Kisah perjuangan seorang anak manusia yang berusaha bangkit meskipun dunia tidak menghendakinya.
Kelahirannya dianggap pembawa sial dan bala bencana bagi keluarga nya,ibunya meninggal saat melahirkannya,dan sang ayah yang sangat mencintai istrinya itu,menganggap sang anaklah pembunuh istrinya,sehingga memendam dendam kesumat luar biasa.
Dengan berbagai tekanan dan siksaan,dia berusaha bangkit melawan takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Kota.
Shin Liong diam mendengar ajakan kedua orang pemuda itu.
Dia masih ragu ragu untuk menuruti ajakan kedua orang pemuda itu.
"Iya dik,ikutlah kami ke kota,dan kita jual semua binatang ini,kita akan mendapatkan uang yang cukup banyak" kata A Qiok juga.
"Baiklah kak,aku akan ikut kakak ke kota,tetapi bagai mana dengan siputih sahabat ku ini?" tanya Shin Liong sambil menunjuk ke arah serigala perak itu.
"Sementara kita ke kota,sahabat mu itu bisa kita suruh menunggu di pinggir hutan,nanti ketika kita kembali lagi ke hutan,kita bisa bertemu dengan nya lagi" kata Si Hu sang pemuda gendut.
"Baiklah kalau begitu,aku mau ikut kalian ke kota"kata Shin Liong menurut.
Setelah melepas semua kulit serigala hitam itu,dan mengambil batu energi nya,mereka menyimpan nya kedalam cincin ruang milik kedua orang pemuda itu.
Setelah semua nya selesai di kerjakan, akhirnya mereka pun pergi menuju ke kota.
Kedua orang pemuda pemburu itu sudah sering bolak balik ke kota untuk menjual hasil buruan mereka,sehingga kedua nya sudah hapal dengan jalan yang akan mereka lalui.
Kedua orang pemuda ini tingkat kultivasi nya lumayan tinggi untuk katagori orang biasa,yaitu di Alam Ksatria tingkat menengah.
Karena bagi orang biasa,untuk naik satu tingkat saja diperlukan berkultivasi tahunan,dan semakin tinggi tingkat kultivasi nya,semakin lama pula baru naik tingkat.
Setelah berjalan menempuh hutan beberapa hari,akhirnya mereka tiba juga di pinggir jalan raya yang terlihat agak besar.
"Nah,adik,kau bisa menyuruh teman mu itu untuk menunggu mu disini,tetapi jangan menampakan diri pada siapapun,atau orang orang akan heboh nanti nya,sebentar lagi kita tiba di gerbang kota"kata A Qiok kepada Shin Liong.
Shin Liong segera membisikan sesuatu di telinga si putih sang serigala perak itu.
Setelah selesai, serigala perak itupun bangkit berdiri dan melompat hilang di balik rimbunan hutan.
Mereka segera melanjutkan perjalanan mereka menuju ke kota Sian Tao.
Setelah berjalan lebih dari setengah hari melewati kebun kebun warga Sian Tao,akhirnya gerbang kota Sian Tao pun terlihat juga dari jauh.
Gerbang kota Sian Tao tidak terlalu besar dan megah,sederhana saja,itu menunjukan kota ini tidak terlalu kaya.
Setelah membayar sebanyak dua ratus keping perak untuk tiap orang,mereka akhirnya bisa masuk kedalam kota Sian Tao.
Begitu masuk kedalam kota,mereka langsung menuju ke toko tempat menjual hasil hutan.
Batu energi dihargai per tingkatan,satu keping emas untuk tingkat satu,dua keping emas untuk tingkat dua dan begitu seterusnya.
Sedangkan untuk daging dan kulit dihargai sama, yaitu satu keping emas untuk satu ekor nya.
Setelah di hitung,mereka menerima seratus lima puluh sembilan keping emas.
"Kami akan menerima masing masing lima puluh keping emas, sisanya lima puluh sembilan untuk adik semua nya,bagai mana ?"tanya A Qiok.
"Tidak kak,biar lah saya menerima lima puluh satu keping emas,sedang kan kakak berdua masing masing mendapat lima puluh empat keping emas kak,saya tidak terlalu memerlukan banyak"kata Shin Liong.
Dengan gembira, A Qiok dan Si Hu membagi keping emas itu untuk mereka bertiga.
