NovelToon NovelToon
Ayah, Aku Anakmu

Ayah, Aku Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Trauma masa lalu / Pelakor jahat
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma Banilla

"Ayah, kenapa Ayah merahasiakan ini semua padaku Yah?" Tanya Alesha yang harus menelan pil pahit saat mengetahui kebenaran tentang dirinya, kebenaran bahwa Ia adalah anak hasil dari pemerkosaan yang di alami oleh ibunya.

"Nak, kamu anak Ayah, apapun yang terjadi, kamu tetap anak Ayah." Ucap Pak Damar dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Tidak Yah, aku benci Ayah. Aku benci pada diriku sendiri yah." Ucap Alesha sembari memukuli tubuhnya sendiri.

"Jangan lakukan itu Nak, kamu Anak Ayah, sampai kapanpun kamu anak Ayah." Ucap Damar sembari memegangi tangan Alesha agar tak memukuli tubuhnya lagi.

Melihat anak yang begitu Ia sayangi seperti ini membuat hati Damar begitu hancur.

"Atau jangan jangan Ibu terkena gangguan jiwa karena aku Yah, karena Ibu hamil anak dari para bajing*n itu Yah." Tebaknya karena semua orang bilang Ibunya gila semenjak melahirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bicara berdua

Perlombaan berlangsung dengan penuh ketegangan, dimana beberapa sekolah sudah ada yang gugur, kini tersisa tiga sekolahan yang masih bertahan, dan tibalah saatnya babak penentuan untuk menentukan juara 1, 2 dan 3. Dimana sekolah Shasa masih bisa bertahan untuk mengikuti babak penentuan.

"Baik, skor dari dua sekolah saat ini sama, kita akan memberikan pertanyaan terakhir dimana ini adalah pertanyaan penentu siapa yang akan menjadi juara pertama pada lomba kali ini." Ucap Sang MC.

"Kalian sudah siap?" Tanyanya kemudian.

"Siap." Jawab peserta lomba yang kini hanya tersisa dua sekolah saja, yaitu sekolah SD Bunga Bangsa yang merupakan sekolah Shasa dan juga SD Tunas Jaya yang nilainya sama. karena satu sekolah lagi yaitu sekolah SD Pelita Abadi sudah di tetapkan menjadi juara 3.

"Apa nama bintang terdekat dari bumi?" Sebuah pertanyaan terlontar dari bibir sang MC membuat semua siswa peserta lomba terdiam sejenak memikirkan jawaban yang tepat. Dan....

"Tettttt" dengan cepat Shasa memencet tombol yang ada di meja.

"Ya dari SD Bunga Bangsa silahkan." Ucap Sang MC.

"Proxima Centauri" Jawab Shasa.

Semua terdiam, menantikan apakah jawaban dari Shasa benar atau salah.

"Bagaimana para Juri, apa jawabannya benar?" Tanya sang MC pada ketiga juri di depannya.

Suasana menjadi tegang, mulut Damar dan Ajeng terus berdoa yang terbaik untuk Shasa. Semua yang melihat pun hanya terdiam.

"Benar." Jawab ketiga Juri.

Damar dan Ajeng sontak berdiri dan bertepuk tangan, di susul oleh para siswa dan juga guru dari SD Bunga Bangsa.

"Ya, jawabannya benar, jadi untuk lomba cerdas cermat kali ini di menangkan oleh SD Bunga Bangsa." Ucap Sang MC mengumumkan pemenangnya.

Shasa dan temannya bersorak gembira dan saling berpelukan. Riuh tepuk tangan dari para penonton pun terus terdengar.

Hingga tiba saatnya para juara berdiri di podium untuk penyerahan hadiah pada para juara. Dari juara satu sampai tiga, semua peserta mendapatkan medali, Juara tiga mendapat sebuah piala dan juga uang tunai sebesar 2.250.000, Juara dua mendapatkan Piala dan uang tunai sebesar 3.250.000.

Dan untuk hadiah juara pertama, yaitu sebuah piala yang berukuran besar dan uang tunai sebesar 4.500.000. Shasa sebagai pemegang piala langsung mengangkat piala itu sembari menatap Ayah dan Bundanya. Damar dan Ajeng mengangkat Jempolnya untuk Shasa.

Para juara pun melakukan sesi foto, di mana Shasa yang memegang sebuah piala. Ajeng meneteskan kembali air matanya, Bangga sudah pasti, dia sangat bangga pada putrinya.

Damar dan Ajeng pun tak mau ketinggalan momen untuk foto bersama dengan Shasa dan Pialanya. Meskipun hati Ajeng sedang tidak baik baik saja tapi dia tetap berusaha tersenyum dan seakan tidak terjadi apa apa demi Shasa.

