Mencintainya adalah sebuah keputusan..
Sifat perhatian padaku menutupi pengalihannya...
Yang dia kira...dia yang paling disayang, menjadi prioritas utama, dan menjadi wanita paling beruntung didunia.
Ternyata semua hanya kebohongan. Bukan, bukan kebohongan tapi hanya sebuah tanggung jawab
.
.
.
Semua tak akan terjadi andai saja Arthur tetap pada pendiriannya, cukup hanya dengan satu wanita, istrinya.
langkah yang dia ambil membawanya dalam penyesalan seumur hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lupy_Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
hujan deras membasahi perhutanan dilondon, tak terkecuali Villa tempat tinggal Livia sekarang.. ia sedang menikmati secangkir coklat panas dan cemilan kue labunya.
Tak ketinggalan Kei yang selalu senantiasa menjaganya dari belakang juga menikmati suasana hujan
"apa ingin tambah lagi?" tanya Kei yang melihat piring kue Livia sudah hampir bersih
"sepertinya cukup.. aku akan makan lagi nanti"
tak lama terdengar suara klakson mobil, Livia mengetahui itu adalah suaminya.
tiba-tiba saja bayi didalam perutnya menendang keras sampai membuat Livia meringis
"sepertinya kamu tahu Daddy sudah datang kan, makanya menentang perut mommy terlalu semangat" Livia mengusap perutnya
"ayo kita temui Daddy"
Livia berjalan perlahan menuju teras depan... kehamilannya yang semakin membesar membuat kakinya pegel dan badannya cepat lelah
saat sudah sampai, ia dapat melihat Arthur baru saja masuk dengan bawaan berencana ditangannya
sebelum memeluk istrinya, Arthur memberikan beberapa kantong oleh-oleh itu pada main
"kamu baik-baik saja kan?" Arthur mencium kening istrinya lama
"aku baik-baik saja, ayo kita kekamar" ajak Livia menarik tangan suaminya, dan Arthur hanya pasrah saja mengikuti
saat sudah dikamar tak lupa mengunci pintunya, livia segera memeluk suaminya. Arthur juga tak kalah erat memeluk istrinya
"Aku merindukanmu" kata Livia
"Aku juga sangat merindukanmu, bagaimana dengan anak kita.. apa dia rindu Daddynya juga?" tanya Arthur sambil mengusap perut buncit istrinya
"Dia merindukanmu juga.. aaw..sssh"
"apa ada yang sakit?" Arthur panik tiba² saja istrinya meringis
"coba rasakan ini" Livia mengarahkan telapak tangan Arthur diperutnya, ekspresi Arthur langsung berubah saat merasakan tendangan didalam perut istrinya
Arthur berlutut dihadapan perut Livia "Hai anak Daddy.. sepertinya kamu sangat bersemangat yaa" Arthur tertawa kecil berbicara dengan anaknya
"Aku menyayangi kalian" Arthur mencium perut itu
lalu ia berdiri menatap lewat wajah istrinya yang pipinya semakin Chubby, rasanya ingin sekali iya mencubitnya
Arthur melahap bibir istrinya dengan lembut melumatnya..
Livia meremas sisi baju suaminya, pelukan mereka berjarak karena perut Livia. ciuman mereka semakin intens.. namun Livia melepas duluan ciuman itu
"Ada apa?" tanya Arthur heran
"sebaiknya kamu mandi dulu" ujar Livia
"kenapa mandi.. nanti juga setelah kita bercinta akan mandi" ucapnya frontal
"aku inginnya kamu mandi dulu oke" Livia membuka jaket dan kaos suaminya.. hingga nampaklah badan tegap berotot itu, Livia menyentuh perut sixpack Arthur sehingga empunya memejamkan mata
kemudian Livia menarik ikat pinggang suaminya lalu menurunkan celananya. sekarang Arthur hanya menggunakan kain segitiga yang hanya menutup asetnya
"bukalah kain terakhirnya" titah Arthur, namun Livia hanya diam saja
" sebaiknya kamu cepat mandi" Livia membalikkan tubuh suaminya lalu mendorongnya kedalam kamar mandi dan dengan cepat menarik gagang pintu membiarkan Arthur didalam sana
Livia membereskan pakaian suaminya yang tergeletak.. memeriksa setiap kantong ada barang penting atau tidak, takutnya siapa tahu ada benda penting yang nanti terlanjur tercuci
ia merasakan gumpalan aneh disaku celana Arthur.. saat mengeluarkan benda itu rupanya itu adalah miniatur robot spider-man
kenapa mainan ini ada disaku celananya? pikirnya, ia memilih bertanya saja nanti pada suaminya dan meletakkan mainan itu dalam laci nakasnya
setelah itu Livia masuk ke wardrobe mengganti pakaiannya
15 menit kemudian Arthur keluar dengan handuk dipinggangnya
ia terdiam ditempat menatap istrinya yang sudah berganti pakaian menggunakan lingerie sexy , berbaring dengan posisi menggoda. walaupun berat badannya naik dan badannya menjadi berisi.. Livia malah terlihat semakin sexy dan menggoda apalagi buah dadanya juga bertambah besar semenjak kehamilannya
hanya dengan melihat Junior Arthur sudah menegang. kakinya melangkah mendekati istrinya, perlahan merangkak naik
wajahnya kini sudah dekat dengan wajah istrinya
Cup...
