Terlahir dari keluarga mata biru, namun nasib Aksara berbeda dari anggota keluarga lainya. Pada saat Aksara di lahirkan, ia tidak mewarisi mata biru dari kedua orang tuanya, melainkan ia terlahir dengan mewarisi mata ungu dari kakek buyutnya yang sudah lama tiada.
Aksara hanya mewarisi satu mata ungu di sebelah kirinya, begitu juga dengan kakek buyutnya yang hanya memiliki satu mata ungu di sebelah kanannya, dan mata di sebelah kirinya berwarna biru.
Dan kemudian di sebelah kanannya, Aksara memiliki mata sama persis seperti mata elang dengan warna yang lebih terang dan menyala-nyala.
Keluarga mata biru merupakan golongan keluarga bangsawan yang paling di segani di seluruh wilayah Republik. Keluarga mata biru merupakan keluarga terkuat saat ini, di tambah lagi dengan keahlian khusus mereka, hal itu yang membuat nama keluarga mata biru sangat ditakuti oleh keluarga besar yang lainya.
Setelah tumbuh menjadi pria kuat, Aksara meninggalkan anggota keluargnya dan memilih hidup sederhana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Sad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 : Julian dan Sean
Samuel terbaring lemas seraya berkata, "Ternyata apa yang diucapkan pengawal tuan Raga itu memang benar, musuh-musuh yang sedang kita hadapi sekarang ini benar-benar kuat, saya sudah salah meragukan seseorang".
Lantas Samuel pun mulai memejamkan matanya perlahan-lahan. Kekuatannya menurun drastis, bila ia memaksakan dirinya lagi, maka energi baiknya akan terkuras habis.
Sementara Justin dan Vega pun melakukan hal yang sama seperti yang Samuel lakukan di sana. Mereka pun ikut melampiaskan rasa lelahnya di bawah tanah yang memikiki rumput selembut kapas itu.
Tuan Julian masih dibuat sibuk oleh musuh-musuhnya di sana, sementara itu mereka ada di mana-mana dan tidak ada kata habisnya. Setiap kali beliau menumbangkan satu musuhnya, rekan-rekan mereka pasti akan membantunya.
"Mereka tidak ada habisnya! bukan hanya jumlah mereka saja yang banyak, akan tetapi kemampuan bertarung mereka juga sangat kuat," ucap tuan Julian terlihat fokus sekali.
Tuan Julian terlalu banyak melakukan gerakan-gerakan yang tidak penting dalam pertarungannya kali ini. Sementara itu tuan Julian juga terlalu banyak menghindari serangan musuh-musuhnya ketimbang melawan musuh yang ada di hadapannya saat ini.
Hal yang tuan Julian lakukan itu sebenarnya tidak ada gunanya, dan tanpa dia sadari dia sudah membuang banyak sekali energi baik di dalam tubuhnya itu.
Energi baik berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh seseorang, tanpa energi baik, mereka tidak akan bisa menahan serangan ataupun menghindari serangan dari seseorang. Sementara itu, yang mengatur semua unsur penyerangan adalah energi Jahat.
"Kekuatan musuh yang sedang saya hadapi sekarang ini sungguh sangat berbeda dengan kekuatan musuh yang sebelumnya pernah saya hadapi di hotel elite green house," ucap tuan Julian dalam hati terlihat cemas sekali.
"Ada apa tuan? apakah anda kesulitan melawan kita," ucap sang musuh sombong sekali.
"Haha, sungguh sangat menyedihkan sekali nasib anda tuan! sekarang lihatlah ke sana, rekan-rekan terkuat anda sudah tewas," ucap sang musuh yang kedua membuat tuan Julian terkejut.
"Same ... !", ucap tuan Julian benar-benar terkejut ketika melihat tubuh Samuel dan tubuh kedua rekannya itu sudah tergeletak di bawah tanah.
Bukkk ....
Tanpa menunggu waktu lama, dengan cepatnya sang musuh berlari ke arah tuan Julian dan memukul keras wajah tuan Julian pada saat konsentrasi beliau sedang teralihkan.
Setelah mereka memukul wajah tuan Julian hingga wajah tuan Julian baret, lalu sang musuh pun menertawakan beliau seraya mengolok-olok tuan Julian agar beliau mengadukan hal ini kepada ibunya.
"Merendahkan! menghina! terlalu banyak berbicara! mereka semua harus diberi pelajaran!", ucap tuan Julian dalam hati seraya menatap tajam wajah musuh-musuhnya.
Tuan Julian belum berdiri sepenuhnya, dia masih mengumpulkan energi jahatnya sambil sesekali menyusun rencana untuk mengalahkan kelima musuhnya di sana.
Tak lama kemudian tuan Sean pun datang menghampiri tuan Julian. Kala itu dia melihat beberapa keraguan diwajah tuan Julian. Entah kenapa tuan Julian bisa terlihat seragu itu, padahal beliau termasuk ke dalam sekumpulan orang yang bisa dibilang kuat, dan seharusnya tuan Julian pun mampu mengalahkan ke 5 musuhnya itu.
