My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Kalung
...Kenapa gue kesal liat mereka dekat? Kenapa gue malah pergi. Mereka dekat dan pacaran juga gak ada hubungannya sama gue....
...(Aleta Gracelyn)...
Gosip tentang Langit dengan Luna tersebar begitu cepat bahkan bisikan jika mereka pacaran terdengar sampai di telinga Leta yang tengah duduk di dalam kelasnya.
"Gak jelas banget gosipnya." Kesal Alis duduk di samping Leta.
"Gosip apa Al"
"Ck, Lo gak denger semua orang bicarakan soal Kak Langit sama tuh nenek lampir, mereka tadi pagi juga berangkat bareng."
"Terus?"
"Ya mana bisa gitu Ta, Kapal gue tuh Kak Langit sama Lo bukan sama tuh lampir."
"Ngaco.!"
"Serius deh, sebenarnya Kak Langit suka sama siapa sih Lo apa si nenek lampir itu."
Leta menghela napasnya dan menatap Alis, teman sebangku dan sahabat pertamanya di kampus.
"Gue gak ada apa-apa dengan Kak Langit, dan terserah kak langit mau deket sama siapa saja Alisia"
"Aleta Gracelyn yang cantiknya paripurna,, Dengerin gue. Sorot Mata Kak Langit ke elo, gimana perhatian Kak Langit ke elo itu bisa di bilang dia suka sama Lo."
Aleta mengangkat bahunya.
"Gue mau kuliah bukan cari pacar."
"Awas Lo ya, kalo nantinya kalian pacaran."
Aleta mengangguk, sementara Alis menautkan kedua alisnya saat melihat kalung yang di pakai Aleta.
"Lo pakai kalung apa Ta, kok gue baru liat?"
Leta menatapnya dan tersenyum.
"Kalung kenangan gue."
"Sama cowok Lo? jadi Lo udah punya cowok pantes saja gak ngelirik Kak Langit "
"Ini kalung kenangan cowok gue sebelum dia pergi."
"Kalian LDR ?
Leta menggeleng "Dia udah di surga."
Alis menutup mulutnya "Sorry Ta, gue gak maksud bikin Lo sedih."
Leta tersenyum dan menggeleng "Gapapa Kok, gue udah ikhlasin dia, dia pasti udah bahagia di surga sana."
Alis tersenyum dan mengusap bahu Aleta, dia tidak tau sebenarnya.
"Udah gue gapapa, Oya ke kantin yuk gue laper nih." Ajak Aleta beranjak.
"Ayo"
Mereka berjalan berdua dengan sesekali tertawa, menyusuri lorong kampus untuk sampai di kantin. Beberapa mahasiswa pun tampak menatap Leta yang begitu cantik. Tidak hanya mahasiswa baru namun kakak tingkatnya pun tampak terpesona.
Dari arah seberang, Siska berjalan bersama Luna. Mereka melihat Leta bersama Alis membuatnya saling pandang dan tersenyum licik.
"Jadi kalian beneran pacaran Na? Gue seneng banget dengernya." Ucap Siska saat mereka berpapas dengan Leta.
"Ya gitu deh, tadi pagi juga gue sarapan bareng terus berangkat bareng Langit."
"Aah,, gue jadi iri pasti Langit perhatian juga romantis sama Lo."
"Banget,, Sampai dia tuh ingetin gue jangan telat sarapan."
"So sweet.."
Leta bersikap biasa saja sedangkan Alis tampak kesal dengan mereka.
"Kecentilan banget jadi cewek."
"Hus biarin aja Al, kenapa Lo sewot sih."
"Ya lagian, kenapa bisa Kak Langit milih dia. kaya gak ada cewek lain aja coba."
Leta terkekeh dan menarik tangan Alis yang terus ngedumel menuju kantin.
"Yah rame banget Ta, gak kebagian duduk deh kita." Ucap Alis.
Aleta menatap sekeliling, semua meja sudah terisi di dalam.
"Aleta."
Leta menoleh saat seseorang memanggilnya, Bram tampak bersama kedua temannya yang Leta sendiri tidak mengenal.
"Sini." Lanjut nya membuat Leta mengangguk.
"Ayo Al, kita duduk di Bram deh."
"Ya udah ayo."
Bram tersenyum saat melihat Aleta berjalan ke arahnya.
"Gabung aja, lagian udah penuh juga."
"Gapapa Kita gabung di sini?"
"Santai aja, ini temen-temen gue kok."
Aleta mengangguk "Thanks ya."