***

Damar, Ajeng dan Shasa hendak kembali ke coffe shop karena mobil Damar terparkir disana, dan sahabat sahabat Damar pun masih menunggu di sana.

Seperti biasa mereka akan berjalan bergandengan tangan dengan Shasa di tengah mereka. Di tepi jalan besar Damar menghentikan langkahnya untuk menengok kiri dan kanan karena akan menyebrang, namun tidak dengan Ajeng yang tengah melamun, dia tetap berjalan dan hampir saja tertabrak motor, beruntung dengan sigap Damar segera menarik tangan Ajeng hingga Ajeng kini berada di pelukannya.

"Sayang, kamu tidak apa apa kan?" Tanya Damar nampak khawatir setelah Ajeng di pelukannya. Namun Ajeng yang masih Syok hanya terdiam.

"Hey, kamu kenapa sih, kenapa melamun?" Tanya Damar saat melepaskan pelukannya dan berganti memegang kedua pipi Ajeng.

Ajeng menepis tangan Damar lalu kembali menggandeng Shasa untuk menyebrang.

"Sayang tunggu." Panggil Damar mengejar Ajeng dan Shasa.

Ajeng dan Shasa menunggu di depan mobil, menunggu Damar membukakan pintu mobilnya.

"Sayang, sebelum pulang kita masuk dulu ya, Mas ngga enak sama teman teman Mas." Ucap Damar lalu hendak merangkul pinggang Ajeng namun Ajeng terus menghindar.

"Shasa sayang, kamu masuk duluan ya, Ayah sama Bunda mau ambil beberapa oleh oleh di mobil." Ucap Damar yang sengaja menyuruh Shasa lebih dulu masuk ke coffe Shop agar dia memiliki ruang untuk berbicara berdua dengan Ajeng.

"Iya Ayah." sahut Shasa yang langsung berlari masuk ke Coffe shop, Ajeng melangkah untuk menyusul Shasa namun tangan besar Damar menahannya.

"Kita perlu bicara berdua sayang." Ucapnya lalu membawa Ajeng ke bangku yang ada di taman dekat coffe shop dan duduk disana.

"Kamu kenapa sih sayang? Dari tadi kamu cuekin aku terus loh? kamu marah sama aku?" Tanya Damar menatap mata Ajeng.

Ajeng hanya terdiam sembari menatap ke arah lain untuk menghindari tatapan mata Damar.

"Sayang, aku sedang bicara." Ucap Damar menangkup pipi Ajeng dan membawanya untuk menatap ke arah nya.

Dan saat Pandangan mata mereka bertemu, Ajeng yang sedari tadi sekuat tenaga menahan air matanya agar tak jatuh, akhirnya tak bisa lagi menahannya, airmata kini membasahi pipinya.

"Hey, kenapa kamu menangis." Panik Damar langsung menyeka air mata Ajeng.

"Maafkan aku ya. Aku salah." Ucap Damar.

"Emang kamu tau salah kamu apa?" Tanya Ajeng.

"Sayang, maaf ya, aku tidak bermaksud mengabaikan kamu, aku tadi cuma..."

"Cuma terpesona melihat kecantikan wanita tadi." Sela Ajeng.

"Ngga sayang bukan begitu, aku cuma..."

"Mengagumi wanita itu." Sela Ajeng lagi.

"Hey, aku ngga seperti itu, kamu dengerin aku dulu ya, jangan mengambil kesimpulan sendiri seperti itu." Protes Damar.

"Udahlah Mas, dari tatapan kamu aku sudah tau kalau kamu mencintai wanita itu." Ucap Ajeng lalu menutup wajahnya dan kembali terisak, ucapannya bagai sayatan sembilu yang melukai hatinya sendiri.

"Ngga sayang, itu ngga benar, aku cuma mencintai kamu." Ucap Damar.

"Bohong kamu Mas, aku kenal kamu udah lama Mas, aku tau semua arti tatapan mata kamu, dan aku lihat kamu menatap wanita itu begitu dalam sampai kamu mengabaikan aku." Tuduh Ajeng penuh emosi.

"Kalau kamu udah ngga cinta aku katakan saja Mas. Aku ikhlas kalau harus kamu ceraikan." Seru Ajeng dengan Airmata yang terus membasahi pipinya.

"Astagfirullah, kamu ngomong apa sih sayang, aku tidak akan pernah menceraikan kamu, aku cinta sama kamu sayang." Sanggah Damar.

"Boh... Akhhhhhh." Ajeng yang tiba tiba berdiri merasakan sakit di bawah perutnya. Ia pun merintih sembari memegangi perutnya.

"Sayang, kamu kenapa?" Panik Damar merangkul sang istri.

"Akkhhh sakit Mas." Rintih Ajeng yang terus memegangi perutnya.

