NovelToon NovelToon
Rahasia Puteri

Rahasia Puteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Anak Genius / Selingkuh / Mengubah Takdir / Trauma masa lalu
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: SangMoon88

Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya berubah semenjak kematian sang ayah, membuat dirinya berkamuflase. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12

Mereka sudah sampai dirumah Puteri. Seperti biasa, keadaan sudah hening, karena kebetulan besok adalah hari libur Puteri, maka Selvi memutuskan untuk menginap dirumah saudari sepupunya itu.

Malam itu mereka tidak banyak bercerita apapun, karena mereka tidak ingin jika mamah atau adik Puteri mendengar percakapan mereka.

Setelah makan malam, Puteri dan Selvi memutuskan tidur didepan tv saja sambil menonton film yang sudah dibawa oleh Selvi sebelumnya.

*******************

Hari pun berganti pagi, mereka bangun siang karena bergadang sehabis nonton. Ketika bangun keadaan rumah Puteri sudah kosong. Mamah sudah berangkat kerja, begitupun dengan adiknya yang pergi sekolah.

Ya, karena Puteri cuti di hari biasa, sedangkan mereka libur justru di hari Puteri kerja, membuat mereka semakin jarang berkomunikasi.

Mamah pun enggan membangunkan Puteri dan Selvi karena mamah tau mereka pasti begadang setelah melihat kondisi tv yang masih menyala dikala mereka tertidur pulas.

********************

Puteri dan Selvi lantas membeli sarapan diluar, setelah membeli sarapan mereka kembali kerumah. Dan ini saat yang tepat menurut Selvi untuk bertanya kepada Puteri soal pembicaraannya dengan Nino mengenai kehamilan Puteri.

" Jadi gimana soal kehamilan kamu Put, Nino kasih solusi apa??," Tanya Selvi sambil menyuapkan makanannya.

"Nino... Dia meminta aku menggugurkan anak ini Vi!!" Jawab Puteri lesu.

"Apa???, gila tuh cowok, pengen enaknya aja!! Giliran begini malah gak mau tanggung jawab!!!. Terus kamu mau ikutin keinginan si breng*ek itu??" Tanya Selvi sambil menghentikan makannya.

" Aku bingung, dia ngancam bakal ninggalin aku kalo aku gak nurutin maunya." Lirih Puteri dengan mata berkaca-kaca.

"Astagfirullah, kamu yang sabar ya Put, aku mengerti kondisi kamu pasti bingung, apa gak sebaiknya kita bilang aja sama tante soal kehamilan kamu ini???"  Bujuk Selvi sambil menenangkan Puteri.

" Jangan Vi, aku belum siap, aku takut!! Dan aku bingung harus menyampaikannya bagaimana, sementara ayah baru meninggal, itu masih menyisakan duka untuk mamah, ditambah keadaan aku begini, pasti akan bikin mamah semakin bersedih." Cegah Puteri sambil menggelengkan kepalanya disertai isakan tangis yang memilukan.

Ia benar-benar merasa bersalah dengan keadaan ini, ia merasa sudah menghancurkan usaha sang ayah dalam melindunginya dahulu. Ayah yang selalu menjaga dan melindungi anak gadisnya, sampai mengorbankan hidupnya.

"Lalu mau sampai kapan kamu sembunyikan ini Put?? Semakin lama perut kamu akan semakin besar, dan akan pasti ketahuan juga!!," Tanya selvi sambil memegang tangan Puteri.

"Iya aku tau, aku sedang berpikir dulu, jujur aku gak mau nambah dosa lagi dengan menggugurkan anak ini, tapi aku juga belum siap jika harus menanggung ini sendirian!!" Isak Puteri sambil terbata-bata." Kalaupun akhirnya mamah tau dan menikahkan aku dengan Nino, aku tidak yakin Nino bisa menerima anak ini dan menyayanginya." Jelas Puteri sambil mengusap wajahnya kacau. "Beri aku waktu untuk memikirkan ini, jujur aku sayang pada Nino, tapi aku juga sayang janin ini, ia adalah anak pertamaku, aku tidak akan setega itu untuk membu*uhnya." Jelas Puteri meyakinkan.

"Aku percaya sama kamu Put, pada dasarnya kamu adalah orang baik, hanya saja kamu bersama orang yang salah, kamu pasti bisa mengambil keputusan yang tepat. Dan apapun keputusanmu kelak, aku akan selalu mendukungmu jika itu yang terbaik." Support Selvi sambil menepuk bahu sepupunya itu.

"Makasih ya Vi, kamu memang sepupu aku yang paling baik dan bisa mengerti aku." Ucap Puteri sambil memeluk Selvi.

"Oia Put, kemarin aku ketemu teh Wulan pas lagi nunggu kamu, coba kamu tanya teh Wulan, barangkali ia bisa ngasih kamu solusi, karena sepertinya ia begitu khawatir sama kamu." Terang Selvi.

"Kamu bilang sama teh Wulan soal kehamilanku??," Tanya Puteri sambil mengerutkan dahi.

"Enggaklah Put, aku gak akan berani ngomong tanpa seizin kamu!!," Jawab Selvi sembari menggelengkan kepala.

"Hu'um, yaudah aku telpon teh Wulan dulu!!," Kemudian Puteri mengambil hp nya dan menelpon Wulan. Kriiiiiing.. Kriiiiing.. "Halo, Assalamualaikum teh."

