Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 34 - Salah Satu Tujuan Aston
Keluar dari mobil Gloria, Ivana merasa jantungnya berdegup dengan cepat. Belum apa-apa dia sudah merasa takut untuk menjalankan rencananya dengan Glo.
Rasanya Aston akan mengetahui dengan mudah rencana mereka tersebut.
Tapi untuk menolak juga rasanya tak akan mampu Ivana lakukan, mengingat Gloria yang telah begitu memohon padanya. Terlebih membantu Gloria untuk bisa kembali kepada Aston juga menjadi salah satu tujuannya.
"Ada apa? Wajahmu terlihat cemas," tanya Merlin, mereka bertemu di meja kerja.
Ivana menggeleng dengan bibir yang tersenyum kecil. "Aku sedang datang bulan, jadi sedikit tidak enak badan," bohong Ivana. tapi membahas tentang hal ini membuatnya teringat juga bahwa sepertinya beberapa bulan ini dia tidak mendapatkan menstruasi.
Entahlah, tentang hal itu Ivana tidak ingin ambil pusing.
"Ya ampun, jangan terlalu dipaksa. Jika ingin beristirahat datang saja ke ruang kesehatan."
"Iya, tidak perlu mencemaskan aku. Kembalilah ke meja kerja mu," balas Ivana, di tersenyum lebar agar membuat Merlin tidak khawatir.
Saat jam istirahat tiba Ivana mendatangi ruang kerja Aston, sejak dua bulan terakhir dia mendapatkan tugas baru untuk menyiapkan segala keperluan sang Presdir, termasuk makan siang, kopi dan lain sebagainya.
Orang-orang menyakini bahwa itu adalah cara Ivana untuk membalas semua kebaikan tuan Aston, padahal sebenarnya itu hanyalah cara yang Aston gunakan agar Ivana bisa bebas menemuinya.
"Kunci pintunya," titah Aston setelah Ivana masuk.
"Kenapa? Bukankah kemarin kita sudah melakukannya?" tanya Ivana, sungguh sebenarnya dia tidak merasa terganggu jika Aston menginginkan tubuhnya.
Dia hanya heran saja kenapa Aston tak pernah bosan, Ivana juga sempat berpikir seperti Gloria, yang selalu mempertanyakan kapan Aston akan bosan?
"Besok aku akan pergi ke luar kota dengan Gio, kita tidak bisa bertemu," balas Aston, dia menyambut Ivana hingga akhirnya mereka bertemu di tengah-tengah ruangan tersebut, Aston langsung memeluk pinggang Ivana dan mencium lehernya.
Sampai Ivana memejamkan mata sebab sentuhan ini membuatnya meremaang.
"Kapan kamu akan kembali?" tanya Ivana lirih.
"Lusa, mungkin akan tiba saat malam. Tidurlah di apartemen agar kita bisa bertemu."
Ivana tak menjawab lagi, tubuhnya telah mulai dijamah, kancing kemejanya terlepas saat per satu, namun pikirannya tertuju pada Gloria.
Mungkinkah lusa mereka akan melaksanakan rencana itu?
Entahlah pikiran Ivana pun berkecamuk, takut sekali Aston akan menyadari semuanya.
Ivana mendesahh pelan saat tubuhnya dia angkat hingga duduk di meja kerja sang Presdir. Dan tak lama setelahnya mereka menyatu dengan begitu dalam.
Aston melenguh merasakan nikmat yang tak pernah pudar.
Dan Ivana yang telah begitu terbiasa dengan sentuhan ini pun begitu menikmatinya juga, memeluk dan mencium Aston seperti telah jadi miliknya.
Padahal ini semua hanyalah semu.
Keduanya mendesah panjang dan memeluk erat saat pelepasan itu menghampiri, di akhir percintaan mereka Aston selalu mencium Ivana dengan lembut.
"Boleh aku bertanya?" tanya Ivana.
"Apa?"
"Kenapa mendadak pergi ke luar kota?"
"Aku tidak akan menjawab," balas Aston dengan bibir tersenyum miring.
Ivana cemberut, kepergian Aston kali ini sangat mendadak. Karena sebenarnya dia pun mengetahui semua jadwal sang Presdir.
Ivana tidak tahu saja, bahwa Aston mulai menemukan kabar tentang salah satu kakak Ivana. Untuk memastikan semuanya dia ingin pergi sendiri, namun ternyata Gio pun memiliki rencana yang sama.
Karena itulah Aston dan Gio akhirnya pergi bersama. Sebelum semuanya pasti Aston tak ingin mengatakannya pada Ivana, karena tak ingin memberi harapan palsu.
Aston juga ingin, Ivana mendapatkan kebahagiaannya. Berkumpul dengan keluarga, bukan hidup sendirian.
Memberikan kehidupan seperti itu pada Ivana, adalah salah satu tujuan Aston.