Damar segera membopong tubuh Ajeng dan membawanya masuk ke dalam mobil. Damar membaringkan Ajeng dan berniat membawa Ajeng ke rumah sakit, namun dia teringat shasa masih ada di dalam coffe shop.

"Sayang, aku panggil Shasa dulu ya sebentar." Ucap Damar, Ajeng pun menganggukan kepalanya.

Damar menutup pintu mobil, dan melihat sebuah mobil berhenti tepat di samping mobilnya. Damar melangkah hendak memasuki Coffe shop namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.

"Damar."

Damar menoleh ke arah sumber suara dan tersenyum saat melihat seseorang yang memanggilnya adalah Aditya.

"Hai Dit." Sapanya lalu mendekati Aditya yang tengah membukakan pintu mobil untuk seseorang yang duduk di sampingnya.

"Bidan Erina." Kaget Damar saat melihat wanita yang keluar dari mobil Aditya adalah Bidan Erina tetangganya di Bandung.

"Loh Pak Damar." Ucap Bidan Erina yang tak kalah terkejutnya.

"Kalian udah saling kenal?" Tanya Aditya.

"Iya Mas, Pak Damar ini tetangga aku di kontrakan." Ucap Bidan Erina.

"Ohhh jadi selama ini kamu tinggal disana Damar. Kok kita ngga pernah ketemu ya, padahal aku sering loh antar jemput Erina kalau mau pulang ke Jakarta." Ucap Aditya.

"Oh ya, Bu Ajeng apa ngga ikut Pak?" Tanya Bidan Erina.

"Astagfirullah, Ajeng." Ucapnya yang teringat istrinya tengah kesakitan.

"Bu Bidan, bisa tolong istri saya, tadi perutnya kesakitan." Pinta Damar.

"Dimana dia sekarang?" Tanya Bidan Erina.

"Ada di mobil." Ucap Damar yang segera berjalan ke mobilnya dan membuka pintunya.

Bidan Erina langsung masuk dan memeriksa kondisi Ajeng di dalam mobil.

"Bu Ajeng, coba ibu tarik nafas lalu keluarkan perlahan." Pinta Bidan Erina.

Lalu Ajeng pun menarik napas dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan, Ajeng melakukannya beberapa kali. Hingga perasaannya sedikit tenang dan rasa sakit di perutnya juga perlahan berkurang.

"Mas Adit, tolong ambilkan Tas medis di mobil Mas." Pinta Bidan Erina.

Aditya pun segera mengambilnya dan memberikannya pada Istrinya.

Bidan Erina mengambil sebuah alat untuk memeriksa detak jantung janin ( Doppler ), memastikan bahwa janin yang ada di dalam kandungan Ajeng baik baik saja.

Saat alat itu menempel di perut Ajeng, terdengar suara seperti keriuhan kuda berderap kencang.

"Apa masih sakit Bu?" Tanya Bidan Erina setelah selesai memeriksa Ajeng.

"Sudah lebih baik Bu." Jawab Ajeng.

"Syukurlah, Ibu bisa istirahat terlebih dahulu ya, saya akan berbicara dengan Pak Damar." Ucap Bidan Erina yang segera turun dari mobil setelah Ajeng menganggukan kepalanya dan memejamkan matanya.

"Bagaimana Bu, Sebenarnya apa yang terjadi pada istri saya, kenapa tadi perutnya kesakitan?" Tanya Damar panik yang langsung menyambar sebuah pertanyaan saat Bidan Erina baru keluar dari mobil.

1
Yukeu Nadhira
laporkan saja si Tania biar rasa klo perlu juga si damar membenci ibu nya
Arwondo Arni
semoga Ajeng dan anak nya selamat dan Kayla juga ibunya damar dpt karmanya.
Arwondo Arni
jgn sampai niat jahat ibunya damar dan pelakor berhasil Thor kasihan istri damar dan anaknya
Arwondo Arni
jangan sampai trauma lagi semoga rencana jahat Kayla terbongkar kasihan istri damar dan anaknya
Arwondo Arni
jgn sampai rencana Kayla berhasil kasihan Ajeng menderita terus. semoga mata mertua Ajeng terbuka dgn kelakuan Kayla. Kel kecil Ajeng hidup bahagia juga rukun dgn Kel kevin
Arwondo Arni
semoga niat jahat Kayla tdk akan pernah berhasil
Arwondo Arni
semoga ibunya damar sadar bahwa Ajeng yg terbaik buat damat
Arwondo Arni
damar Lola org udah tau kesalahan ya ngak sadar dipanggil istrinya malah mikirin yg lain
Arwondo Arni
tes DNA mudah2an sasha benih suaminya bukan org yg perkosa
Anonymous
Sosuit pak Damar, suami yg baik bijk pnuh cinta dan kasih sayg👍👍👍❤️❤️❤️
Anindya Nur Rahma
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!