Sakit rasanya ketika aku menyadari bahwa aku hanyalah pelarianmu. Cinta, perhatian, kasih sayang yang aku beri setulus mungkin ternyata tak ada artinya bagimu. Kucoba tetap bertahan mengingat perlakuan baikmu selama ini. Tapi untuk apa semua itu jika tak ada cinta untukku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zheya87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
Aku mematut diri depan kaca, aku mengenakan dress hitam panjang hingga bawah lutut ditambah aksesoris belt hitam kecil di pinggang ,bagian atas dengan model kerah kemeja. Terkesan agak sedikit tertutup. sesuai dengan karakterku.
Roy yang memilih pakaian ini, dia tipe orang yang tak suka dengan wanita berpenampilan terbuka, jadi hampir semua pakaianku tertutup.
Rambut panjangku diikat rapi, dengan polesan bedak cushion tipis juga lipstik berwarna nude semakin menambah kesan natural penampilanku malam ini.
" Rambutnya jangan diikat begitu Dara, biarkan tergerai, kamu terkesan menghadiri wawancara dengan penampilan begitu. " Roy mengomentari penampilanku. Lalu mendekat dan menarik ikat rambutku hingga lepas.
" Roy, ih kamu ngapain sih " Roy hanya menertawakanku sambil terus memasang kancing kemejanya.
Aku merapikan kembali rambutku, kusisir dan kutata dengan model curly bagian bawah.
" Nah begini kan cantik, yang tadi kayak bocil "
" enak aja aku dibilang bocil udah 22 tahun ini"
" ya makanya kalo merasa udah dewasa jangan berpenampilan seperti anak SMA kayak tadi. Nanti dikira teman-teman istri aku bocil "
" sembarangan kamu ngomong "
" Dara, tolong lipat lengan kemejaku. Sampe siku"
"Digulung kayak tadi aja Roy, mirip opa opa korea begitu " jawabku enteng sambil meneruskan menata rambutku.
" Benar aku mirip opa korea? " tanya Roy yang tiba-tiba sudah berada dibelakangku wajahnya tepat berada di samping telingaku, lalu tangannya Roy melingkar ke perutku.
" Roy, kamu ngapain? Sini kemejanya aku lipat" aku mengalihkan perhatian Roy sambil melepas tangan Roy, namun sia-sia Roy malah memelukku erat dari belakang.
" Sebentar saja Dara, biarkan aku memelukmu. Aku sangat merindukanmu, kamu tau beberapa hari ini aku tak bisa tidur semalaman. " aku diam. Benarkah? Kamu seperti pria yang memiliki dua kepribadian.
Drrrrtttttt..... Drrrrtttt...
Saku celana Roy bergetar. Ada panggilan masuk. Kulirik layar ponselnya ketika dia akan mengangkat telpon.
ANA
" Halo An, "
" Kamu sudah tiba? Iya sebentar lagi aku sama Dara berangkat. Hmmmm... Tunggu sebentar. Ada Adit kan, kamu minta ditemani sama Adit sebelum kami tiba. Oke. "
Roy menutup telpon lalu menatapku.
" Kamu sudah siap? " aku mengangguk.
" Ayo Ana sudah menunggu kita, dia tak ada teman katanya. Ana masih sama seperti dulu. Sama kayak kayak kamu, temannya cuma kita berdua "
Roy menggandeng tanganku saat kami memasuki lobi hotel. Reuni diadakan di salah satu hotel berbintang. Salah satu alumni dari kelas IPA menjadi sponsor utama acara kali ini. Peserta reuni pun hanya dari angkatan kami. Ada sembilan kelas, dari masing-masing kelas ada 30 murid jadi kurang lebih ada 270 peserta. Namun yang fix ikut dan sudah mengonfirmasi kehadiran undangan hanya 100 orang saja.
Aku melangkah pelan karena belum terbiasa menggunakan heels. Sepatu heel ya aku kenakan dengan tinggi 7 cm. Lumayan untuk mengimbangi tinggi Roy meski aku hanya bisa sampai bahunya saja.
Ketika memasuki ballroom tampak hiruk pikuk , acara tak formal. Kita hanya datang untuk bersenang-senang saja. Beberapa datang menyapa aku dan Roy.
" Wah, pasangan legendaris. Akhirnya kalian berjodoh ya "
" iya benar, meski berkelana kemanapun si Roy tetap kembali berlabuh sama Dara "
Aku hanya tersenyum dengan gurauan mereka. Roy pun tak menanggapi. Aku mencari Ana diantara mereka.
" Ana... " aku melambaikan tangan ketika kulihat Ana duduk sendirian di kursi depan. Lalu aku mendekat kutinggalkan Roy masih bersama teman-teman lelakinya.