Aleta duduk bersama Alis di sana, sedangkan Bram tampak tersenyum dan terus memandang Aleta membuat kedua temannya saling tatap.
"Ehem, kita gak di kenalin Bram?
"Oya Aleta, Alis kenalin mereka temen gue."
"Hai Zaki"
"Gue Niko."
"Aleta"
"Alis."
"Benar-benar cantik Aleta, pantas saja Bram cinta banget sama nih cewek. Kulitnya putih mulus banget lalat lewat aja pasti kepleset." Batin Niko menatap Aleta.
"Oya kalian pesan deh, biar gue traktir."
"Eh gak usah, kita bayar aja." Tolak Aleta.
"Dih rejeki gak boleh di tolak Ta, ya udah gue yang pesan Lo mau apa Ta."
"Gapapa sekali-kali Ta, Lo pesan apa?"
"Samain kayak Lo aja Al."
"Oke siap, gue pesan bentar."
Aleta mengangguk dan menunggu di sana, Aleta tampak menatap sekeliling sebenarnya dia kurang nyaman duduk bersama Bram juga kedua temannya. Hingga akhirnya Alis datang dengan membawa pesanan.
"Jus jeruk sama bakso aja ya, males antri gue."
"Iya gapapa Al."
"Ya udah kalian makan dulu." Ucap Bram terus menatap Aleta.
Aleta sedikit risih dengan tatapan Bram juga kedua temannya yang sesekali meliriknya. Namun dia sendiri juga merasa lapar akhirnya hanya bisa melahap bakso yang Alis belikan.
Langit yang baru saja keluar kelas bersama ketiga temannya langsung menuju kantin.
Semua tampak menatap pesona saat Langit lewat. Kemeja hitam yang memang sengaja tidak di kancing dengan kaos putih di dalamnya sungguh begitu pas dengan postur tubuh Langit yang tinggi dan terlihat begitu mempesona.
Bisikan ramai pun terus terdengar hingga di kantin, membuat Alis menoleh.
"Ta, Kak Langit " Bisik Alis membuat Leta menoleh.
Dam.!
Di saat bersamaan, Langit pun tengah melihat ke arahnya membuat Leta segera memalingkan wajahnya.
Aleta,,
Dia duduk bersama laki-laki itu dan dua temannya.
"Itu bukannya Aleta ya" Ucap Boni.
"Iya betul sama anak baru itu." lanjut Gala sementara Langit kembali berjalan menuju mejanya bersama Arga melewati meja Aleta.
"Ta, kak Langit." bisik Siska membuat Leta mendongak dan menatap Langit yang sudah duduk bersama teman-temannya.
Sementara Bram mengikuti pandangan Aleta.
Aleta terus menatap Langit.
Apa mereka benar ada hubungan, kenapa tatapan mata Aleta berbeda. Bahkan jika di lihat bagaimana sikap Langit pun terlihat jika Langit menyukai Aleta.
"Langit, kok gak nungguin gue sih." Ucap Luna langsung duduk di samping Langit dan memeluk lengan Langit.
Langit langsung melepaskan tangan Luna, dan melirik Aleta yang masih menatapnya.
"Kenapa sih, kan tadi pagi kita udah baikan." Lanjut Luna sengaja karena tau jika Leta tengah menatapnya.
Di meja lain, entah kenapa Leta merasa kesal dia langsung beranjak pergi.
"Gue duluan ya."
"Loh Ta, makanan kamu belum habis loh" Ucap Bram.
"Gue udah kenyang."
Langit menatap Leta yang berjalan pergi, sementara Luna tersenyum menang melihatnya.
"Eh Leta, tunggu in gue." Alis yang ikut berlari mengejar Aleta.
Kenapa gue kesal liat mereka dekat? Kenapa gue malah pergi. Mereka dekat dan pacaran juga gak ada hubungannya sama gue.
Leta menghela napasnya.
"Leta ih, Lo kenapa sih." Kesal Alis.
"Gapapa."
Alis menatap wajah Leta, "Lo cemburu liat Kak Langit bareng Nenek lampir?"
"Gak usah ngaco, gue- udah kenyang."
"Hahaha, gak usah bohong Aleta. Lo suka kan sama Kak Langit?"
"Gosip Lo." Ucap Aleta yang langsung pergi meninggalkan Alis yang masih tertawa.
tuhh cowek juga terobsesi sama langit..
viee letaa... udah ada rasa nihh🤭
Ya elahh ada saingan baru nihh🤣