"Apakah anda butuh bantuan tuan?", ucap tuan Sean seraya mengulurkan tangannya kepada tuan Julian.
Tuan Julian menggenggam uluran tangan tuan Sean, lantas setelah itu tuan Julian mulai bangkit kembali.
Dan sepertinya sekarang tuan Julian tidak perlu menyusun rencananya itu lagi karena sebab, kehadiran tuan Sean dapat mengubah keadaannya di sana.
....
"Sepertinya mereka belum tahu tuan bahwa kita berdua adalah orang pilihan," ucap tuan Sean dengan senyuman tipisnya.
"Ya, rasanya ini sudah saatnya tuan. Mari kita tunjukan kekuatan kita yang sebenarnya kepada mereka, apakah anda siap tuan Sean?", ucap tuan Julian seraya mengeluarkan semua kekuatannya.
"Gerbang pelepas energi jahat, terbukalah ... !", ucap mereka bersamaan.
Dengan seketika energi jahat yang mereka keluarkan itu meledak. Kekuatan tingkat tinggi itu kini telah bangkit, aura biru yang memancar di tubuh tuan Julian itu terlihat sangat menakjubkan. Sementara tuan Sean memiliki aura berwarna abu-abu gelap yang memancar ditubuhnya itu.
Walaupun kekuatan pelepas energi jahat mampu dikuasai oleh kebanyakan orang, namun yang membedakan kekuatan itu adalah penggunanya sendiri, bila mereka mampu menguasai kekuatan tersebut secara sempurna, maka kekuatan pelepas energi jahat itu akan bertambah menjadi semakin dasyat saja.
Wushhh ....
Mereka berdua mulai menyerang musuhnya. Kecepatan tuan Julian dan tuan Sean sungguh sangat di luar dugaan. Ke 5 musuh itu tak bisa menandingi kecepatan gerak tuan Julian dan tuan Sean di sana.
"Tuan Sean, yang tiga itu biar saya yang hadapi, dan sisanya saya serahkan kepada anda," ucap tuan Julian seraya menatap tuan Sean.
"Apa pun untuk anda tuan," ucap tuan Sean menatap tajam kedua wajah musuh yang akan dia hadapi di sana.
"Ini tidak mungkin! mereka berlari secepat kilat," ucap musuh pertama yang menjadi lawan tuan Julian.
"Jangan alihkan pandangan anda!", tuan Julian membayar serangan kejutan yang pernah musuhnya itu berikan kepada dirinya.
Wuinggg ....
Dengan seketika kepala sang musuh pun dibuat sempoyongan pada saat dia menerima pukulan keras dari tuan Julian itu.
"Mata saya ke mana? kenapa saya tidak bisa melihat," ucap musuh yang terkena pukulan tuan Julian.
"Saya akan mengembalikan penglihatan anda, rasakan ini!", ucap tuan Julian sambil memukul wajah musuh pertamannya itu kembali.
Bakkk, bukkk ....
Kali ini tuan Julian benar-benar serius! dia memukul wajah lawan pertamanya berkali-kali hingga musuhnya itu tak sadarkan diri.
yang membuat sang musuh tidak bisa melihat keadaan di sekitarnya itu dikarenakan sebab bola mata sang musuh berpindah arah untuk sementara waktu.
Bola mata hitam musuh itu masuk ke bagian dalam area mata. Hal tersebut membuat musuh pertama tuan Julian tak sadarkan diri. Dia hanya dapat merasakan rasa sakit, pusing, antara hidup, dan mati.
Kini satu musuh telah tumbang, dan sisanya tinggal dua lagi. Tuan Julian mengambil kuda-kuda siapnya dan lalu mulai mulai menyerang kembali.
Sang musuh mencoba memberikan perlawanan, namun itu sia-sia saja. Bagi mereka kecepatan tangan tuan Julian itu tidak bisa mereka tahan, apalagi menghindarinya.
Pukulan tuan Julian terus melayang diwajah dan diperut ke 2 musuhnya itu. Tuan Julian masih menikmati pertarungannya di sana hingga mana beliau pun tak mau menghentikan serangannya itu.
"Ayok, hadapi saya dengan omongan besar anda tadi," ucap tuan Julian seraya menodongkan tinjunya ke arah lawannya.
"Ahhh, kenapa bisa begini?", ucap musuh kedua seraya meludahkan darah dari dalam mulutnya.
"Kecepatan yang dimiliki olehnya itu membuat ruang gerak kita tertahan. Kita tidak bisa menehan serangannya, dan terlebih kemungkinan besar teman kita sudah tewas," ucap rekan ketiga bingung.
Wushhh ....
Tuan Julian menghilang dari hadapan mereka berdua.
Buakkk ....
Tiba-tiba saja tuan Julian berdiri di belakang tubuh kedua musuhnya, dan dengan seketika tuan Julian memukul satu-persatu wajah lawannya hingga mereka terpental jauh sampai satu lawannya tak sadarkan diri.