainnya. “Aku akan mencoba sesuatu. Lindungi aku!”
Cahaya Terakhir
Radena melantunkan mantra yang besar, menggabungkan energi dari tongkatnya dengan inti keseimbangan dunia. Cahaya besar muncul dari tubuhnya, memotong melalui bayangan dan pusaran energi gelap di sekitar Vorthal.
Vorthal meraung, mencoba melawan cahaya itu, tetapi tidak berhasil. Tubuhnya mulai terpecah, berubah menjadi partikel-partikel kecil yang menghilang ke udara.
Ketika cahaya itu menghilang, Radena jatuh ke tanah, kelelahan tetapi masih hidup.
“Dia... dia sudah pergi?” tanya Lya, menatap sekeliling dengan cemas.
Zaurath mendekati altar, kini hancur sepenuhnya. “Ya. Kegelapan telah lenyap. Untuk sekarang.”
Kembali ke Dunia
Setelah mereka keluar dari Dunia Bawah, keseimbangan dunia kembali stabil. Valtherion mengonfirmasi bahwa energi gelap yang mengganggu telah menghilang, setidaknya untuk sementara waktu.
Radena, Frieden, Lya, Zurek, dan Zaurath berkumpul di Aelderia untuk merayakan kemenangan mereka.
“Kita telah menghadapi bayangan terdalam dari dunia ini,” kata Radena. “Dan kita berhasil bertahan.”
Frieden menatapnya dengan senyum kecil. “Tapi perjuangan kita belum selesai, kan?”
Radena tersenyum. “Tidak. Dunia ini akan selalu membutuhkan penjaga.”