NovelToon NovelToon
PETAKA GHIBAH

PETAKA GHIBAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Trauma masa lalu
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Malam itu petir mengaum keras di langit, suara gemuruhnya bergema. Angin mengamuk, langit menangis, meneteskan air dengan deras. Alam seolah memberi pertanda, akan datang suatu bencana yang mengancam sebuah keluarga.

Clara seorang ibu beranak satu menjadi korban ghibah dan fitnah. Sampai mati pun Clara akan ingat pelaku yang sudah melecehkannya.

Akankah kebenaran akan terungkap?
Siapa dalang di balik tragedi berdarah ini?

Ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Berkunjung ke Desa Ghibah

Bobby, Aya, Zehan mengantarkan Indra ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Di atas batu nisan, Bobby menangis, meratapi kepergian Indra yang begitu menyedihkan. Tubuhnya hanya tersisa tulang belulang dan itupun setelah satu minggu kematiannya baru ditemukan warga lokal yang mencari kayu. Di sana ditemukan tanda pengenal Indra.

Keluarga Indra menghubungi Bobby. Menurut informasi yang Bobby dapatkan di kantor polisi, Indra meninggal karena dimakan binatang buas.

Dira dan Dilara juga menghadiri pemakaman Indra. Bobby kembali meminta maaf kepada Dilara atas perbuatan yang dilakukan ketiga sahabatnya. Bobby juga meminta maaf secara pribadi jika Bobby juga mempunyai kesalahan kepada keluarga Dilara.

Bobby meminta izin kepada Dilara untuk mengunjungi makam kedua orang tuanya. Dan Bobby ingin Dilara ikut bersamanya ke Desa Damai.

Dan tibalah hari yang telah disepakati bersama. Bobby, Zehan, Dilara, Dira, Salman dan Salma dalam satu mobil menuju Desa Damai. Sesampainya di sana mereka langsung ziarah ke makam Clara dan Kafi. Bobby khusuk membacakan ayat-ayat suci untuk mereka.

Maaf Bu Clara dan Pak Kafi, saya baru bisa ziarah ke makam kalian, Bobby bicara dalam hati.

Dilara menyiramkan air dan menaburkan bunga-bungaan di atas makam kedua orang tuanya. Tidak lupa juga mendoakan mereka.

"Maaf Dilara, apakah boleh, Om ingin berkunjung ke Desa Ghibah?" Bobby meminta izin.

"Pah mau ngapain?" Zehan menyenggol lengan Bobby.

"Papah ingin berkunjung saja," jawab Bobby.

"Boleh Om. Saya juga sudah lama tidak ke sana," kata Dilara.

Mereka pun mampir ke Desa Ghibah. Desa Ghibah mengalami banyak perubahan. Kalau dulu rumah warganya terbuat dari kayu, sekarang banyak dibangun perumahan. Bobby membawa mereka semua ke rumah Indra. Di sana masih ada keluarga Indra.

Bobby mencoba mencari informasi tentang nenek tua tetangga Indra. Adik Indra, sebelumnya pernah mengambil foto dari ponselnya, tanpa sengaja adik Indra memotret si nenek tua bersama seorang wanita cantik. Entah siapa wanita itu, yang jelas sebelum malam naas itu terjadi, wanita itu sering datang ke rumah nenek tua.

Adik Indra mengambil foto yang sudah lama disimpan di dalam album foto keluarga mereka.

"Kak Bobby, coba perhatiin deh foto ini. Ini Nenek tua itu bukan? Kok wajahnya beda ya?"

Bobby memperhatikan foto itu. Dan benar apa yang dikatakan Indri, wajah nenek tua yang dulu memberi mereka uang bukan yang ada di foto itu. Dan Bobby memperhatikan wanita yang ada di sebelah si nenek. Dia adalah Ellie.

Zehan mengambil foto yang ada di tangan Bobby.

"Dila, coba liat ini," Zehan berpindah duduk ke sebelah Dilara.

"Ini kan Neneknya Ella dan Tante Ellie," Dilara membelalakkan mata, dahinya mengerut.

"Siapa mereka?" tanya Bobby.

"Pah, selama ini Papah bersama dengan Mamanya Ella teman kami. Dan Nenek itu adalah Ibu dari wanita itu," jawab Zehan.

"Apa? Jadi mereka adalah Ibu dan Anak?" tanya Bobby lagi.

"Iya," jawab Zehan.

"Tapi, waktu itu, bukan nenek tua ini yang Papah liat. Dia sangat tua, jalannya membungkuk."

"Pah, Nenek tua itu seorang dukun. Dia yang memberi pelet agar wanita itu bisa mendapatkan Papah. Siapa tau dia merubah wajahnya. Suka-suka dia dong secara dia dukun sakti," oceh Zehan.

