NovelToon NovelToon
Selamat Dari Tumbal Pesugihan

Selamat Dari Tumbal Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alin26

Entah dari mana harus kumulai cerita ini. semuanya berlangsung begitu cepat. hanya dalam kurun waktu satu tahun, keluargaku sudah hancur berantakan.

Nama aku Novita, anak pertama dari seorang pengusaha Mabel di timur pulau Jawa. sejak kecil hidupku selalu berkecukupan. walaupun ada satu yang kurang, yaitu kasih sayang seorang ibu.
ibu meninggal sesaat setelah aku dilahirkan. selang dua tahun kemudian, ayah menikah dengan seorang wanita. wanita yang kini ku sebut bunda.
walaupun aku bukan anak kandungnya, bunda tetap menguruku dengan sangat baik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Itu apa, Mbok?" tanyaku bingung, ketika melihat Mbok Wati membawa wadah kecil dari tanah liat. Di dalamnya ada arang yang masih menyala dan mengeluarkan asap yang sangat wangi.

"Ke-me-nyan, Non," balas Mbok sedikit terbata-bata.

"Kemenyan?"

"Wewangian tradisional, untuk pengharum ruangan, Non."

"Oh ... ayah belum pulang, Mbok?"

"Belum, Non," balasnya.

"Mbok matiin ini dulu ya." Mbok Wati berjalan ke pintu belakang. Soalnya asap kemenyan itu sudah mulai memenuhi dapur.

"Iya, Mbok." Aku kembali ke ruang tengah, mengambil tas, lalu pergi ke kamar.

*

Ditinggal hampir tiga hari, suasana kamarku agak berubah, lebih lembab dan dingin. Kutaruh tas berisi pakaian di pojok kamar. Lalu mulai membersihkan dan merapihkan tempat tidur. Setelah semuanya selesai, bergegasku pergi ke kamar mandi.

Kunyalakan 'shower' air hangat. Air hangat mulai mengalir dari ujung rambut, hingga membasahi tubuh. Mandi air hangat selalu membuatku rileks.

Namun, entah mengapa punggung terasa dingin. Rasa dingin itu tidak juga hilang, walaupun aku sudah membasahinya dengan air hangat.

Rasa dingin itu terus menjalar ke pundak, hingga membuat bulu kudukku meremang. Aku juga mulai merasa seperti ada seseorang di belakangku.

Kumatikan keran air. Menoleh ke belakang. Nihil. Tidak ada apa-apa. Ah, mungkin ini hanya perasaanku saja.

Srek!

Srek!

Srek!

Terdengar bunyi gesekan plastik. Asalnya dari luar kamar mandi.

"Mbok?" teriakku. Tidak ada jawaban dan suara itu pun menghilang.

"Mungkin salah dengar," batinku seraya menyalakan kembali keran air.

Srek!

Srek!

Bruk!

Di antara bunyi gemericik air, aku masih bisa mendengar suara itu. Dengan terburu-buru kuselesaikan mandi.

Perlahanku membuka pintu. Sedikit mengintip dari balik pintu. Kamar dalam keadaan kosong, tidak ada siapa-siapa.

Kulangkahkan kaki ke luar kamar mandi. Astaga! Baju-baju kotor yang kusimpan di pojok kamar sudah berantakan. Plastik yang membungkusnya pun sudah tergeletak agak jauh. Tidak hanya itu, koper besarku pun sudah terguling.

"Ada apalagi ini," batinku berjalan mendekati lemari. Mengambil pakaian dan mengenakannya. Lalu, mengambil ponsel di atas nakas dan berlari ke luar kamar.

"Mbok!" teriakku panik.

"Mbok!!" Aku berlari ke arah dapur.

"Ya, Non," balas Mbok Wati.

"Mbok tadi ke kamar?" tanyaku dengan nafas tersengal.

"Enggak, Non. Dari tadi Mbok di dapur, siap-siap masak. Takut Non Novita belum makan," jelas Mbok Wati.

"Emangnya ada apa, Non. Kok lari-lari sambil ketakutan?" lanjutnya.

"Itu ... di kamar, ada yang berantakan baju kotor Novita."

"Non Novita gak usah takut, nanti biar Mbok beresin."

"Iya, Mbok," balasku, lalu mengambil segelas air.

"Novita, ke ruang tengah dulu ya, Mbok."

"Iya, Non."

