NovelToon NovelToon
Warisan Sihir Radena

Warisan Sihir Radena

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:449
Nilai: 5
Nama Author: Dzira Ramadhan

Di negeri magis Aelderia, Radena, seorang putri kerajaan yang berbakat sihir, merasa terbelenggu oleh takdirnya sebagai pewaris takhta. Hidupnya berubah ketika ia dihantui mimpi misterius tentang kehancuran dunia dan mendengar legenda tentang Astralis—sebuah senjata legendaris yang dipercaya mampu menyelamatkan atau menghancurkan dunia. Dalam pelariannya mencari kebenaran, ia bertemu Frieden, seorang petualang misterius yang ternyata terikat dalam takdir yang sama.

Perjalanan mereka membawa keduanya melewati hutan gelap, kuil tersembunyi, hingga pertempuran melawan sekte sihir gelap yang mengincar Astralis demi kekuatan tak terbayangkan. Namun, untuk mendapatkan senjata itu, Radena harus menghadapi rahasia besar tentang asal-usul sihir dan pengorbanan yang melahirkan dunia mereka.

Ketika kegelapan semakin mendekat, Radena dan Frieden harus memutuskan: berjuang bersama atau terpecah oleh rahasia yang membebani jiwa mereka. Di antara pilihan dan takdir, apakah Radena siap memb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dzira Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Retakan di Antara Sekutu

   Setelah pertempuran besar melawan sisa-sisa sekte gelap, dunia kembali tenang untuk sementara waktu. Namun, ketegangan mulai muncul di antara manusia, naga, dan iblis. Perdamaian yang telah mereka bangun bersama mulai menunjukkan tanda-tanda retak.

   Pertemuan yang Tegang

   Di aula besar istana Aelderia, Radena, Frieden, Zurek, dan Zaurath berkumpul untuk membahas langkah selanjutnya.

   “Kita mungkin telah menghentikan sekte gelap, tapi ancaman itu tidak sepenuhnya lenyap,” kata Radena, suaranya tenang tetapi tegas.

   Zurek mendengus. “Manusia selalu berbicara tentang ancaman. Tapi bagaimana jika masalahnya ada di dalam diri kalian sendiri? Salah satu bangsawan kalian hampir menghancurkan perjanjian ini sebelumnya.”

   Beberapa bangsawan yang hadir tampak gelisah, tetapi tidak ada yang cukup berani untuk membalas.

   Zaurath menambahkan, “Dan aku telah memperhatikan bahwa beberapa manusia mencoba melanggar batas wilayah naga. Jika kalian tidak bisa mengendalikan rakyat kalian, perdamaian ini tidak akan bertahan lama.”

   Radena menatap mereka dengan penuh perhatian. “Aku mengerti kekhawatiran kalian, tapi perdamaian ini adalah tanggung jawab kita bersama. Kalau ada pelanggaran, kita harus menanganinya bersama, bukan saling menyalahkan.”

   Frieden, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. “Kita tidak boleh lupa apa yang kita lawan di sini. Jika kita terpecah, sisa-sisa sekte gelap akan memanfaatkan kelemahan kita.”

   Zurek dan Zaurath saling pandang, lalu akhirnya mengangguk setuju.

   Ancaman dari Dalam

   Namun, di balik kesepakatan itu, masalah lain mulai muncul. Di beberapa wilayah, manusia yang tidak setuju dengan aliansi ini mulai membentuk kelompok-kelompok rahasia. Mereka menyebarkan propaganda bahwa iblis dan naga tidak bisa dipercaya, memanfaatkan rasa takut dan kebencian yang masih ada di hati beberapa orang.

“Kita tidak bisa membiarkan mereka terus beroperasi,” kata Frieden kepada Radena suatu malam.

   Radena mengangguk. “Aku tahu. Tapi kita harus berhati-hati. Kalau kita menggunakan kekerasan, kita hanya akan memperkuat argumen mereka bahwa aliansi ini adalah ancaman.”

   Lya, yang kembali bergabung dengan mereka setelah mendengar kabar tentang masalah ini, berkata, “Mungkin kita bisa mencoba pendekatan lain. Berbicara dengan pemimpin mereka, mencoba memahami apa yang mereka inginkan.”

   Pertemuan Rahasia

   Frieden dan Lya menyamar untuk bertemu dengan salah satu pemimpin kelompok tersebut, seorang pria tua bernama Elaric yang pernah menjadi prajurit besar sebelum perang dengan iblis. Mereka menemukannya di sebuah pondok terpencil di hutan.

   “Apa yang kalian inginkan?” tanya Elaric dengan nada penuh curiga.

   “Kami ingin tahu mengapa kau menentang perdamaian ini,” kata Frieden dengan nada tenang.

   Elaric menatap mereka dengan tajam. “Kalian benar-benar tidak mengerti, bukan? Iblis dan naga bukan teman kita. Mereka adalah ancaman yang akan menghancurkan kita begitu mereka mendapatkan kesempatan.”

   Lya menjawab, “Mereka mungkin pernah menjadi musuh, tapi sekarang mereka telah membantu melindungi dunia ini. Apa kau tidak bisa melihat itu?”

   Elaric tertawa kecil. “Kau masih muda, jadi kau tidak tahu. Tapi aku telah hidup cukup lama untuk melihat pengkhianatan mereka. Kau bisa percaya pada mereka, tapi aku tidak akan mengambil risiko.”

   Frieden menatap Elaric dalam-dalam. “Jika kau terus melawan perdamaian ini, kau akan menghancurkan dunia yang kau klaim ingin lindungi. Apa itu yang kau inginkan?”

   Elaric terdiam, tetapi tidak memberikan jawaban yang jelas.

