Kisah ini terinspirasi dari kisah hidup seseorang, meski tidak sama persis namun mewakili bagaimana alur hidup beberapa wanita, bagaiman dia bermimpi memiliki rumah tangga yang indah, namun pada kenyataannya semua tak semulus harapannya.
pernikahan yang indah adalah impian semua wanita, menikah dengan orang yang bisa memahami dan selalu bisa menjadi pundak baginya adalah impian, namun tak pernah Alifa sangka selama menjalani pernikahan dengan Aby kata indah nyaris terburai dan hambar semakin harinya, apalagi tinggal bersama mertua yang tak pernah bersyukur akan hadirnya. Alifa semakin lelah dan nyaris menyerah akan di bawa kemana biduk rumah tanganya??? salahkan jika perasaan itu terkikis oleh rasa lelah???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba dari Awal
Taman bermain.
Aby membawa Shasa bermain ayunan bersama sembari menikmati es cream di tangannya, sementara Alifa duduk di kursi taman sambil menikmati bunga dan kupu di hadapannya.
Aby merasa sedikit bersalah karena selama sekian tahun ini hal seperti ini baru dia lakukan, selama ini dia berfikir cukup dengan menanti bermain di rumah dan mencukupi kebutuhan mereka secara dasar, hal remeh temeh seperti ini tak pernah terbayang untuk dia lakukan.
Aby menyesal telah melewatkan banyak waktu seperti ini hingga shasa sebesar ini, Bersyukur Aby sempat melihat bagaimana interaksi Bang Satya bersama keluarga beberapa hari yang lalu sebelum dirinya memutuskan untuk menemui Alifa bersama orang tuanya.
Aby kala itu melihat Bang Satya dan istri bermain-main bersama di kolam ikan belakang rumahnya dimana di situ Bang Satya dan istrinya juga anaknya makan rujak bersama sembari bercerita begitu ceritanya, nampak rumah tangga mereka begitu harmonis sekali.
"Perempuan itu sederhana cukup diberi waktu untuk bercerita dan bermain bersama anak-anak sembari mendengarkan keluh kesah seharian, di peluk maka mood baiknya akan kembali." Ucap Bang Satya waktu itu.
Aby ingin mencoba memulai dari awal dengan Alifa semuanya, jika kemarin kenangan yang tercipta di memori istrinya sesuatu yang menyedihkan maka Aby ingin memulai dari awal dengan memori yang lebih baik.
Shasa bermain ayunan dengan pengunjung kecil yang lain, Aby menghampiri Alifa sembari tetap memantau Shasa yang tengah asik bermain.
"Dek." Aby memberikan rujak es cream untuk Alifa yang tengah melamun.
"Makasih." Ucap Alifa lalu memakannya tanpa menoleh ke Aby.
"Kamu suka?? " Tanya Aby sembari menatap Alifa yang asik memakan rujak es cream nya.
Alifa mengangguk lalu tersenyum tipis pada Aby, lalu kembali memakan rujak es cream itu kembali.
"Aku mau dong." Aby berkata ingin sama juga dengan Bang Satya kemarin yang saling suap.
Alifa menoleh lalu memberikan Cap Rujak Es cream itu pada Aby, meletakan di tangan Aby, namun bukan itu maksud Aby, dia ingin Alifa menyuapinya.
"Suap." Kata Aby mengembalikan cup itu pada Alifa, istrinya itu bukannya menyuapinya namun justru tertegun atas sikap suaminya saat ini.
"Bukannya Mas tak suka hal remeh seperti ini?" Tanya Alifa jujur, karena dari dulu Alifa sering iri dengan Bang Satya yang sering makan dengan sendok dan piring yang sama bersama istrinya, tapi Aby tak suka hal-hal seperti itu sejak mereka menikah, Alifa pun tak pernah lagi mengajak ataupun menginginkan hal seperti itu terjadi pada dirinya.
"Aaaak." Aby membuka mulut lalu Alifa dengan ragu menyuapi Aby dengan sendok bekasnya, Aby menerima dengan lega dan bahagia ternyata sesederhana ini saja sudah membuat dirinya berdebar bahagia kembali.
Alifa bersemu merah, lalu mengambil suapan untuk dirinya sendiri, Aby membuka mulutnya untuk minta di suap lagi begitu seterusnya hingga rujak es cream itu habis di tangan Alifa.
"Islam mengajarkan keindahan dalam segala hal, termasuk dalam rumah tangga. Tak hanya soal ranjang, romantis juga harus diperlihatkan ketika makan bersama," Aby mengingat kembali pesan Bang Satya kemarin sembari tersenyum menatap Alifa yang merona pipinya, Alifa semakin cantik di pandangan Aby saat seperti ini.
