pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerinduan
bala kamra dan Dwi kamra, merindukan anaknya.
malam yang sunyi, cahaya rembulan me- nerangi bumi. Hanya kerinduan yang tersiratkan di hati raja bala kamra dan Dwi kamra. bala kamra tak tega melihat kondisi istrinya Dwi kamra, ia buta akibat menangis berlarut-larut, bala kamra memeluk Dwi kamra pada malam itu.
"sudah 15 tahun berlalu, jikalau ia tak hilang dan mati di makan hewan buas. Ia sudah menjadi seorang pendekar kerajaan ini." ucap Dwi kamra yang buta.
"sudahlah, semua sudah di takdirkan oleh dewa." ucap bala kamra memeluk istrinya.
5 tahun lagi Aden kamra akan naik tahta menjadi penerus bala kamra, ia akan di angkat menjadi raja kerajaan barat.
"entah anak itu masih hidup atau tidak, aku juga merasa bersalah." ucap Aden kamra kepada ayu kamra.
"sudahlah, semoga saja dengan membuang- nya, dewa membuat pilihan tepat kepada kita. jangan sampai ajaran leluhur ini hancur akibat ulah Ruy Kamra." ucap ayu kamra memeluk Aden kamra.
Di sisi lain. di hutan belantara, nenek Yuni menunggu kehadiran Ruy kamra. Ia merindukan Ruy kamra dan mengharapkan agar ia cepat kembali. Nenek Yuni hanya di temani jin hutan yang berkunjung ke rumahnya.
"di mana kamu Ruy. Sudah 4 hari nenek menunggumu, cepat pulang nak, nenek menantimu." ucap nenek Yuni sedih.
jin hutan menenangi nenek Yuni." sabar nek, aku yakin ia baik-baik saja. Serahkan saja semuanya kepada dewa." ucap jin hutan itu tersenyum.
keseharian nenek Yuni di temani jin hutan, ia setiap hari berkunjung kerumah nenek Yuni. Membawa makanan, perlengkapan kayu bakar serta membantu mengurus rumah.
para jin hutan pengikut sin. Mereka sudah mengenal nenek Yuni, mereka menganggap nenek Yuni sudah menjadi bagian saudara nya.
jin hutan itu mengadu kepada sin, agar mereka cepat kembali ke desa. "tuan, segerah cepat kembali. Nenek Yuni sudah menunggu tuan Ruy kamra datang." pesan dari jin penjaga hutan kepada sin.
Ruy kamra belum tersadarkan pada saat itu.
tiba-tiba. Ruy kamra mulai mengedipkan matanya, sontak semua senang dan menunggu Ruy kamra terbangun. "Ruy.. Ruy ucap Dewi sanca menepuk pipi nya.
"aku di mana ? Apa yang terjadi ?" ucap Ruy kamra.
"kau pingsan saat bertarung melawan rayga." ucap Tora.
Ruy kamra berangsur-angsur siuman. Mereka meletakan Ruy kamra di bawah pohon yang teduh." sebentar lagi kita sampai tuan." ucap sin
"Hay nak kau sudah sadar ?" ucap rayga.
"suaranya berbeda dari Yon ? Kau siapa." gumam Ruy kamra.
"ini aku raja siluman harimau, aku memasuki tubuhmu." ucap rayga.
"kenapa kau bisa masuk ke tubuhku ?" ucap Ruy kamra bertanya kebingungan.
"Dewa telah mentakdirkan mu sebagai wadah 3 siluman nak." ucap rayga dengan lantang.
Sontak, mendengar hal itu. Ruy kamra tak percaya, bahwa dirinya akan menjadi wadah 3 siluman.
"berarti masih tersisa 1 siluman lagi !" ucap teriak.
"ya benar Ruy." ucap Yon.
"apa..!" teriak Ruy kamra bingung.
"hey. kau kenapa sobat ?" teriak Tora.
mereka be 3. sebentar lagi akan sampai di kerajaan timur, sin melihat dari kejauhan, tembok yang menyelimuti kerajaan. Mereka berjalan dan akhirnya sampai di ke kerajaan timur.
"sekian lama, kita sudah sampai." ucap sin legah.
Dewi sanca menyarankan, mereka semua menyamar menjadi pedagang. agar, mereka tak di fitnah orang jahat dan seorang pemberontak kerajaan.
Sin merubah dirinya menjadi anak kecil, yang berusia 10 tahun lebih muda dari Ruy kamra. sedangkan Dewi sanca, menyamar menjadi seorang ibu-ibu.
"kakak." ucap sin kepada Ruy kamra.
"bodoh. Aku bukan kakak mu !" teriak Ruy kesal.