*

Di ruang tengah, aku membuka semua jendela lebar-lebar. Agar banyak cahaya yang masuk dari luar. Kunyalakan televisi dengan volume cukup kencang. Lalu, membaringkan badan di sofa.

[Ayah, pulang jam berapa?]

Tanyaku via aplikasi chat. Tak lama ayah langsung meneleponku.

"Jadi pulang hari ini?"

"Jadinya besok, Sayang."

"Ya ... kirain hari ini," balasku dengan nada kecewa.

"Enggak ada apa-apa kan di rumah?" tanya Ayah, curiga.

"Enggak kok."

"Kalau mau ke luar rumah, minta Ahmad antar aja."

"Iya," balasku singkat.

"Udah dulu ya, Sayang. Nanti ayah telepon lagi."

"Oke."

Jujur aku kesal, harusnya tadi tidak kembali ke rumah. Kalau sudah begini, bagaimana aku bisa tidur nanti malam. Apalagi baru pulang saja sudah disambut dengan kejadian aneh.

"Non, mau makan sekarang atau tunggu bapak?" tanya Mbok Wati.

"Ayah gak jadi pulang hari ini, Mbok."

"Ooo ... Non Novita mau makan sekarang?"

"Boleh, Mbok. Bawa ke sini aja ya, nanti makan bareng lagi."

Mbok Wati kembali ke dapur, membawa makan siang untuk kami berdua.

"Mbok, nanti jangan lupa tolong beresin kamar Novita ya."

"Iya, Non."

Kami pun lanjut makan, sambil menonton televisi. Setelah makan, Mbok Wati pergi ke kamarku, untuk membereskan pakaian yang berserakan di lantai. Sementara itu, aku tetap di ruang tengah.

Sekitar 10 menit kemudian, Mbok Wati kembali ke ruang tengah. Membawa semua pakaian kotorku.

"Langsung Mbok cuci aja ya, Non."

"Iya, Mbok."

"Eh, Mbok," ucapku sebelum Mbok Wati melangkah jauh.

"Ya, Non?" Mbok Wati membalikan badan.

"Wewangian yang tadi namanya apa? Novita lupa."

"Hmm ... kemenyan, Non." Raut wajah Mbok Wati tampak kaget saatku bertanya tentang itu.

"Sip."

Mbok Wati pergi ke tempat mencuci baju.

Jujur aku masih penasaran dengan kemenyan. Apa benar fungsinya untuk pengharum ruangan. Kuambil ponsel, lalu membuka 'google'. Di sana terdapat banyak penjelasan tentang kemenyan. Sebagian besar memang tertulis untuk wewangian atau parfum.

Namun, ketika aku turunkan layar ke bawah. Terdapat informasi, kalau kemenyan juga digunakan untuk memanggil makhluk halus.

Brug!

Suara kencang terdengar dari arah bekas kamar leon dan Kevin. Hingga membuatku terperanjat dari sofa dan berlari menghampiri Mbok Wati.

"Ada apa, Non?" tanya Mbok Wati yang juga kaget melihat kehadiranku di belakangnya.

"Ada suara lagi, Mbok. Dari kamar leon atau Kevin," balasku.

"Sebenernya Non, dari Mbok pulang. Udah beberapa kali denger."

"Suara apa ya, Mbok? Bukannya dua kamar itu dikunci."

"Iya, emang dikunci. Mau liat ke sana?"

"Ah enggak deh. Novita takut."

"Ya udah, Non di sini aja dulu. Nanti Mbok temenin nonton tv-nya."

"Iya."

Aku duduk di kursi kecil, sambil memainkan ponsel. Mencari hiburan untuk mengurangi rasa takutku.

"Padahal ini masih tengah hari, tapi gangguan udah muncul dua kali. Gimana nanti malam?" pikirku.

Tak lama Mbok Wati sudah memasukan semua bajuku ke dalam mesin cuci.

"Mau ditemenin ke ruang tengah?" tawar Mbok Wati.

"Temenin ke kamar aja deh, Mbok. Aku mau tidur siang."

Kami pun berjalan beriringan menuju kamar. Aku masuk ke dalam kamar, diikuti Mbok Wati.

"Udah, Mbok. Makasih."

Mbok Wati berjalan menuju pintu.

"Mbok."

"Ya, Non."

"Nanti malem ... eh, gak jadi deh."

Awalnya aku ingin meminta Mbok Wati menemani aku tidur, tapi rasa maluku jauh lebih besar dari rasa takut.

