Jodoh, rezeki, maut, semuanya adalah rahasia Ilaha, yang tidak pernah tahu kapan datang dan pergi. sebagai mahluk hamba, kita hanya bisa menjalankan hidup dengan baik dan tidak lupa untuk bersyukur dengan semua yang sudah di takdirkan untuk hidup kita.
kadang yang menurut kita baik belum tentu baik untuk kita, dan begitu juga sebaliknya!.
Bagaimana kehidupan yang di jalani oleh Vina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 32
Seperti yang sudah di janjikan mereka bertemu di tempat titik yang di berikan, sudah ada Anton bahkan Ayu juga ada di sana.
"Assalamualaikum ayah, maaf Vina terlambat " ucap Vina tidak enak.
"Waalaikumsalam, tidak apa-apa nak " jawab Anton.
"Ayu, sudah lama? maaf " ucap Vina. begitu Ayu mendekat pada Vina dan Anton karena sebelum Ayu berada berjarak dari Anton karena tidak kenal tapi begitu melihat Vina datang Ayu langsung mendekat.
"Tidak juga, aku baru sampai kok " jawab Ayu.
"Ayah ini Ayu teman Vina yang beri informasi rumah itu " beritahu Vina pada Anton siapa Ayu.
"Ayu om " ucap Ayu sopan memperkenalkan diri.
"Ayah Vina, terima kasih ya nak Ayu " ucap Anton.
"sama-sama om. Oh iya, apa bisa pergi sekarang? " tanya Ayu lagi.
"Tentu, ayo " jawab Vina. Dengan Ayu yang menjadi kepala jalan di ikuti oleh Anton dan Vina di belakang.
30 menit, setelah masuk gang akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang sangat minimalis jika di lihat dari luar tapi bersih, di sana sudah ada seorang pria yang menunggu begitu melihat kedatangan mereka dengan cepat dia berdiri.
"Paman, ini teman Ayu yang ingin tanya-tanya tentang rumah ini " ucap Ayu menjelaskan.
"Selamat siang pak " sapa Anton.
"Selamat siang, dengan pak apa? " tanya pria berperut buncit.
"Panggil saja Anton " beritahu Anton
"Baik Anton " jawab nya.
"Mari silahkan masuk, kita lihat-lihat dulu, siapa tahu berkenan " ucap nya mempersilahkan mereka masuk.
Saat mereka masuk langsung di suguhkan dengan ruang tahu yang mungkin hanya sekitar 5 meteran dan langsung toilet dan di sisi sebelah dua kamar. Dapur juga di depan toilet dan kamar
"Bagaimana pak? " tanya nya langsung
Karena rumah yang kecil, ruang tamu, dan dua kamar berserta toilet dan dapur yang tidak ada sekat di dapur hal itu tidak perlu keliling lama.
"Maaf ini di sewa atau bagaimana pak? " tanya Anton.
"Di sewa bisa perbulan dan pertahun pak. Dan juga di jual jika bapak berminat " ucap nya membuat Anton mengangguk.
"Kalau perbatasan tanah sampai mana pak? " tanya Anton.
"Mari pak saya tunjukkan" ucap pemilik rumah, yang di ikut oleh Anton tentunya, sedangkan Vina dan Ayu menunggu di rumah.
"Bagaimana menurut mu Vina? " tanya Ayu.
"Lumayan, semoga saja harga bisa bersahabat Ayu " harap Vina.
"Semoga saja, toh tanah ini tidak luas juga Vina mungkin di bawah 50 jutaan kalau di jual karena lokasi yang jauh membuat harga tidak bisa tinggi " jelas Ayu
"Semoga saja ayah setuju " harap Vina.
Tidak perlu rumah besar seperti Milik mendiang nenek dan kakek jika isi tidak seindah yang di bayangkan, walaupun ruang tahu yang jika dua motor sudah penuh jika mau lewat harus melewati jalan kecil karena sisa sedikit, lebih baik dari pada rumah luas tapi bukan milik mereka dan berakhir di usir.
"Bagaimana oak Anton " tanya pemilik rumah.
Mereka sudah kembali begitu melihat pembatas tanah yang di inginkan oleh Anton.
"Berapa harga pak jika di beli? " tanya Anton.
"Saya buka harga 50 pak, sebenarnya ukuran tanah di sini 35 juta tapi karena ini dengan rumah jadi harga sedikit berbeda " jelas pemilik rumah.
"Bisa kurang sedikit pak? " harap Anton.
"Bapak mau berapa? " tanya sang pemilik.
"45 juta kalau boleh " ucap Anton.
"45 juta ya, " pemilik rumah sempat berpikir sejenak.
"Anggap saja sebagai biaya kami tinggal di sini pak dan juga tanah juga tidak luas " ucap Anton.
Anton harus ekstra berbicara merayu pemilik rumah sampai akhirnya keputusan bersama sekian lama dia diam.
"Baiklah! "