"Waalaikumsalam Put, akhirnya kamu telpon teteh juga, teteh khawatir sama kamu, gimana hasil tes nya??," Jawab Wulan disebrang sana dengan nada khawatir.

"Aku.. Aku positif hamil teh!!!," Jawab Puteri dengan nada yang lemas.

"Sudah teteh duga, lalu apa kata Nino??. Kemarin teteh ketemu Selvi, dia bilang kalian lagi ngbrol penting." Tanya Wulan lagi.

"Hmm.. Nino.. Nino pengen Puteri gugurin janin ini teh!!," Jelas Puteri sambil menahan tangisnya lagi.

"Astagfirullah, dia ngomong begitu?? Bener-bener sial*n tuh cowok, gak punya hati, pengen enaknya aja!!," Jawab Wulan yang emosi mendengar penuturan Puteri.

Bagaimana tidak, Wulan memang sudah tidak menyukai Nino dari awal, ditambah gosip-gosip tentang betapa RED FLAGnya laki-laki itu.

" Teh, tolong jangan marah-marah, inget teteh lagi hamil, gak baik buat kesehatan teteh dan debay yang ada dalam perut teteh." Bujuk Puteri mengingatkan, pasalnya Wulan yang tengah mengandung bayi kembar, disarankan oleh dokter untuk bisa mengontrol emosinya dan tidak boleh stres karena akan mempengaruhi kehamilannya.

"Abisnya teteh kesel Put, awas aja nanti teteh kasih dia pelajaran!!" Ancam Wulan.

"Teh, tolong jangan bertindak apapun, biar Puteri selesein ini dengan cara Puteri, jangan buat masalahnya makin runyam. Puteri tahu teteh care sama Puteri, tapi tolong banget kali ini biar Puteri selesein sendiri ya teh, maaf bukan Puteri gak terima niat baik teteh, hanya saja teteh juga harus memikirkan dampak kedepannya, untuk Puteri juga untuk teteh sendiri." Bujuk Puteri lagi."Puteri gak mau teteh setres yang berakibat pada kehamilan teteh, Puteri mau teteh percaya sama Puteri, Puteri gakan kecewain teteh lagi kok. Makasih ya, teteh selalu jadi yang terdepan untuk Puteri."  Ucap Puteri meyakinkan seniornya itu.

" Maafin teteh juga Put, teteh cuma gak terima dia perlakukan kamu begini." Jawab Wulan dengan nada lebih tenang.

"Iya teh Puteri paham, teteh tenang ya!"  Balas Puteri menenangkan.

" Lalu apa rencana kamu??"  Tanya Wulan lebih lanjut.

"Puteri masih pikirin ini teh, tapi Puteri pastikan akan pertahankan janin ini." Jawab Puteri dengan tegas.

" Apapun keputusan kamu teteh pasti dukung, selama itu yang terbaik." Ucap Wulan menenangkan, pasalnya Wulan memang sebaiknya jangan ikut campur terlalu jauh, mengingat kondisinya saat ini. Terlebih bagaimanapun juga Puteri lah yang berhak dengan segala keputusan dalam hidupnya. Wulan hanya bisa pasrah dan mendoakan yang terbaik bagi juniornya itu.

"Kok kalian kompak banget sih, tadi juga Selvi bilang kek gitu, aaaaah Puteri jadi terharu, makasih kalian selalu ada dan support Puteri. Puteri sayang kalian," Lirih Puteri yang tidak bisa membendung air matanya lagi, sangat merasa beruntung dengan kehadiran Teh Wulan dan Selvi dalam hidupnya.

" Yaudah Put, teteh lanjut kerja lagi ya!!," Pamit Wulan, lalu menutup telponnya.

Kemudian Puteri dan Selvi melanjutkan makan mereka yang tadi sempat tertunda. Rencananya mereka hari ini ingin bermalas-malasan saja.

Selvi yang hari ini tidak ada jadwal dikampus pun enggan untuk pulang, karena ia pun sama seperti Puteri tidak betah berada dirumah, karena orang tuanya selalu saja bertengkar.

Tak berselang lama, Krisna adiknya Puteri pun pulang sekolah, melihat Puteri dan Selvi baru selesai makan, ia pun bertanya.

"Mamah masak gak teh??"  Tanya Krisna sambil berlalu ke kamarnya.

" Enggak, teteh juga makan tadi beli," Jawab Puteri sedikit berteriak, agar terdengar oleh adiknya.

"Oh." Jawabnya sambil keluar kamar setelah berganti pakaian.

"Kalo kamu mau makan beli aja, tuh uangnya diatas kulkas,"  Kemudian Puteri berlalu menuju kamarnya untuk mengambil casan hp, karena semalam ketiduran depan tv, ia sampai lupa mengisi daya hp nya.

Sebenanya Puteri sangat menyanyangi adiknya, bagaimanapun mereka bersaudara. Hanya saja cara Puteri menyampaikan kasih sayangnya berbeda dengan Alm.Ayah.

Ayah yang begitu lembut dan penyayang tidak pernah ragu menunjukan kasih sayang pada anak-anak dan istrinya. Sedangkan Puteri, caranya menunjukan kasih sayang dengan diam-diam namun memperhatikan.

1
Delita bae
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga👍🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!