"Mbok, beres-beres dulu ya, Non," ucap Mbok Wati lalu ke luar kamar.

Kini aku sendirian di kamar. Kuedarkan pandangan mengamati setiap sudut kamar. Sambil terus berdoa di dalam hati, semoga tidak ada gangguan.

Aku mulai berbaring. Kali ini tidak lupa untuk menyalakan semua lampu yang ada di kamar, termasuk kamar mandi. Kubuka aplikasi pemutar lagu di ponsel, agar suasana kamar tidak sepi. Tak lama, aku pun tertidur.

*

Tok!

Tok!

Dalam keadaan setengah sadar, aku mendengar suara ketukan pintu.

"Siapa?" teriakku dengan mata tertutup.

"Mbok, Non," sahut Mbok Wati dari luar.

"Masuk aja, Mbok!"

Pintu terbuka, Mbok Wati muncul dari balik pintu.

"Ada apa, Mbok?"

"Udah malem, Non Novita mau makan?"

"Malem?" gumamku heran, sambil mengambil ponsel. Waktu menunjukan pukul delapan malam. Astaga, aku tidur hampir 6 jam.

Mbok Wati tersenyum, "Tidurnya pules banget, Non."

"Iya. Makannya anter ke sini aja ya, Mbok. Novita males ke luar kamar."

"Baik, Non." Mbok Wati ke luar kamar. Dia lupa menutup rapat pintu.

Saat mataku masih tertuju pada layar ponsel.

Duk!Duk!Duk!Duk!

Terdengar suara langkah cepat seperti orang berlari. Mataku langsung tertuju pada pintu yang terbuka sedikit.

Duk!Duk!Duk!Duk!

Kali ini suara langkah cepat itu diikuti dengan sekelebatan bayangan hitam. Spontan aku menarik selimut untuk menutup wajah.

"Non?" Terdengar suara Mbok Wati. Aku mengintip dari balik selimut.

"Ada apa, Non?" tanyanya.

"Mbok, lain kali kalau ke luar kamar tutup pintunya," protesku.

"Maaf, Non. Mbok lupa." Mbok Wati menaruh nampan berisi makanan dan minuman di atas nakas.

"Ada yang ganggu lagi ya, Non?" bisiknya.

Aku hanya membalas dengan anggukan.

"Jangan lupa dimakan," ucap Mbok Wati, lalu berjalan ke luar kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

Aku mulai makan. Ternyata tidur selama enam jam, membuat nafsu makanku bertambah. Semua makanan yang disediakan Mbok Wati habis kusantap.

Setelah selesai, aku pergi ke kamar mandi. Buang air kecil dan cuci muka. Ingin mandi, tapi takut terjadi sesuatu.

Sepanjang malam, aku hanya tiduran di atas tempat tidur. Sambil menonton video di 'youtube'. Sudah hampir jam 11 malam, tapi mata ini belum juga mengantuk.

Tenggorokan terasa kering, sedangkan persediaan air minum di kamar habis. Terpaksa aku harus pergi ke luar kamar.

Kriet!

Perlahan aku membuka pintu kamar. Mengintip situasi di luar. Sepi.

"Mbok!" teriakku.

"Mbok!"

Sepertinya Mbok Wati sudah tidur. Aku melangkahkan kaki ke luar kamar, berjalan menuju ruang tengah.

Deg!

Mataku terbelalak, melihat sosok yang ada di hadapanku. Dia sedang duduk di sofa, membelakangiku. Rambutnya yang panjang sudah menunjukan kalau dialah sosok yang sering menggangguku.

Tubuhku terasa kaku, tidak dapat digerakan. Jantung pun berdetak sangat kencang. Lidah terasa kelu, tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.

"Sudah terlambat," ucapnya lirih.

"Dia sudah datang."

"Akan ada korban."

1
Siti Yatmi
serem ih...kasian kevin sm leon...dijadiin tumbal..kaya sebentar doang..hidup ga lama mati..amit2
Raffa Rizki
Luar biasa
Siti Yatmi
serem ihh..kasian si mbok...
Siti Yatmi
kasian bunda juga jd korban....
Aditya Pratama
Bagus ceritanya
kagome
aq juga bisa klo cuma nasi sama mie apalagi masak aer pinter aq thor🤣
Siti Yatmi
ksian..pdhl dia ibu tiri yg baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!