"sangat sexy..." ucap Arthur dengan nada sensual, dengan perlahan Arthur memberikan sentuhan lembut pada istrinya, mencumbunya dengan lembut..
Arthur memposisikan dirinya ditengah-tengah kaki istrinya. dengan gerakan cepat Arthur sudah dapat melepaskan kaitan bra istrinya.. tanpa menunggu lama Arthur melahap buah dada Livia sampai empunya mendesah keenakan, Arthur menyusu seperti bayi melahap bergantian buah dada itu.
Livia sangat sensitif dibagian dadanya, maka dari itu Arthur tahu titik kelemahan istrinya. menyudahi itu Arthur melepas handuk dipinggangnya.. ternyata senjata itu sudah sangat tegang
tangan Livia mengurut senjata itu perlahan sehingga membuat Arthur tak mampu menahan suara desahannya.
Arthur mencium perut istrinya.. "Daddy akan mengunjungi mu nak"
Cup...
Arthur menarik kain terakhir penutup aset istrinya, kini mereka berdua sudah sama-sama tanpa setelah benang
dengan perlahan Arthur memasukkan senjatanya.. bergerak maju mundur pelan agar istrinya juga bisa menikmati permainan mereka
Arthur menahan badannya dengan kedua tangan disisi istrinya agar perut Livia tidak terhimpit olehnya
"Aaahh..." kamar itu dipenuhi suara desahan mereka berdua
hawa dingin hujan menambah keromantisan adegan mereka
"I love you" bisik Livia ditelinga suaminya dengan nada lirih
meskipun Livia tak dapat jawaban atas ucapannya.. ia akan tetap mencintai suaminya
.
.
.
.
3 jam mereka telah menyelesaikannya, sebenarnya Arthur masih ingin lagi.. tapi melihat kondisi istrinya yang sudah kelelahan ia tidak tega
"tidurlah sayang" Livia tertidur dipelukan suaminya
Cup..
Arthur sibuk dengan pikirannya sekarang, sampai kapan ia akan terus diam seperti ini. ia akan mencari momen yang pas untuk membicarakan ini dengan istrinya
disisi lain Kendall baru saja mendapat paket misterius entah dari siapa.. "Mommy, ada hadiah!..." Kendall langsung menarik tangan putranya yang hendak mengambil kotak paket itu
"mommy saja yang buka"
saat membuka hadiahnya.. ia terkejut dan langsung melempar kotak itu kelantai "mom... itu apa? ini bauuu" kata putranya sambil menutup hidung
ia shock dengan hal ini.. padahal ia tidak punya musuh, atau ini dari rivalnya dikalangan model atau dari orang lain
isi paket itu adalah bangkai tikus.. baunya bahkan sangat menjanjikan
Kendall lantas memanggil bodyguardnya, "kalian tahu siapa yang meletakkan ini didepan pintuku? " tanya Kendall. mereka baru saja kembali dari Mall
"Kami akan cari tahu nona" salah satu dari mereka berdua segera memeriksa cctv dilorong Apartemen Kendall..
terlihat seseorang berpakaian serba hitam berjalan dilorong sambil membawa sebuah kotak ditangannya lalu meletakkan begitu saja didepan Apartemen Kendall.. setelah beberapa menit Kendall datang dan terjadilah kejadian tadi
bodyguard itu mencoba menghubungi Arthur tapi tidak dijawab.. pada panggilan ke empat akhirnya mereka menyerah...mereka akan memberi tahunya lewat pesan saja
pria pengirim paket itu tak nampak wajahnya diCCTV seolah ia tahu akan terlintas diruangan ber CCTV. ini sudah kejadian ke empat Kendall diterror, sebelumnya Kendall pernah dapat ancaman lewat anaknya yang sedang bermain ditaman saat itu dihampiri pria asing yang tiba² merusak maianan anaknya sehingga membuat Erland menangis akan hal itu...
bodyguard yang ada disana pada saat itu kehilangan jejak sipelaku.. mereka mengakui lalai.. hingga harus mendapat hukuman berkeliling 8 kali putaran taman yang luas itu.. jika saja mereka tak melapor mungkin mereka akan dihukum, tapi mereka lebih memilih menerima konsekuensinya.
.
.
.
.
.
.
hai jumpa lagi....