   Masalah di Dunia Naga

   Di sisi lain, para naga juga menghadapi tantangan mereka sendiri. Zaurath menemukan bahwa beberapa naga muda mulai mempertanyakan kebijaksanaan aliansi ini.

   “Mengapa kita harus tunduk pada manusia dan iblis?” tanya seorang naga muda bernama Vyrion. “Kita adalah makhluk yang lebih kuat. Dunia ini seharusnya menjadi milik kita.”

   Zaurath menjawab dengan tegas, “Kekuatan bukan segalanya. Dunia ini membutuhkan keseimbangan, dan itu hanya bisa dicapai melalui kerja sama.”

   Namun, Vyrion dan kelompoknya tampak tidak puas. Mereka mulai berkumpul di wilayah terpencil, membicarakan rencana untuk mengambil alih dunia dengan kekuatan naga.

   Konflik yang Memuncak

   Ketegangan akhirnya mencapai puncaknya ketika Vyrion dan pengikutnya menyerang sebuah desa manusia di dekat wilayah naga. Serangan itu memicu kemarahan dari pihak manusia, yang menuntut agar Zaurath menghukum para naga yang bertanggung jawab.

   Radena, Frieden, dan Zurek segera berkumpul dengan Zaurath untuk membahas situasi ini.

   “Vyrion telah melanggar aturan aliansi ini,” kata Radena dengan nada tegas. “Kita tidak bisa membiarkan ini berlalu begitu saja.”

   Zaurath mengangguk, tetapi wajahnya menunjukkan rasa frustrasi. “Aku tahu. Aku akan menangani mereka. Tapi ini adalah tanda bahwa tidak semua naga menerima perdamaian ini.”

   Zurek, yang biasanya penuh dengan amarah, kali ini terlihat lebih tenang. “Hal yang sama berlaku untuk iblis. Masih ada mereka yang tidak percaya pada manusia atau naga. Tapi itulah alasan mengapa aliansi ini harus tetap ada—untuk menunjukkan bahwa perdamaian itu mungkin.”

   Menghadapi Pengkhianatan

   Radena dan Frieden memutuskan untuk pergi bersama Zaurath ke sarang Vyrion. Ketika mereka tiba, Vyrion dan pengikutnya sudah siap untuk bertempur.

   “Zaurath, kau telah menjadi terlalu lemah,” kata Vyrion. “Kita adalah naga! Kita tidak memerlukan manusia atau iblis!”

   Zaurath melangkah maju, posturnya tegak. “Dan itulah mengapa kau salah, Vyrion. Kekuasaan tanpa tujuan hanya akan membawa kehancuran.”

   Vyrion tertawa dingin. “Kalau begitu buktikan siapa yang benar, pemimpin tua.”

   Pertempuran sengit terjadi antara Zaurath dan Vyrion, sementara Radena dan Frieden membantu melawan pengikut Vyrion. Zaurath, meskipun lebih tua, menunjukkan kebijaksanaan dan kekuatannya yang luar biasa.

   Pada akhirnya, Zaurath berhasil mengalahkan Vyrion, tetapi bukannya membunuhnya, ia menunjukkan belas kasih.

   “Kau akan hidup, Vyrion,” kata Zaurath. “Dan kau akan melihat bahwa perdamaian ini lebih kuat daripada kekuatan yang kau puja.”

   Kembali ke Meja Perundingan

   Setelah insiden itu, para pihak kembali berkumpul. Zaurath menjamin bahwa naga yang memberontak telah dihukum, sementara Frieden dan Lya berhasil meyakinkan Elaric dan beberapa kelompok manusia untuk setidaknya menunggu dan melihat hasil aliansi ini sebelum mengambil tindakan lebih jauh.

   Radena berdiri di depan semua orang, berbicara dengan penuh semangat. “Perdamaian bukan sesuatu yang datang dengan mudah. Kita akan selalu menghadapi tantangan, baik dari luar maupun dari   dalam. Tapi selama kita tetap bersatu, tidak ada yang bisa menghancurkan kita.”

   Kata-katanya diterima dengan tepuk tangan, meskipun beberapa pihak masih terlihat ragu.

   Harapan di Tengah Ketidakpastian

   Malam itu, Frieden dan Radena berbicara di balkon istana.

   “Kita menang lagi hari ini,” kata Frieden sambil menatap bintang-bintang.

   “Ya,” jawab Radena. “Tapi aku tahu tantangan yang lebih besar masih menunggu kita di masa depan.”

   Lya, yang bergabung dengan mereka, tersenyum kecil. “Kalau begitu, kita akan hadapi bersama, seperti biasa.”

   Dengan itu, mereka bertiga berjanji untuk terus menjaga perdamaian, tidak peduli seberapa sulit jalannya.

1
Sriverie
👍
Dzira Ramadhan: makasih udang😭
total 1 replies
Sriverie
gurita unyu
Sriverie
naga Wak👍
Sriverie
👍
M. Nabil Hadafi
Aku gk tau ceritanya termasuk bagus apa tidak,tp aku suka dan enjoy bacanya
Dzira Ramadhan: mantap
total 1 replies
Author GG
ini sengaja di publish atau bagaimana author ...
Dzira Ramadhan: hmm, itu sementara
total 1 replies
「Hikotoki」
sinopsis hanya menjelaskan secara singkat tujuan mc, atau keinginannya saja, tidak perlu menjelaskan bab 1 bab 2 bab 3, selain boros juga menurunkan kualitas novelmu
Yessica Gutierrez Mamani
karya ini benar-benar bikin saya terhibur. Terima kasih thor banyak, keep up the good work!
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
Mashiro Shiina
Lanjutkan menulis, aku siap menjadi penggemarmu setia.
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!