" Roy, aku ke sana sebentar ya. Ada Ana di sana "
" Iya, nanti aku menyusul "
"Dara... " Aku dan Ana berpelukan sangat erat.
" Kenapa kok ga ada kabar setelah beberapa tahun ini? Nomor ponselmu sudah tak aktif lagi. Aku cari nama kamu di sosmed ga ada satu pun nama Anastasya Putri. " ucapku setelah melepas pelukan Ana.
" Sorry Dar, aku kehilangan ponselku saat tiba di Gorontalo. Tak ada satupun kontak kalian yang tersisa. Dan mengenai aku sosmedku aku ga pake nama asli. Tapi dengan nama Moms Twins .... Hehehe " Ana sambil tertawa
" Ya ampun, pantas saja ga ketemu. Terus gimana di sana? kamu betah? " tanyaku
" Alhamdulillah Dar, suamiku sangat baik dan keluarganya welcome banget sama aku. Tetangga dan teman-temannya juga sangat ramah "
" ohh..... Pantas aja kamu sampe lupain aku sama Roy " jawabku sambil pura-pura cemberut.
" bukan begitu Dar, awal aku tiba di Gorontalo bisnis keluarga suamiku menurun. Kami sangat sibuk menata kembali. Alhamdulillah saat keuangan dan ekonomi kembali pulih aku diajak liburan ke sini sekalian menghadiri pernikahan Adit. Dan tujuan utamaku ke sini ya buat ketemu kamu. " Ana memelukku lagi.
" ga papa Ana, aku hanya bercanda. Kamu sudah hidup baik di kampung orang saja sudah menjadi kabar baik untukku dan Roy " jawabku sambil membalas pelukannya.
" Oh ya, kamu cocok banget berhijab begini. Sejak kapan? "
" iya, sejak menikah suami memintaku untuk menutup aurat. Lagi pula di sana paling banyak orang berhijab. Aku risih kalo belum merubah penampilan. "
" Alhamdulillah deh, perubahan ke arah yang lebih baik. "
" Oh ya Dar, sekarang ceritain ke aku, gimana ceritanya kamu sampai menikah sama Roy. Emang sejak kepergianku kalian pacaran? "
" ga kok, kami ga pacaran. Aku dan Roy menikah tanpa pacaran." jawabku
" Loh kenapa mukanya begitu? Kamu ga bahagia? " tanya Ana
" Ana, aku bahagia. Kamu tau kan aku sudah lama sangat mengagumi Roy.
" Iya tau banget. Terus?"
" Roy putus dari Rina. Dan sialnya setelah putus dia malah menemukan diariku. " Ana ber oh ria mendengar kisahku.
"Roy dan mamanya langsung melamar aku saat mereka tau perasaan aku yang sebenarnya. Aku gampang banget yah An, langsung menerima pinangan Roy tanpa pacaran. "
" ga, kamu sudah benar. Pacaran juga ga diperbolehkan dalam agama kita. Kamu ga salah dalam mengambil keputusan. Lagi pula kamu sudah mengenal Roy sangat lama. Jadi tak ada yang perlu diragukan lagi."
" Tapi.... " ceritaku terpotong ketika ta sengaja aku melihat ada Rina diantara teman-teman Reuniku. Loh? Kok Rina ada disini. Bukannya Rina setingkat dibawah aku. Ini kan acara khusus.
" Dar... Tapi kenapa? " Ana memanggilku.
" Ana, lihat ke sana, itu ada Rina. "
" oh iya, kok ada Rina ya? Dia kan adik kelas kita"
" ya udah, ga usah dipikirin. Lagian sekarang kamu istrinya Roy. Bukan dia. "
" Iya An, eh sampe mana tadi? Gimana gimana di Gorontalo? "
" panas. Hahahaha.... " akupun ikut tertawa.
" Hey, ngomongin apa sih? Seru banget? Sampe lupa sama aku? " tiba-tiba Roy sudah berada disampingku.
" Eh ada pak Roy, ini istri kamu pengen jalan-jalan ke Gorontalo. "
" Bener sayang? " tanya Roy sok mesra di depan Ana
" eheeemmmm " Ana meledek aku, sehingga membuat wajahku bersemu merah.
Aku memukul pelan bahunya Roy.
" Roy, tuh mantan terindah kamu. Jalan sama siapa dia? " tanyaku ke Roy sambil menunjuk dengan dagu ke arah Rina.
" Mana aku tau, lagian aku ke sini sama kamu. "
Setelahnya kulihat Roy seperti tak tenang. Sesekali dia melirik ke arah Rina. Aku berpura-pura tak menyadarinya.