NovelToon NovelToon
Desa Terkutuk. Buku Kedua (Detektif Astral)

Desa Terkutuk. Buku Kedua (Detektif Astral)

Status: sedang berlangsung
Genre:Rumahhantu / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Roh Supernatural
Popularitas:10.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ady Irawan

Pembaca baru, mending langsung baca bab 2 ya. Walaupun ini buku kedua, saya mencoba membuat tidak membingungkan para pembaca baru. thanks.

Prolog...

Malam itu, tanpa aku sadari, ada seseorang yang mengikuti ku dari belakang.

Lalu, di suatu jalan yang gelap, dan tersembunyi dari hiruk-pikuk keramaian kota. Orang yang mengikuti ku tiba-tiba saja menghujamkan pisau tepat di kepalaku.

Dan, matilah aku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Itu Naya!!

"Nih, kamera yang Gua ceritakan. Handycam merk Ynos. Paling mutakhir di tahun ini." Angga memamerkan kamera perekam video nya yang sempat dia ceritakan. "Lihat nih, tapi tak sambungin ke tipi dulu. Bentar bentar bentar." dia menyambungkan kabel dari handycam itu ke televisi berwarna nya. Lalu dia merekam ke arahku dan Ayu yang masih nempel di lenganku. Di layar televisi nya, muncul gambar kami berdua. Ayu langsung berpose 'Piss' aku mengikutinya gayanya.

   "Cie ciee... Artisnya Mulyorejo." ledek Udin. Saat dia memasang muka bodoh, Angga merekam video ke arahnya. Dan wajah Udin yang sedang melet melet itu pun terpampang jelas di layar televisi.

   Mbak Mega yang juga ikut nimbrung, langsung tertawa terbahak bahak melihat tingkah laku Udin sedunia itu. Dia tetap pede dengan ekspresi wajah bodohnya.

  "Keren sekali." kataku sambil terkagum-kagum dengan rekaman video yang bergambar aku di televisi berwarna milik Angga.

   "Jadi? Kapan kita mulai?" tanya Udin sedunia yang kini telah memasang wajah serius. Malah makin konyol kamu Din.

   "Ha?" aku Angga, Mbak Mega keheranan mendengar celetukan Udin barusan.

   "Apanya yang dimulai?" tanya Mbak Mega.

   "Explore ke tempat aangggkkkeerrrr."

   Mbak Mega sama sekali tidak setuju dengan niatan kamu untuk meng explore kali Gimun di malam hari. Tapi, Angga bersikeras, karena dia ingin terkenal di media sosial. Udin pun ber sependapat dengan Angga. Sedangkan aku? Aku ingin kesana gaes. Penasaran, benar benar penasaran. Ada apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu. Kuntilanak di rumah itu sama sekali tidak sama dengan kuntilanak yang aku ketahui.

Nex

   Setelah berdebat dengan Mbak Mega cukup lama. Aku dan Udin berpamitan pulang.

  "Jadi." kataku kepada Udin saat berjalan menuju rumah. "Sebenarnya ada apa dengan rumah itu?"

   "Maksudnya?" jawab Udin.

   "Sebelum aku pindah ke depan rumahmu, ada kejadian apa di kali Gimun. Atau lebih tepatnya di rumah itu?"

   "Kalau tidak salah, dua tahun sebelum kamu pindah ke depan rumahku, ada kejadian aneh di sana." Udin berhenti berjalan tepat di tengah tengah jalan, sehingga dia hampir saja tertabrak orang yang kebetulan berjalan di belakang kamu. Orang itu melotot ke arah Udin dan pergi berlalu begitu saja. Saat kami memperhatikan dia, dia ternyata berbelok ke arah kali Gimun. Mungkin mau melakukan ritual segala umat. "Orang itu kenapa sih? Maen tabrak, melotot, melengos gitu aja."

   "Udah, ga usah di pikirankan, mungkin dia sudah kebelet eek." jawabku. "Lanjutkan ceritanya."

   "Engg... Tadi aku cerita sampe mana ya?" Udin menggaruk garuk kepalanya.

   "Kejadian aneh sebelum aku pindah ke depan rumahmu."

   "Aha!!" dia menepuk kedua tangannya. "Benar, kalau tidak salah ingat, itu kejadiannya sekitar lima tahun yang lalu. Ada seorang wanita yang tinggal di sana. Lebih tepatnya ngontrak di rumah itu. Dalam waktu dua bulan saja, dia tiba tiba hilang tanpa jejak."

