Obsesi Mafia kondang pada seorang gadis yang menjadi jaminan hutang kontrak nya dengan ayah gadis tersebut.
Kisah keluarga yang saling menyakitkan namun menyembuhkan kedua nya saat bertemu. Sang kakek yang mempunyai rencana lain untuk menyatukan kedua nya, untuk mengatur Cucu nya dia butuh Gadis itu.
Tak disangka Mafia tersebut membawa gadis itu keluar dari dunia nya yang tidak baik-baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Your Husband
Saat masih terlelap waktu menunjukkan 5 pagi langit pun masih gelap gulita, ponsel Leon menyala tanda pesan masuk, Leon memeriksa pesannya, untuk tidak membangunkan wanita disampingnya Leon bangun dengan hati-hati.
Sambil terduduk ia mengusap wajahnya yang baru bangun, tangannya terulur mengusap lembut kepala Hana. Dan memandang wajah Hana yang tengah tertidur pulas.
Setelah dirasa puas Leon bangkit dan mengambil jas hitamnya meski memakai kaos putih dipadukan dengan jas hitam sangat cocok dengannya. Ia memakai jasnya namun sebelum pergi ia merapihkan tempat tidur bagian nya.
Dan tanpa sepatah kata ia pun pergi dari kamar tanpa menimbulkan suara, meninggalkan Hana yang masih tertidur pulas.
...
Pagi pun tiba, Hana masih terlelap namun ia terbangun karena ada yang mengetuk pintu kamarnya.
"Iyaa" sahut Hana yang masih setengah sadar dan menuju pintu.
Ternyata pelayanan kamar, wanita dengan kimono dengan membawa nampan berisi sarapan.
"Selamat pagi nona, pelayanan kamar sarapan pagi sudah siap" terang wanita tersebut.
"Baik, masuklah" jawab Hana dengan suara serak khas bangun tidur.
Wanita itu menaruh nampan berisi sarapan dan setelahnya pergi dengan senyuman.
Hana melihat sarapan sederhana didepannya, tapi ia melihat kertas note disamping sumpit.
...'Morning, aku akan menghubungi mu'...
...Your Husband❤...
Hana mengerjapkan matanya melihat kata Husband di note tersebut, yang jelas Hana tahu siapa yang menulisnya tak lupa gambar hati kecil dibelakangnya.
"Pagi-pagi.. Kenapa menyebut kata suami" rutuk Hana dan menaruh note tersebut dan melihat satu buah jeruk untuk vitamin, Hana tersenyum dan mulai sarapan.
Ponselnya berdering, Hana melihat siapa yang menghubungi nya terlihat nama tidak dikenal. Hana mengangkat nya.
"Sudah bangun?" Sapa suara yang Hana kenal.
"Hm" singkat suara Hana.
"Habiskan sarapan mu. Aku menelfon kalau kau mencariku, kau tidak marah kan? Katakan sesuatu" ujar suara Leon yang bertanya dan meminta Hana mengatakan sesuatu.
"Aku sedang makan" singkat lagi Hana padahal Leon ingin mendengar lagi suaranya.
"Baiklah" singkat Leon sebelum menutup panggilannya.
Pembicaraan mereka yang kaku, namun Hana melihat lagi ponselnya.
"Oh jangan biarkan dia masuk ke hatimu, itu sudah bagus" tolak Hana yang meremas kertas note ditangannya itu.
...
Di kantor Hana sedang serius bekerja, ia memulai hari nya seperti biasa. Karena waktu istirahat pun Hana mencari makan siang, ia berjalan di lobby gedung. Saat lewat ada wanita berumur 40 an memanggilnya.
"Hana??" Sahut wanita tersebut dengan pakaian bermerek dari atas sampai bawah.
"Iya" jawab Hana reflek menghentikan jalan nya dan menoleh.
"Benar, dia Hana" ucap wanita tersebut.
"Anda mengenal saya?" Tanya Hana.
"Tentu saja, bagaimana saya lupa gadis remaja kelas 3. Anak Yuan. Wanita selingkuhan presdir Lim" terang wanita tersebut.
"Aku tidak mengenal anda? Maksud apa anda mengatakan hal itu?" Tanya Hana yang menahan kekesalan nya.
Dari kejauhan Leon datang dengan pakaian jasnya dan lagi-lagi dalamnya hanya kaos biasa. Langkahnya terhenti karena melihat Hana sedang bicara tapi raut wajahnya sedang menahan kekesalan. Namun Leon hanya memantaunya dengan tangan dilipat ke depan.
"Sangat mirip dengan wanita selingkuhan nya. Tidak, ibu nya" ujar wanita itu lagi.
"Ahh.. Seharusnya anda mengatakan nya didepan nya langsung, anda harus pergi sendiri ke kuburannya" balas Hana yang ia mengingat siapa wanita ini, waktu pemakaman ibunya diadakan wanita ini datang hanya melihat tidak melakukan penghormatan namun ia tersenyum senang setelahnya pergi.