"Adik,kau bisa menyewa penginapan di kota ini, kakak tidak bisa mengajak adik ke rumah kakak,keluarga kakak banyak dan rumah kakak kecil dan sempit"kata A Qiok.
"Saya juga adik Liong,rumah kakak sempit sedangkan keluarga kakak banyak!" Si Hu berterus terang kepada Shin Liong.
"Tidak apa apa kak, biarlah saya tidur di penginapan saja!" kata nya sambil berjalan mencari sebuah penginapan.
Sedangkan pemuda A Qiok dan Si Hu juga pergi kerumah mereka masing masing membawa hasil yang lumayan banyak.
Shin Liong berjalan menyusuri jalanan yang tidak terlalu padat,namun cukup banyak yang berlalu lalang dengan urusan dan kesibukan mereka masing masing.
Dipinggir sebuah jalan yang cukup ramai,terlihat seorang anak laki laki berusia enam tahun sedang duduk di bawah sebatang pohon yang rindang bersama dengan seorang anak perempuan berusia empat tahun yang tertidur di pangkuannya.
Melihat hal itu,hati Shin Liong tiba tiba terasa seperti tersayat sayat, terbayang kisah masa kecilnya dulu yang penuh dengan kesedihan sepanjang waktu,cuma kasih sayang ibunya lah yang membuat nya semakin kuat dan mantap menapaki terjal nya jalan kehidupan nya.
Di hampiri nya kedua anak itu, "apa yang adik lakukan di sini dik?"...
Anak laki laki itu menatap kearah Shin Liong sambil sedikit tersentak kaget,tetapi karena melihat senyum ramah di muka nya, ketegangan nya pun akhir nya menghilang.
"Sa saya dan adik saya lapar kak,dari kemarin kami belum makan" jawab anak lelaki itu.
Kepedihan hati Shin Liong kian terasa perih, dia tahu sakit nya rasa lapar itu seperti apa.
Di belai nya rambut anak laki laki itu dengan perasaan iba, " orang tua kalian kemana dik?" tanya nya.
"Ibu meninggal saat melahirkan adik saya ini kak,sedangkan ayah sedang sakit dan tidak bisa bekerja" jawab anak laki laki itu.
Shin Liong menarik tangan anak laki laki itu, "bangunkan adik mu,ayo ikut kakak,kita cari makan sama sama" ajak nya.
Mereka bertiga berjalan menuju ke sebuah rumah makan tidak jauh dari tempat itu.
Ketika mereka bermaksud untuk masuk kedalam rumah makan itu,seorang laki laki buru buru mendatangi mereka sambil berteriak teriak.
"Hei,,hei kalian bertiga pergi jauh jauh dari sini,di sini tidak diperbolehkan untuk mengemis, mengerti kah kalian?"kata laki laki itu.
Sepintas Shin Liong sudah bisa melihat kultivasi laki laki lni berada di tingkat Alam Ksatria tingkat menengah,sama seperti pemuda A Qiok dan Si Hu.
Memang bagi masyarakat biasa,tingkat seperti itu sudah lumayan tinggi,karena diatas dari tingkatan itu,untuk naik tingkat saja di perlukan waktu bertahun tahun,bahkan ada yang hingga puluhan tahun baru bisa naik setingkat.
"Maap tuan,kami tidak bermaksut mengemis, kami bermaksut makan di tempat ini,saya yang akan membayar nya"kata Shin Liong menjelaskan kepada laki laki itu.
"Kalian bohong!,pergi dari sini,bahkan dari kota ini,bila aku melihat kalian lagi,aku akan memukul kalian hingga babak belur" kata laki laki itu.
"Tuan kasihanilah anak anak itu tuan,mereka sudah tidak kuat berjalan lagi,kasihan mereka tuan, biarkan kami makan di sini sekali ini saja"kata Shin Liong mencoba memohon kepada laki lak itu.
Tetapi kata kata itu bukannya membuat laki laki itu merasa kasihan, malahan menjadi semakin marah sekali.
Sambil menatap kearah Shin Liong ,laki laki itu tiba tiba membentak, "hei mahluk ibl*s,kau di beri tahu tetapi pura pura tidak paham,apakah ibu mu sudah melakukan z*n*h dengan iblis, sehingga melahirkan anak seperti diri mu?"tanya laki laki itu dengan muka merah padam.