   "Hilang?" aku mempertegas pendengaran ku, apakah aku tidak salah dengar dengan ucapan Udin barusan.

   "Iya. Hilang, dia mahasiswi di UB. Kalau ga salah dia juga sempat pacaran dengan pemilik rumah itu. Engg.. Namanya? Emm... Kalau gak salah Pak Jatmiko, dia jauh lebih tua daripada mahasiswi itu. Nama mahasiswi nya? Kalau tidak salah ingat, Naya Rivera deh."

   "Menurut orang orang yang ada di dekatnya, Si Naya Rivera itu pergi kemana?"

   "Ya ga tau lah. Kan itu sudah lima tahun yang lalu. Itu sekitar aku masih SD, belum mikir yang berat berat gitu. Masih mbolang ke sawah."

   "Heem.. I see, i see."

   "Cih, Elu sendiri sok bule Cok. Gitu ngatain Gua pas di sekolah." Udin mendorongku ke depan, sehingga aku nyaris nyungsep.

   "Yang ngomong kayak gitu itu si Dika, bego. Elu itu mulai pikun atau emang sudah hilang ingatan sih?" aku balas mendorongnya. "Sudahlah, lupakan yang barusan. Balik lagi ke kasus Naya. Kamu tau saat ini si Pak Jatmiko berada? Tempat tinggal, tempat kerja, atau lain sebagainya?"

   "Tunggu, kayaknya orang yang menabraknya aku tadi rasanya kok familiar ya?" Udin tiba tiba memasang wajah serius.

   "Pak tua tadi?" Udin mengangguk sebagai jawabannya.

   "Ohhh!!! Dia sendiri Pak Jatmiko nya!!"

   "Hee??" aku berteriak keras. "Serius?"

   "Serius!! Tapi, mau apa dengan dia?"

   "Ya tanya tanya tentang Naya lah. Ayok!"

Nex

   Pak tua tadi sedang duduk santai di bawah pohon nangka raksasa yang ada di depan rumah tua yang ada di kali Gimun. Sambil sesekali dia meniup asap rokoknya, dia juga sesekali mengusap air matanya. Karena itulah, aku dan dan Udin hanya bisa menatapnya dari jarak yang cukup jauh. Tidak tahu apa yang harus kami lakukan.

   Karena tidak tahu harus bagaimana, aku melihat lihat ke arah rumah tua itu. Seingat ku, lima tahun yang lalu, ketika jalan jalan kesini bersama Cang e dan Levi. Rumah ini belum ada. Masa iya sih kejadian itu sesudah tragedi Cang e?

   Tapi, kalau di ingat ingat. Memang rumah itu terlihat tua. Tapi, tidak se tua rumah rumah yang ada di Ba'an. Rumah itu sudah terlihat modern.

   "Mau apa kalian?" Pak Tua yang kami duga adalah Pak Jatmiko bertanya kepada kami dari tempatnya duduk tadi.

   "Eh, anu... Cuma lihat lihat saja." Jawabku. "Rumah itu, punya anda?"

   "Ya. Kenapa emangnya?" Jawabnya sambil meniupkan asap rokoknya.

   "Ah, tidak. Cuma penasaran saja."

   "Penasaran?"

   "Ya, karna akhir akhir ini ada rumor kalau rumah ini angker." jawabku.

   "Hahaha. Ada ada saja kalian. Rumah ini memang terlihat menyeramkan. Tapi, aku jamin rumah ini tidak angker seperti yang kalian katakan."

   "Jadi, anda yang bernama Pak Jatmiko?" tanyaku.

   "Sini kalian." dia memberi isyarat supaya kami mendekati dia. Jantungku langsung dak dik Duk. Sepertinya dia tersinggung dengan pertanyaan ku barusan.

   Saat aku dan Udin sudah di depannya. Dia mempersilahkan kami duduk di salah satu batang pohon tumbang. Kami menurutinya, dan ternyata, saat aku duduk di sana. Aku menyadari kalau batang pohon tumbang itu ternyata adalah buatan manusia yang terbuat dari semen. Siapapun tidak akan menyangka kalau itu adalah buatan, karena terlihat sangat realistis dan sangat mirip dengan batang pohon yang asli.

  Pak Jatmiko membuka tasnya. Mengeluarkan beberapa Snack dan menyuguhkan nya kepada kami. Lalu berkata. "Namaku Jatmiko. Pemilik rumah itu." jawabnya ramah, seperti kami terlalu berlebihan dalam menilai dia. "Ada kisah apa sebenarnya di rumah itu selama aku tinggal merantau?"