Aby raih tangan Alifa sembari mengelusnya pelan, dia ingin Alifa terbiasa kembali dengan sentuhan darinya meski di mulai dari hal-hal yang kecil seperti ini, karena sejak hubungannya memburuk Alifa sangat tidak nyaman saat di sentuh olehnya.
"Saat bercengkrama, saat berdialog, saat makan juga. Kalau bisa suap-suapan. Jadi makan sepiring berdua itu akan terasa indahnya," Aby mengingat kembali nasehat yang lain dari Bang Satya pada dirinya, Aby berharap dia bisa merangkai kembali keromantisan rumah tangganya yang semakin memudar karena kesibukan dan ketidakpekaan dirinya.
Aby dulu begitu risi saat melakukan hal-hal seperti tadi, makan berdua menurut dirinya terlalu membuang waktu dan berlebihan menurut dirinya apalagi kedua orang tuanya tidak pernah mencontohkan sikap itu sedari dia kecil, kedua orang tuanya juga risi saat dirinya terlalu intens dengan Alifa.
Namun Aby sekarang ingin keluar dari rasa tidak nyaman itu apalagi kemarin Bang Satya juga menjelaskan, "Nabi Muhammad SAW pernah minum satu gelas dan tepat di bekas bibir istrinya, Aisyah. Jadi, makan suami istri makan sepiring berdua sah-sah saja. Kamu gak usah risi ataupun jijik itu bagian dari samawa."
"Mengenai pandangan masyarakat yang menganggap 'pamali', hanya kepercayaan masyarakat saja. Bukan soal makan sepiring berdua, tetapi lebih ke kepercayaan di mana suami tidak boleh pergi ke dapur." Aby sepakat dengan kata Bang Satya ini karena nyatanya memang orang tuanya tak suka laki-laki melakukan pekerjaan wanita.
Meski aby paham jika dalam ajaran Islam, sangat menganjurkan suami untuk membantu istri masak di dapur. Namun, karena orang tuanya tak suka dan melarangnya membuat Aby tak pernah membantu Alifa saat itu.
"Dek, mau apa lagi??" Tanya Aby setelah sadar dari lamunannya.
Alifa rupanya juga melamun sedari tadi dirinya merasakan sedikit kenyamanan setelah kemarin sempat takut saat Aby menyentuh dirinya.
Cup
"Dek??? " Aby kecup pipi Alifa hingga pemilik pipi itu tersadar dan menoleh pada suaminya.
"Yah Mas??" Jawab Alifa bersemu merah.
"Sudah puas kah?? Atau kita akan kemana gitu???" Tanya Aby tersenyum menatap wajah istrinya yang kembali merona.
"Ehm, Pulang saja Mas, Shasa sepertinya sudah lelah." Ucap Alifa lalu mendatangi Shasa dan mengajaknya pulang.
"Nak, Shasa sayang pulang yuk." Kata Alifa yang kemudian di jawab dengan gerakan oleh Shasa berlari dan memeluk dirinya.
"Sayang Bunda." Kata Shasa yang semenjak tinggal di rumah orang tua Alifa menjadi anak yang semakin aktif juga mudah menyalurkan perasaannya, karena contoh dari Nenek dan kakeknya juga dari Bang Satya sekeluarga.
Aby raih tubuh Shasa lalu di gendongnya menuju motor Alifa yang mereka gunakan untuk pergi ketaman tadi.
"Shasa suka? " Tanya Aby.
"Suka bangettt, Kapan-kapan lagi ya Yah?" Kata Shasa ceria sekali.
"Ok, siap." Jawab Aby merasa menyesal sudah membuang banyak waktu bersama Shasa dulu, Andai dia dari awal sering seperti tadi tentu hubungan keluarga kecilnya semakin baik.
Alifa sedikit bersyukur atas perubahan sikap yang suaminya perlihatkan setidaknya Shasa merasa begitu di cintai oleh Ayahnya.
Alifa berharap sikap suaminya ini tidak hanya sementara waktu, bukan hanya karena ada maslah saja, Alifa berharap sikap suaminya ini bisa seterusnya sehingga rumah tangganya bisa dia pertimbangkan ulang keberlangsungannya jika Aby berubah lebih baik dan mau tinggal di rumah sendiri tanpa campur tangan orangtuanya.
"Makasih mas, sudah meluangkan waktu untuk kami." Ucap Alifa membuat Aby tertegun dan merasa semakin bersalah.
"Maaf mas baru kali ini menyempatkan keluar bersama." Kata Aby sembari melajukan motor yang di kendarainya.
***
Up ya, jangan lupa Vote dan dukungan sebanyak-banyaknya 🙏🤲🥰
biar nyahok ibuk mertua yg oneng itu