Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Kamar Pengantin
Suasana Haru dirasakan pula oleh Maryam dan Ummi Maya di ruangan tempat mereka menunggu.
Maryam yang menitihkan air mata tatkala mendengarkan Lafadz Ijab qobul yang di ucapkan oleh Reza dengan satu kali tarikan nafas membuat hatinya merasa bahagia bercampur gugup yang luar biasa.
"Ya Allah mudahkanlah langkah hamba dalam mengarungi Bahtera Rumah tangga ini " ucap Maryam dalam hati , setelah Ikrar Qobul terucap dari mulut Reza.
Begitu juga dengan Ummi Maya yang tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, seketika memeluk putri bungsunya tersebut.
Rasa Syukur Senantiasa mereka panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memudahkan segalanya.
"Nona Maryam ... Sudah saatnya nona untuk keluar, mari saya antar ke ruangan.." Ucap seorang wanita , yang merupakan salah satu penanggungjawab Wedding Organizer.
"Baik.." Dengan perasaan gugup Maryam melangkah Menuju ruangan dimana Riza Abizar El Shirazy Melafalkan Ijab qobul sebelumnya.
Dengan pasti Maryam Memasuki Ruangan tersebut, Setiap mata memandang merasa kagum dengan pesona yang di tampilkan oleh Maryam. meski hanya melalui sorot mata, Maryam terlihat sangat cantik.
Tak terkecuali Reza, yang juga merasa kagum dengan istri barunya tersebut, Namun seketika hal itu segera ia tepis oleh Reza .
"Kelihatanya saja Cantik, Kalian bahkan tidak pernah tau seperti apa di balik kain yang menutupi wajahnya itu" Gumam Reza dalam hati.
Kemudian Setelahnya Maryam dipersilahkan duduk di samping Reza. dengan perasaan berdebar Maryam menyalami Seseorang yang saat ini SAH menjadi Suaminya. Seseorang yang akan menemani dan menjadi Imam dalam rumah tangganya, Seseorang yang akan menjadi Ayah dari anak-anaknya. Dengan Takzim Maryam mencium punggung Tangan Tersebut.
Cup..
Segera Reza Memasangkan Cincin Pernikahan mereka di jari manis Maryam, Jari yang terasa beku saat tangan Reza menyentuhnya, menandakan Sang pemilik sedang merasa Gugup.
Setelah Selesai Pemasangan Cincin tiba saatnya Penghulu mengarahkan keduanya untuk menandatangani beberapa dokumen Pernikahan yang harus di tandatangani.
***
Resepsi yang di lakukan pada malam harinya pun berlangsung dengan sangat meriah, Semua kolega kakek Amar dan juga Reza hadir dalam acara tersebut.
Keluarga besar Maryam pun turut Hadir dalam acara tersebut, Abi dan Ummi Maya yang tampak bahagia menyaksikan Perhelatan yang sangat Luar biasa ini. Resepsi yang sangat meriah dan Luar biasa bagi mereka.
Maryam yang mengenakan Pakaian berwarna Grey berhiaskan manik-manik yang sangat cantik, serta mengenakan Kerudung dengan warna senada. disandingkan dengan Reza yang mengenakan Setelan Jas Berwarna Grey dan Kemeja berwarna Putih senada dengan yang di kenakan oleh maryam. Menambah Serasi antara keduanya.
Beberapa Tamu undangan saling berfoto ria dan Mengucapkan doa serta ucapan selamat kepada keduanya. Tak jarang diantara mereka yang mendoakan agar segera diberikan momongan.
Nampak keduanya memang sangat canggung dan menjaga jarak, terlihat dari cara mereka menyambut tamu , Tidak ada Gandengan Tangan atau senyuman mesra diantara keduanya.
***
Maryam sudah berada di dalam kamar pengantin setelah acara resepsi selesai. Beberapa orang juga sudah tampak membereskan Perlengkapan yang sebelumnya di gunakan dalam acara.
Maryam yang saat itu masih di temani oleh umi dan Abi nya merasa sangat senang dan bahagia. Beberapa kali Abi Hanif memberikan Wejangan atau nasihat pada Maryam mengenai Istri solihah, begitu juga Ummi Maya yang menyampaikan tentang beberapa Ilmu berumah tangga.
"Abi dan Ummi pamit ya nak, Jaga dirimu Baik-baik, jangan kecewakan keluarga suamimu, dan Sering-seringlah berkunjung." Ucap Abi Hanif sebelum meninggalkan Putrinya.
"InshaAllah Abi" Jawaban singkat dari Maryam
Setelah Ketiganya saling berpamitan Abi Hanif meninggalkan Maryam dengan Ikhlas. Berbeda dengan Maryam yang mengantarkan kepergian Orang Tuanya dengan Tetesan Bulir-bulir embun yang lolos begitu saja di sudut mata Maryam.
Tidak berselang lama setelah kepergian Abi Hanif dan ummi Maya, Reza, kakek Amar dan Nenek Halimah yang duduk di kursi roda dengan di dorong satu orang pengawal menghampiri kamar pengantin tersebut.
Melihat kedatangan Kakek Amar dan Nenek Haliman , Maryam segera berlari menghampirinya. Mencium takzim punggung tangan keduanya.
Melihat Karakter Maryam yang begitu baik, dan Solihah membuat Nenek Halimah merasa semakin yakin, jika memang Maryam lah seseorang yang pantas mendampingi cucunya.
"Mari Kek, Nek Masuk ke dalam" Ucap Maryam dengan lembut.