   "Aku mendengar kabar kalau ada kuntilanak di rumah itu." jawab Udin.

   "Hahaha.. Barusan aku dari dalam sana, Nak. Tapi tidak ada satupun setan didalam sana. Apalagi kuntilanak." jawab Pak Jatmiko.

   "Tapi, aku melihatnya sendiri kemarin lusa. Aku melihat ada bayangan hitam di sana." Udin menunjuk ke arah salah satu jendela di lantai dua. "Dia mengintip ke arahku. Aku yakin kalau itu setan karena matanya hitam legam, tidak ada bagian putihnya."

   "Setannya jantan atau betina?" tanyaku. Udi melotot dengan pertanyaan ku barusan.

   "Ga tau. Karena lihat saja sendiri, bagian dalam di jendela itu gelap gulita. Dan hanya sesaat saja aku melihat sosok bayangan hitam itu. Jadi, aku tidak yakin dia wanita atau pria." jawab Udin.

   "Kamu yakin kalau kamu tidak salah lihat?" tanya Pak Jatmiko.

   "Aku tidak salah lihat!!" teriak Udin. "Aku melihatnya!! Sumpah, di sana aku...." Kata kata Udin terpotong, dia melotot ke arah jendela tadi. Mulutnya terbuka lebar dan tubuhnya gemetar hebat.

   Aku mengikuti arah yang dia lihat. Sekilas saja. Tapi aku yakin seyakin yakinnya. Ada bayangan hitam beranjak dari balik jendela tersebut. Seolah bayangan tadi itu sedang memperhatikan kami dari sana dan pergi setelah kami memergoki dia.

   "Mustahil!! Itu!!! Itu Naya!!' teriak Pak Jatmiko.

1
Ruri
dasar si udin/Speechless/
Green Force
ini maksute opo cak?
Ady Irawan: wkwkwk. wes tak bener no kang...
total 1 replies
Green Force
Mbot. coba gae cerita seng serius sitik mbot.
Ady Irawan: lha iku kan wes serius cak...
total 1 replies
Vivi Olivia
kok ada cerita yang terlewat cukup jauh bang?
Ady Irawan: ehh. lhoo? benar tak cek e
total 1 replies
Vivi Olivia
Nex!! Macam Nessy judge aja.
Emma Shania
Gaya penulisannya beda. ga pernah serius, dan selalu di selipkan humor. untuk buku ke dua, horornya di tambahin lagi dong.
Ady Irawan: hehee. siap siap.. 😁😁
total 1 replies
Neo Kun
Dasar Pak buang!! buangsaaaatt!!/Curse/
Ady Irawan: 😭😭😭😭 kabur ah.
total 1 replies
Ruri
cover bukunya ganti. itu Riyono? ganteng bet.
Ruri: lho d ganti beneran /Sob/
Ady Irawan: Wkwkwk. Iya, itu gambarane Riyono Harianto. 😂😂😂 terlalu ganteng a? tak nerf yak? 😂😂
total 2 replies
Ruri
lhoo. lhoooo. lhoooooo... /Scream//Scream//Scream//Scream//Scream//Scream//Panic//Panic//Panic/
Ruri
kalo belum selesai, namanya bukan case close dong /Smug/
Ady Irawan: wkwkwkw. iya ya.. 😂😂😂
total 1 replies
Neo Kun
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Neo Kun
riyono sok detektif banget
Ady Irawan: 😭😭😭😭 jangan di ketawain, nanti Riyono nya ngambek lho. 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
Neo Kun
horor nya kurang, ga kaya di buku pertama nya.
Ady Irawan: hehehee.. masih belum kak... tunggu ya... 😁😁
total 1 replies
Ruri
nokimen. 😭😭😭😭
Ady Irawan: wkwkw.. Nokia mbak ... 😂😂😂
total 1 replies
Andy Hartono
menarik.
Neo Kun
ini temanya tahun berapa sih?
Neo Kun
jiyaaah Naya nya nikah sama kakek kakek. /Facepalm/
Neo Kun
ini Naya yang ada di novel sebelumnya kah?/Grievance/
Ady Irawan: Bukan lah. wkwkwkw
total 1 replies
Neo Kun
/Toasted/
Neo Kun
ayu yang ini jangan sampe mati seperti ayu sebelumnya ya? dia masih kecil, kasihan /Sob//Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!