Setelah mendapatkan informasi dari Indri, mereka melanjutkan perjalanan ke rumah lama Dilara. Dilara tidak yakin itu rumahnya. Secara kebetulan Pak Ali Kades di sana keluar dari rumah lama Dilara.

"Nak Dila," Pak Kades menyalami Dilara dan semuanya.

"Maaf Pak, saya mau ke rumah saya. Tapi di mana ya?" tanya Dilara.

"Ini rumah Nak Dila, ayo kalian semua masuk."

Pak Kades mempersilakan mereka semua duduk di kursi tamu. Menurut penjelasan Pak Ali, warga-warga yang ada di sana bergotong royong membangun kembali rumah keluarga Dilara. Mereka berharap jika keluarga Dilara ingin melepas lelah setelah ziarah makam Clara dan Kafi, keluarga Dilara bisa beristirahat dengan aman di sana.

Dilara, Salman dan Salma mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Ali atas kebaikan warganya. Dan Pak Ali meninggalkan mereka semua untuk beristirahat di rumah lama Dilara.

Bobby kembali memandangi foto yang diberikan Indri kepadanya.

"Ada apa Om Bobby, serius amat?" tanya Dira.

"Om hanya berpikir, apakah Ella dan Ibunya yang merencanakan kejadian masa itu. Dan apa motif mereka? Om harus mencari tahu."

Bobby keluar dari rumah Dilara. Bobby mencari rumah Pak Ali. Bobby bertanya ke seorang warga yang baik hati. Dia mengantarkan Bobby ke rumah Pak Ali.

Singkat cerita, Bobby ingin tahu kejadian yang menimpa keluarga Dilara. Pak Ali akhirnya menceritakan semuanya. Clara difitnah melakukan pesugihan dan menumbalkan bayi-bayi yang ada di desa itu. Semua warga marah dan menghakimi Clara dengan melakukan penyiksaan.

Dan ternyata semua itu adalah fitnah kejam yang ditujukan kepada Clara. Nenek tua itulah yang melakukan pesugihan dan yang membunuh bayi-bayi tak berdosa. Bobby juga menunjukkan foto nenek Intan kepada Pak Ali.

Setelah melihat foto nenek Intan, Pak Ali mengaku tidak mengenal nenek yang ada di foto itu. Bobby juga memberitahu nenek yang ada di foto itu adalah seorang dukun.

"Tapi nenek yang ada di tempat kejadian bukan yang ini Pak Bobby," kata Pak Ali.

"Foto ini diambil Indri Adik kandung Indra sahabat saya. Dia tanpa sengaja memotretnya, dan inilah wajah Nenek itu. Ceritanya cocok, dia juga seorang dukun."

Pak Ali menyarankan Bobby agar menyelidiki nenek tua itu di kota. Dan Bobby menelpon Aya, menceritakan semua informasi yang dia dapat. Bobby juga punya rencana yang membuat Aya kembali marah. Tapi setelah mendengar alasannya terdengar suara Aya yang memberi izin.

Entah apa yang terjadi pada mobil Bobby, akhirnya mereka semua menginap satu malam di rumah lama Dilara. Hari pun berganti malam. Zehan, Dira dan Salman keheranan menatap tenangnya malam itu. Semua warga seolah tertidur pulas tidak ada yang keluar dari rumah mereka padahal jam baru menunjukkan pukul 7 malam.

Suara jangkrik saling bersahutan. Kunang-kunang memberikan cahaya di kegelapan. Mereka akhirnya masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Terdengar suara ketukan di pintu depan.

TOK!

TOK!

Zehan membukakan pintu. Tapi tidak ada orang di depan. Zehan keluar dari pintu melihat ke kiri dan ke kanan, siapa tahu orang itu akan kembali. Zehan kembali masuk ke dalam rumah. Dan lagi-lagi suara ketukan di pintu terdengar. Kali ini ketukannya berulang-ulang dengan cepat dan keras. Zehan, Dira, Salman, Bobby, Dilara dan Salma saling bertatap mata dan waspada.

TOK TOK!

TOK TOK!

TOK TOK!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
😱😱😱🥶😰
Aila
inalillahi
Aila
/Toasted/
Queen
kok pingsan, knp gak ko oit az
Queen
iiiiiiiii 😰
Queen
kirain Bobby juga pelakunya
Queen
lidahnya memang tajam
Queen
hadeeehh
Queen
astaga
Queen
tuh kn nenek tua dari Desa Ghibah
Queen
rasain
Queen
😱
Queen
🥶
Queen
jgn² ini dia si nenek tua penyebar ghibah yang mengakibatkan fitnah. pembunuh Clara.
Aila
yahhhhh, dikit amatttt 🤪
Aila
Betul³
Queen
Wiiihhhh jadian 😍
Queen
Msh misteri
Queen
Jadi kasian
Aila
nah ?????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!