Mendengar kata kata pria itu,tiba tiba kemarahan terasa sampai ubun ubun nya, "hei tuan, tuan boleh menghina saya sekuat tuan bisa,tetapi tolong jangan hina ibu saya, beliau seorang Dewi yang sangat mulia tuan "Shin Liong masih mencoba menekan kemarahan sekuat daya nya.
"Hei set*n kecil,apa kau pikir aku salah?, kau pasti hasil hubungan antara ibu mu dengan iblis, sehingga lahir diri mu, kalau aku menghina mu,memangnya kau bisa apa heh?" tantang laki laki itu sambil terus menghina Shin Liong dan ibu nya.
"Buk!!".
Terdengar suara berdebuk nyaring,dan bersamaan dengan itu, tubuh laki laki itu melayang sejauh sepuluh depa dari tempat asalnya dengan tulang dada yang sudah patah patah.
Tubuh laki laki itu berkelojotan beberapa saat,lalu diam tidak bergerak,terkulai pingsan.
Orang orang yang melihat kejadian itu menjadi ribut semua nya,ada yang bersyukur dan ada pula yang menyayangkan nya.
"Syukur lah si Ah Tiong ini akhir nya mati juga,dia suka berbuat semau mau nya sendiri,mentang mentang tidak ada yang berani kepada nya, sekehendak hatinya menghina dan mengganggu orang lain, kemarin dulu nya, keponakan saya di pukul nya hingga babak belur,cuma karena berjalan tersenggol tubuh nya"kata salah seorang yang kebetulan melihat kejadian itu.
Tetapi ada juga yang berkata , "sayang sekali, remaja itu akan tewas di tangan orang orang perguruan Rajawali emas, murid murid perguruan itu pasti akan datang mencari pelaku pembunuh orang orang mereka"...
Tanpa memperdulikan ucapan mereka semua, Shin Liong segera mengajak kedua bocah kakak beradik itu untuk masuk ke dalam rumah makan itu.
Karena sudah melihat kejadian diluar tadi,bagai mana anak remaja ini menghajar Ah Tiong, mereka tidak berani lagi memprovokasi nya.
Para pelayan segera menyiapkan pesanan dari Shin Liong dan kedua bocah kakak beradik itu.
Mungkin karena memang terlalu lapar,serta enak nya masakan di rumah makan itu,ke dua orang bocah kakak beradik itu makan dengan sangat lahap,hingga nambah lagi.
Setelah selesai makan Shin Liong menyuruh membungkus beberapa lagi kepada pelayan rumah makan itu.
"Berapa harga makanan kami semua nya?" tanya Shin Liong kepada pelayan rumah makan itu.
Setelah menghitung sesaat,pelayan itu menyebutkan, "satu porsi makanan seharga dua ratus keping perak, kalian telah menghabiskan tujuh porsi makanan dengan yang di bungkus, maka harga nya satu keping emas dan empat ratus keping perak"...
Shin Liong mengeluarkan dua keping emas dari balik baju nya.
Sang pelayan rumah makan itu menyerahkan kembaliannya enam ratus keping perak yang di masukan kedalam sebuah kantong kecil.
Mereka berjalan keluar dari rumah makan itu.
Shin Liong menyerahkan dua bungkus nasi kepada kedua orang bocah kakak beradik itu, "bawalah untuk ayah kalian"...
Mereka terus berjalan, lalu memasuki sebuah gang sempit.
Di ujung gang itu ada beberapa rumah kecil berdiri tidak beraturan.
Di sebuah rumah kecil, kedua orang bocah itu masuk kedalam nya.
Dari dalam rumah terdengar suara batuk seorang laki laki sambil berusaha memanggil manggil seseorang.
"Mo Chin!, Mo Hua!, kalian di mana?" terdengar suara panggilan laki laki itu dari dalam rumah.
"Iya ayah,kami di sini ayah!"sahut bocah laki laki sambil masuk kedalam rumah kecil itu.
Shin Liong yang ikut masuk kedalam rumah itu melihat seorang laki laki kurus terbaring di atas sebuah bale bale terbuat dari bambu.
Bocah laki laki itu menyerahkan nasi bungkus kepada sang ayah yang terbaring lemah itu.
Dengan sisa sisa tenaga nya,sang ayah duduk di atas bale bale bambu sambil menatap ke arah makanan yang ada di depan nya.
Lalu di tatapnya wajah kedua orang anak nya itu dengan tatapan sayu.
...****************...