"Kau sepertinya mengenali ku, benar. Aku adalah istri presdir Lim, sangat bersyukur kalau dia sudah meninggal" ucapan yang keterlaluan wanita ini membuat Hana menatap kesal.
"Ucapan anda sudah sangat keterlaluan Tante Saron. Pantas saja.. Presdir Lim pasti juga tidak tahan dengan sikap anda, bukan salahnya jika dia selingkuh. Aku pun mengerti" balas Hana yang berbicara sangat dekat dengan wanita tersebut bahkan memberikan senyuman remeh nya.
"Tante? Aku tidak kaget dengan perkataan mu, sangat mirip. Membuat hari ku menjadi jelek. Karena Yuan ibu mu! Dia menceraikan ku" ucap Saron dengan nada tinggi keluar begitu saja.
"Itu karena anda tidak melakukan dengan baik menjadi istri. Ah.. Itu sebab nya anda kemari ingin menjual rumah? Anda kehabisan uang" Remeh lagi Hana untuk membalasnya.
"Wanita sîálãn. Sekarang kau mengikuti jejak ibumu? Menjadi selingkuhan, ahh apa iya kau bisa bekerja disini, dan memakai pakaian bagus karena suami orang??" Lagi Hana direndahkan bahkan kini menjadi berisik orang pada menoleh ke arahnya.
Plakk
Satu tamparan tepat mengenai wajah Hana bahkan ia terhuyung, rasa panas menjalar dipipi kirinya.
Leon tetap memantau dan mendengar apa yang dibicarakan meski sudah bermain tangan, karena ia juga penasaran dengan Hana.
"Aku ingin kau juga hancur seperti ibumu, Aku akan memantau nya sendiri" lanjut Saron yang marahnya masih menggebu.
"Heh..Anda tahu apa? Anda melihatku? Tidak kan. Anda punya bukti apa menuduhku?" Jawab Hana yang sudah sangat kesal tadi ibu nya direndahkan kini dirinya.
"Melihat sekalipun tahu! Lihat rok mu yang pendek serta bajumu yang vulgar, tidak ada sopan santun" Saron mencengkram lengan baju Hana sangat kuat.
"Lepas, anda tidak berhak mengomentari cara berpakaian ku" Hana menarik lengannya untuk lepas dari cengkeraman Saron.
"Lihat, kau hanya menarik pria dengan tubuhmu!" Balas Saron dengan suara tinggi tangannya ikut mencengkram kuat baju Hana.
"Masalahnya denganku apa? Menghancurkan hidup ku? Tante!" Kesal Hana berusaha melepaskan.
Sreekkk
Baju Hana sobek hingga bagian kain nya ada ditangan Saron, Hana menganga tak percaya, bahkan baju yang sobek memperlihatkan pundak putihnya serta tali brà hitam yang ia kenakan.
Masalah yang semakin memanas Leon pun maju melangkah dengan tangan satu nya di saku celananya.
Saron melempar sobekan kain baju milik Hana di depan muka Hana, dan jatuh begitu saja ke lantai.
"Melihat mu yang sangat mirip, sudah cukup membuatku marah" ucap Saron yang belum berhenti.
"Hentikan" gubris Leon tiba-tiba.
"Jangan ikut campur!" Ucap Saron yang sudah kesal.
"Aku tidak ikut campur, lagi pula aku tidak tertarik dengan masalah anda. Tapi anda harus tahu, barusan anda mengungkap perselingkuhan suami anda sendiri, dan menuduh tidak berdasar pada wanita ini, ditambah anda membuat kebisingan di tempat usaha orang, disini anda menjadi pusat perhatian, Anda yang harus hati-hati bisa menghancurkan diri anda sendiri. Orang disini bisa jadi saksi bahkan ini juga terekam CCTV orang lewat pun bisa melaporkan anda tanpa sepengetahuan" terang Leon panjang lebar.
"Cih, sangat buruk" decih wanita tersebut lalu pergi dari sana tidak jadi masuk ke dalam kantor real estate.
Hana menghela nafasnya dengan tatapan terus melihat wanita tersebut, Leon melepas jas hitam nya dan memasangkan di kedua bahu Hana untuk menutupi pundak nya.
"Itu sudah bagus, ayo" ajak Leon yang tiba-tiba meraih tangan Hana dan menariknya lembut agar pergi dari sini.
Mereka dalam mobil, merasakan kesal pun belum berhenti.
"Apa kau punya rokok?" Tanya Hana.
Tanpa menjawab mobil pun berhenti ketika tiba disebuah area sepi.
Leon turun dan diikuti oleh Hana, melihat area lapangan tandus yang sepi.
"Rokok ada disini" Leon merogoh kantung dalam jas nya yang sedang dipakai Hana terdapat rokok serta korek.
Bahkan Leon membuka rokok disodorkan ke Hana, ia pun mengambil satu batang rokok. Menyalakan rokok tersebut sangat mahir.
Hana mulai tenang sedikit meski pikirannya tadi terguncang, merasakan pipinya juga memanas karena tamparan tadi.