Seketika Maryam mengambil alih Dorongan Kursi roda yang di duduki oleh Nenek Halimah dan mendorongnya masuk.
Nenek Halimah yang baru pertama kali melihat secara langsung Cucu menantunya tersebut, merasa sangat teduh, Meski tidak dapat terlihat bagaimana wajah Maryam saat ini namun Nenek Halimah dapat melihat ketulusan di wajah itu.
Setelah saling mengobrol dan Bercerita diantara mereka, Kakek Amar dan nenek Halimah memutuskan untuk berpamitan, karena tidak ingin mengganggu kemesraan pengantin baru tersebut.
"Reza!! Jaga Maryam dengan baik" Sergah Kakek Amar Kepada cucunya. Tidak ada jawaban dari Reza , hanya ada senyuman yang terukir di bibirnya.
"Zaa... Ingat pesan nenek Perlakukan istrimu dengan baik nak, Dan Nenek berharap kalian Tidak Menunda untuk mendapatkan Momongan " Ucap nenek Halimah kemudian.
Mendengar perkataan nenek Halimah, seketika Maryam membulatkan matanya, Rona wajah yang sudah memerah bagaikan udang rebus. Namun Maryam hanya dapat menundukkan pandanganya.
"Baiklah Maryam.. Kakek dan nenek pamit dulu, jaga diri kalian baik-baik, Kakek dan nenek menunggu kalian di rumah" Ucap kakek Amar Lembut sebelum meninggalkan mereka berdua.
***
Maryam telah masuk terlebih dahulu, setelah mengantarkan kepergian kakek Amar dan nenek Halimah, Mengantar kepergian mereka sampai di depan pintu kamar.
Setelahnya Reza pun Juga menyusunya masuk kedalam kamar.
Maryam yang menyadari Reza berjalan di belakangnya, Mendadak merasa sangat Gugup, Jantung yang semula biasa-biasa saja kini berdebar dengan kencang, Mungkin jika tidak di tutupi dengan Kerudungnya yang Lebar, Akan sangat terlihat betapa Maryam sangat takut dan gugup. Keringat yang bercucuran,serta tangan yang terasa sangat dingin.
Maryam hanya mampu meremas ujung Kerudung yang dikenakannya.
Maryam menyadari jika Reza semakin dekat dengan dirinya, Maryam pun dengan cepat segera membalikkan badan dan benar saja Reza telah tepat berada di depan nya.
Menyadari juka mungkin saja Reza akan meminta HAK atas diri Maryam, Menjadikan gadis tersebut sangat gugup dan gemetaran
Namun Maryam telah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa dia akan menjadi istri yang baik dan istri solihah untuk suaminya. Sehingga Maryam hanya pasrah jika memang Reza meminta hak atas dirinya malam ini juga.
Maryam yang merasa sangat gugup dan takut hanya bisa berdzikir, Tangan yang sedari tadi tidak tenang meremas ujung Kerudung yang di kenakan, kini berpindah memegang dada yang terasa berguncang, kemudian sesekali meremas gaun pengantin yang masih dia kenakan.
Langkah Reza yang langkahnya semakin lama semakin maju, diiringi Langkah kaki Maryam pula yang semakin Mundur ,
Tanpa sadar langkah Maryam terhenti ketika dirinya sudah tidak dapat lagi mundur, karena di belakang ternyata sudah mentok dengan Meja.
Maryam yang merasa sedari tadi sangat gugup, saat ini bertambah menjadi lebih gugup dan jantung yang sudah tidak dapat lagi di kontrol.
Maryam yang merasa sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi , reflek pasrah memejamkan kedua matanya, menyadari Reza akan melakukan sesuatu kepada dirinya.
Beberapa detik Maryam memejamkan mata ternyata tidak terjadi apa-apa diantara mereka, seketika Maryam menghembuskan nafas dengan Kasar dan mulai membuka kedua matanya.
Alangkah kagetnya ketika mendapati wajah Reza berada tepat di depan wajahnya. Seketika Maryam membulatkan kedua bola matanya karena merasa sangat kaget.
"Ttuu..Tuuan Reza!! " Panggil Maryam dengan terbata-bata.
"Apa kau benar-benar berpikir aku akan melakukan itu ??" Ucap Reza ketus, masih dengan posisi berhadapan langsung dengan Maryam.
"Apa kau pikir dirimu sangat menarik hah ??"
"Bahkan aku pun tidak Berniat dan tidak berpikir Melakukanya dengan mu!!!" Ucap Reza dengan sinis.
"Bagiku kau tidak jauh berbeda dengan kakak mu yang..." Reza tidak melanjutkan omongannya.
"Jangan berharap aku akan melakukanya, !! Bermimpi saja Kau!!!" Ucap Reza sinis tepat di telinga Maryam.
Meski hatinya merasa sangat sakit dengan ucapan Reza barusan, namun Seketika Maryam merasa sangat lega, karena Reza telah melepaskan dirinya dari himpitan badan antara dirinya dengan Reza sebelumnya.
Dan setelahnya Maryam mengetahui jika Reza hanya ingin mengambil Handphone dan Kunci mobil miliknya yang berada di atas meja tepat dibelakang Maryam.
Setelahnya Reza pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Maryam dan tanpa mengatakan apapun.
Brak.. Pintu kamar yang tertutup dengan begitu kencangnya.
***
[[Terima kasih Telah Membaca Karya Author ya, Jangan Lupa Selalu dukung Author ya ]]