Setelah meninggal nya kedua orang tua, Niko Dinata tinggal bersama Tante nya, dia menjadi pemuda yang urakan dan pemalas, selalu saja berbuat onar dengan memalak pedagang pasar yang ada di dekat rumahnya.
**
bertemu dengan Eca Permatasari, gadis
manis yang di kenal dengan segudang prestasi nya, tak perlu banyak tebar pesona untuk membuat para cowok bertekuk lutut padanya, dia hanya mencintai satu pria yang bernama Hanif, cowok yang selalu setia menemani nya di kampus.
**
Bagaimana jadinya kalau sang ayah tiba-tiba menjodohkan Eca dengan Niko dan langsung menikahi nya, pria yang dipandang rendah oleh Eca, tapi kenyataan dapat di andalkan dalam segala sisi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Bucinnya Eca.
Malam hari itu, Eca tengah berdandan di kamarnya untuk pergi bersama Niko ke suatu tempat, sebelumnya Eca telah menelpon ayahnya kalau tidak menganggu dirinya ingin berkencan dengan Niko, untungnya Pak Roby memahami dan memundurkan agenda rapatnya.
Saat ini, Eca sibuk mentouch-touch bedak di wajahnya, dilanjut memoles liptint pada bibirnya, memberi cream pada alisnya, soflent pun sudah di aplikasikan pada matanya.
KLIK!!
Jepit rambut tak kalah hebohnya di pasang untuk membelakangi poni rambut sebagai pelengkap kecantikan nya.
Makin lengkap lagi, saat Eca menyemprotkan parfum di udara, memutarkan badan dengan slow motion ala-ala bidadari style.
Hua..chi!!
Serbuk parfum seketika nyasar di hidung gadis itu sekaligus memberhentikan pecicilan Eca saat bersolek manja.
"Adeeeee lama banget dandan nya, sudah 20 menit loh." Teriak Niko memanggil Eca dari ruang tamu.
"Iya mas sabar" Pekik Eca sambil mengusap kasar sebelah lobang hidungnya.
Dia melangkah untuk menatap cermin riasnya, sambil menungging untuk melihat hasil dandanan nya dari dekat.
"Sempurna" Gumam Eca sambil tersenyum.
Ceklek!
Gadis itu keluar kamar, dengan outfit vintage dress lengan pendek, bersama sepatu casual putih yang dipakainya.
"Ayo mas" Sapa Eca dengan senyuman.
Niko menoleh ke arah Eca, sekaligus memberhentikan tegukan minuman ketika melihat penampilan Eca yang sangat berbeda dari sebelumnya.
Niko tak henti-henti nya mencubit pipi, barangkali saja dia sedang bermimpi atau berhalusinasi. Faktanya, pandangan matanya itu sebuah kenyataan yang membuat Niko membulatkan kedua mata.
"Cantik" Gumam Niko sambil melamun menatap Eca.
Gesekan jari tengah dan jempol dari tangan Eca menyadarkan Niko yang mendadak jadi patung.
"Kenapa melamun mas?" Tanya Eca.
"Tumben dandan?" Tanya balik Niko.
Eca mendekatkan diri ke tubuh Niko sambil memasukan lengan kanannya di lengan kiri Niko — setelahnya Eca menyenderkan kepala di bahu Niko.
"Kecantikan Eca sengaja disimpan untuk dilihat suami terbaik" Jawab Eca dengan senyuman, kepalanya mendongak keatas untuk menatap Niko.
Niko masih mempertahankan pandangan nya untuk menatap gadis itu.
Ting.
Notifikasi pesan whatsapp dari Niko tiba-tiba berbunyi.
"Bentar" Kata Niko sembari mengambil ponsel nya dari saku celana.
Melihat isi pesan dari Pak Roby kalau rapatnya di undur hari senin.
"Lah kok diundur?" Keluh Niko.
"Apanya mas?" Kata Eca pura-pura tidak tahu. Aslinya yang membuat rapat itu mundur dirinya sendiri.
"Meeting nya de" Jawab Niko.
"Hmm" Desah Eca semakin menempelkan kepalanya di bahu Niko, seperi seperti anak kucing yang ingin dimanja.
"Gantinya kita kencan yuk" Gumam Eca.
**
Malam itu sudah pukul 19.00.
Di salah satu kafe Kota Cirebon yang terkenal di kalangan anak muda, Sebut saja Olive Bistro. selain citra rasa dari kopi dan makanan nya, tempatnya pun sangat nyaman sambil dinyanyikan oleh musisi kafe itu.
Kedua pasutri itu tengah memakan sambil berbucin menatap jalan raya dari arah rooftop kafe itu. Dipikiran Niko teringat saat pertama kencan di kafe pada hari dan jam yang sama, namun tempatnya berada.
Ya, dimana Niko di posesif kan oleh Eca untuk tidak mendekati Indah kala itu. Rules yang diberikan oleh Eca emang benar-benar ingin menjauhkan Niko dari Indah.
Masa lalu biarlah menjadi masa lalu, karena Niko merasa dirinya yang sekarang berhasil mencairkan hati beku nya Eca.
Tiba-tiba...
"Niko bukan sih?" Sapa salah satu gadis lain yang ada di samping tempat duduknya.
Niko reflek menoleh ke arah gadis itu. "Tiara?"
Eca terhentak setelah Niko tau nama gadis itu. "Siapa Tiara?" Katanya penuh tatapan sewot.
"Orang ini dulu gak sengaja bertabrakan dengan saya, kejadian nya waktu saya ikuti bus kamu dari belakang" Jawab Niko.
Eca menatap perawakan Tiara. Begitu cantik dan tak kalah cantiknya dengan Eca, saat Niko tersenyum ke Tiara, Eca membalikan wajah Niko untuk menghadap ke wajahnya.
"Sehat kamu Niko? Btw makasih banyak loh, kalau gak ada kamu saya gak bisa mengikuti program KKN kuliah saya" Kata Tiara.
"Dan juga...." Sambung Tiara, namun menggantung kata setelah wajah Niko di tarik paksa oleh Eca.
"Mel, kita pindah tempat duduk aja yuk" Ajak Tiara ke salah satu teman yang menemaninya di kafe. Meli.
Tiara dan Meli kini sudah duduk di dalam kafe, menikmati alunan lagu dari musisi kafe itu. Obrolan dari meli seakan sayu dan menyaru dengan lagu yang dibawakan.
Tiara mengetik pesan whatsapp untuk Niko yang sedang dimarahin Eca habis-habisan di luar sana.
Sayang? siapa wanita yang kamu bawa?
"Shit ceklis satu" Kata Tiara melempar ponsel itu ke atas meja, setelahnya dia menatap Niko yang sedang mencubit pipi gemas nya Eca.
Niatnya ingin melabrak, lebih dulu di halang Meli dan membawa nya keluar dari kafe.
bukan om,