Mereka be 3 meminta izin kepada penjaga gerbang untuk masuk ke kerajaan timur. Merak di tanya, darimana mereka berasal.
"kami adalah pedagang dari desa bayangan yang terletak di perbatasan desa timur." ucap Dewi sanca.
Pada saat mereka masuk. Ruy kamra terperangah, dengan keindahan kerajaan. Hiruk pikuk orang-orang yang memadat, pedagang-pedagang yang sedang berjualan berbagai macam kebutuhan, serta pertunjukan aktrasi yang menghibur rakyat kerajaan.
"Hey. Dwi sanca, tugas mu antarkan Tora ke tempat tabib ya. sedangkan aku dan sin ada urusan sebentar." ucap sin tersenyum.
"wah jahat..!" teriak Tora menangis kesal.
Ruy kamra melihat kerumunan orang yang melakukan aktrasi sulap. Ia tertarik melihat pertunjukan itu, Ruy kamra mengajak sin untuk melihat pertunjukan badut, yang melakukan trik sulap.
badut itu dengan selembar kain hitam. ia bisa menghilang dengan cepat, Dan ia juga bisa melempar 7 bola di udara. semua rakyat bertepuk tangan, termasuk Ruy kamra dan sin.
"wah.. bertahun-tahun di hutan. Ternyata, begini kehidupan di kerajaan." ucap Ruy kamra bahagia.
"tuan. Tolong jangan Norak begitu." ucap sin.
Mendengar perkataan sin tadi, Ruy kamra tersenyum dan mencekik sin yang kecil.
"ampun tuan.." teriak sin kesakitan.
Ruy kamra lalu melihat pedagang yang menjual aksesoris pedang dan pakaian.
"sepertinya. aku harus Menganti pakaianku, karena sudah banyak yang rusak." ucap Ruy kamra.
"tapi tuan. kita tak memiliki uang, untuk membeli perlengkapan." ucap Sin.
Sontak, Ruy kamra memiliki ide." hehe.. bagaimana kalau kita melakukan aktrasi seperti badut itu, Agar kita mendapatkan uang." ucap Ruy kamra tersenyum.
"Ide bagus tuan." ucap sin tertawa kecil.
Mereka berdua mengadakan aktrasi pertunjukan di pasar kerajaan timur. Ruy kamra menyuruh sin untuk menjadi bintang tamu aktrasi pertunjukan tersebut.
"tuan dan nyonya. saksikan lah bocah super, yang memiliki kekuatan spesial." ucap sin.
Semua penonton penasaran dengan pertunjukan mereka. "hey apakah benar bocah itu hebat ?" ucap warga kerajaan itu.
Sin mengambang di udara, dan melakukan teknik melempar bola api ke atas udara. Sontak, para penonton itu berpindah dengan aktrasi pertunjukan yang di adakan oleh Ruy kamra dan sin.
"siapa mereka ? Sial. mereka membuatku kehilangan penonton. " ucap badut itu kesal.
Sontak, Ruy kamra dan sin. Mereka banyak mendapatkan apresiasi dan kepingan uang, akibat pertunjukan mereka yang menakjubkan itu, Semua penonton bertepuk tangan dan kagum.
ketika pertunjukan selesai, Ruy kamra dan sin. segera ingin membeli beberapa perlengkapan pakaian dan perbekalan makanan untuk mereka.
"wah. kita sangat beruntung sin." ucap Ruy kamra senang.
"Hey kalian !" teriak Badut itu kesal.
Ruy kamra dan sin bingung dengan badut itu.
"kalian telah merebut pekerjaanku dan penonton ku, berikan uang itu kepadaku !" teriak Badut itu marah.
"enak saja, ini hasil kerja keras kami tau !" ucap Ruy kamra.
badut itu mencengkram pakaian Ruy kamra. Dan menantangnya duel." kau cari Maslaah hah !" ucap badut itu kesal.
"paman. kenapa marah begitu ? kami kan anak-anak." ucap sin.
"hey. bocah ingusan, diam kau ! Aku sedang berbicara dengan kakakmu !" ucap badut marah.
Sontak, sin mendengar ocehan badut itu. ia merasa kesal, sin mengajak badut itu ke belakang pasar, agar tak ada yang melihat.
"jika paman mau uang ini, maukah paman ikut aku sebentar." ucap sin kecil tersenyum.
"Hem.. Yahaha. Yasudah bocah ingusan, paman ikuti." ucap badut itu tertawa jahat.
Sin menarik tanganya, ia mengajak badut itu ke belakang pasar dan tiba-tiba. Sin memukul perut badut itu, hingga ia menjerit kesakitan.
"tidakk.." teriak Badut Itu kesakitan.