TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA EMPAT
Bahkan sampai pagi, ketika sarapan, Mahesa masih ripuh dengan laptopnya. Snowy yang melihat itu cukup terganggu.
Di kantor mungkin Mahesa sudah bekerja, di bar, di kamar, sekarang di meja makan. "Kak Esa ngapain sih ngoyo gitu?"
"Cek laporan keuangan." Mahesa bahkan tak menghiraukan nasi gorengnya. "Ada yang aneh sama keuangannya."
"Jangan bilang ada yang korupsi!" Snowy juga menatap layar laptop suaminya. Sedikitnya dia paham karena dia ambil jurusan bisnis.
"Harusnya nggak ada yang korupsi, hamanya udah nggak kerja lagi di pusat!" kata Mahesa.
"Hama?" Snowy baru tahu kalau perusahaan yang tidak lebih besar dari X-meria bisa ada yang korupsi. "Siapa?" tanyanya.
"Pacar kamu!" jawab Mahesa. Yah, dia tahu kalau istrinya masih berhubungan dengan Demian.
"S-siapa?" Snowy tak enak hati. Tadinya dia tak mau putus dari Demian karena takut jika Mahesa main curang lagi, tapi sejauh ini Mahesa berlaku baik bahkan sangat baik.
Antar jemput, siaga saat ingin tidur, kadang kala Mahesa juga berikan kejutan romantis yang sama sekali tidak dia duga- duga. Yah, Mahesa boleh dibilang suami yang ideal.
"Aku nggak mau sebut namanya. Tapi kamu tahu dia siapa!" Menyebut nama Demian, dia sangat amat jijik, dan sekarang istrinya justru berhubungan dengan Demian.
Snowy terciduk, jadi rupanya Mahesa sudah tahu hapal dengan hidupnya. "Demian pernah kerja di perusahaan bar kita memangnya?"
"Dulu dia punya saham di sana."
Snowy duduk di kursi, manggut-manggut lalu mendengus. "Pantesan dia buka bisnis baru sendiri sekarang, ternyata dulunya join sama Kak Esa yang mirip es balok, mana betah dia."
"Buka bisnis baru?" Mahesa cukup penasaran, hingga rela mengalihkan pandangan ke arah istrinya. "Bisnis apa?"
"Sudah ada tiga cabang kelab yang berjalan, dia bilang, langsung buka baru lagi setelah jual saham sebelumnya katanya," info Snowy.
Mahesa mengernyit. Jadi inikah alasan kenapa Selena menjual tujuh puluh persen saham ke pada Papi Rega, uangnya untuk membukakan bisnis baru Demian?
"Snowy nggak tahu kalau sebelumnya, dia join sama Kak Esa," tambah Snowy kemudian.
Mahesa yakin, Demian si licik sudah siap siap merebut Snowy juga. Bahkan mungkin masih punya tikus yang ditinggal di kantor Estrella.
"Kamu masih nggak mau putusin dia?" cecar Mahesa pada akhirnya. Dia ingin tahu, apa jawaban istrinya setelah itu.
"Mau." Snowy menelan ludah. Mahesa tahu, gesture itu karena Snowy gugup dan tidak enak kepadanya.
"Nggak perlu putus," saran Mahesa yang membuat Snowy mengerutkan keningnya.
"Kan, Kak Esa nggak cemburu kan? Terus yang nggak cemburuan kayak gitu bilangnya sangat amat cinta Snowy?"
Mahesa kesal, tapi percuma teriak, singa tidak akan menggonggong bukan. Pria itu bangkit dan mengemasi laptop, ponsel dan dompetnya untuk dimasukkan ke dalam tas kasualnya.
"Kamu perlu tahu keburukan dia sejauh mana dulu baru kalian putus." Mahesa beri saran sebelum pergi meninggalkan Snowy sendiri.
Biar kali ini Snowy berangkat kantor sendiri, dia mau tahu apa yang akan istrinya lakukan, apakah meminta jemputan Demian atau tidak.
Mahesa tak mengenakan dasi, dia hanya datang ke kantor dengan kemeja hitam, celana hitam dan juga sepatu kilap yang masih terlihat kasual, tidak ada kesan formal sama sekali.
Meski demikian, orang orang yang bekerja di sana, tak pernah bisa mengalihkan tatapan saat pria itu melenggang langkah gagahnya memasuki sebuah ruangan.
Ruangan yang tidak pernah dia singgahi selama ada Demian di sini. Dan sekarang, dia sudah kembali dengan kuasanya.
Dina, nama sekretaris yang selalu beri tahukan kegiatan Selena dan Demian selama Mahesa tak mau ikut bergabung di kantor.
"Aku perlu mutasi rekening Mama, kamu bisa siapkan secepatnya kan?"
Dina terdiam, lalu mengangguk setelah cukup tahu maksud atasannya. "Baik Pak, siang ini sudah akan selesai."
"Bagus." Mahesa duduk di kursinya. Dia akan tunggu hasil kerja Dina siang ini.
Riwayat transaksi rekening bank akan menunjukkan aliran dana yang masuk dan keluar rekening Mama Selena selama ini.
Dia akan segera tahu, kemana uang hasil penjualan sahamnya. Jika benar untuk Demian, alangkah dia merasa ini curang.
Putra masuk ruangan, dia yang dulunya menjadi orang kepercayaan Selena. Pria itu juga yang selama ini membantu Mahesa di bar-bar nya.
"Akhirnya, Bos kita datang juga."
Putra menyindir, karena sebelumnya Mahesa bilang tidak akan pernah mau menginjakkan kaki di kantor pusat Estrella. Yah, itu karena ada Demian di sini.
"Parasit sudah buka kelab malam baru. Kamu sudah tahu belum hmm?"
Parasit yang Mahesa maksud, Demian. Dan terpaku yang Putra tunjukan pertanda jika pria itu terkejut dan tak tahu apa pun.
Mahesa mengangkat bahunya. "Bukan cuma nyokap, dia juga sudah merenggut harta benda nyokap, sekarang, dia sedang dalam misi merebut my wife! Lengkap bukan?"
"Bos serius?!"
Pertanyaan Putra dijawab dengan anggukan santai kepala Mahesa. Mereka terdiam cukup lama, sampai sebuah desahan yang membuat merinding terdengar dari ponsel Mahesa.
Segera Mahesa matikan sepihak. Mahesa lupa, dia belum mengganti nada dering ponselnya. Dan dia menyesal karena Putra mendengar desah istrinya, terlebih lelaki 26 tahun itu harus menertawakannya.
📥 "Snowy mau putus kok sama Demian, maaf yah kalo Snow masih hubungan sama dia selama ini." Pesan yang Snowy kirim.
Mahesa yakin Snowy belum bisa sepenuhnya percaya padanya. Tapi terserah, karena misi dia sekarang hanya ingin membuktikan pada istrinya siapa Demian sesungguhnya.
"Ngapain masih di sini?!" Mahesa menatap Putra yang masih duduk di depannya.
"Nunggu istri Bos nelpon lagi. Nada dering Bos bikin candu!" Lelaki itu keluar bersamaan dengan vas bunga yang melayang ke arah pintu.