Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasna Kubikel
Kubikel Hasna
Hasna tidak pernah tau keributan di ruangannya, tangan sebelah kanannya sibuk mengecek email dan mengetikkan laporan review kegiatan pelatihan selama seminggu kebelakang, tangan kirinya memeluk Maura yang tertidur memeluknya seperti posisi anak Koala, anak ini benar-benar lucu seperti anak Koala. Botol susunya langsung habis dalam sekejap, sambil menggerak-gerakan kursinya Hasna menidurkan Maura yang tampak damai memeluknya. Hasna bernyanyi kecil sambil mendengarkan earphone di telinganya, kedamaian anak kicik ini menular padanya. Tidak sadar sebentar lagi akan terjadi peperangan di kubikelnya
"Hasnaaaa..."... samar-samar terdengar suara Bu Rika ditelinganya
Hasna memalingkan mukanya melihat ke belakang dan langsung melotot ada banyak orang sedang memandangnya dan penuh dengan emosi. Ia langsung mencopot earphone di telinganya
"Eh.. iiiiyaaa bu... ada apa ini ramai-ramai.. apa ada gempa?.. Maaf tadi saya tidak mendengar" Hasna gugup...
Seorang laki-laki langsung maju ke hadapannya dan menarik Maura dari pelukannya
"Kamu berlaku seenaknya, siapa yang mengijinkan membawa anak saya kesini.. kamu bisa saya tuntut karena penculikan... MENGERTI" Reza berteriak sambil menarik Maura dan mengangkatnya.
Maura yang sedang tertidur lelap seperti ditarik dari mimpinya, teriakan Papi nya mengganggu tidur nyamannya dan membuatnya terganggu.. dia menangis "Uaaaaaaaa....uaaaaaaaa.... mahuuuu bobooooooo"
"Pak jangan teriak-teriak kasian Maura baru tidur.. saya bisa jelaskan kalau saya tidak menculik anak Bapak.. kasian Maura Pak" Hasna berusaha menenangkan Maura dan mengambilnya dari Reza
"Diam kamu... lepaskan tangan kamu... sekali lagi kamu menyentuh anak saya. kamu akan menyesal seumur hidupmu"... teriak Reza... Maura menangis semakin keras. Reza berjalan keluar dari ruangan sambil diikuti oleh Arcy.. sambil berjalan keluar Arcy sempat mendesis dan berkata dengan pedas kepada Rika "Urus anak itu besok dia jangan sampai muncul lagi di kantor kalau tidak kalian semua tidak akan dikantor ini lagi"
Aswin menghela nafas, Reza selalu emosional kalau ada hal yang menyangkut anak-anaknya. Padahal yang dilihat olehnya tadi Maura tampak damai dan tidur, dilihatnya di meja Hasna bekas makan Maura dan botol susu yang kosong, yang lucu adalah Hasna. Kalau tidak melihat muka Hasna yang pucat dan berkaca-kaca ingin rasanya Aswin tertawa. Muka Hasna penuh dengan coretan hitam di pipi dan dagu. Saat tadi berdua memeluk Maura seperti anak tikus dan induknya. Dia masih terlihat bingung melihat kearah Aswin dan Rika sambil mengusap usap tangannya.
"Ini tempat makan dan botol susunya.. tadi sudah dihabiskan makannya, maaf tadi saya tidak menculiknya, saya sudah menyuruh Maura untuk meminta ijin bermain dengan saya. Sebetulnya saya tadi akan mengantarkan Maura saat jam kerja selesai, tapi saya tidak menyadari jam kerja sudah habis karena sibuk menulis email. Maaf saya betul-betul minta maaf. Saya tidak tau kalau ayahnya mencarinya,....pasti panik... maaf saya minta maaf".... Hasna terus menerus minta maaf. Dia sudah ingin menangis apalagi melihat muka Bu Rika yang penuh dengan amarah.
"Sudah tidak apa-apa, jangan terlalu dipikirkan biasa kalau orangtua pasti akan sangat khawatir. Lain kali dipastikan dulu kalau mau bermain dengan Maura, maklum anak itu bicaranya masih belum jelas, kadang-kadang seperti bahasa planet bicaranya" Aswin menenangkan Hasna, diambilnya kotak makan Hasna dan Botol Dot. Dia berbalik dan menghadap pada Rika..
"Jangan terlalu dipikirkan bu apa yang diucapkan oleh Bu Arcy .. dia suka asal bicara kalau sedang emosi, tenang saja... ini semua salah paham" Aswin menepuk bahu Rika sambil keluar dari ruangan. Dia sudah tidak tahan ingin ketawa melihat muka Hasna, tampaknya anak itu tidak sadar coretan di wajahnya karena terlihat tidak ingin menutupi mukanya.
Di lift Aswin memikirkan apa yang dialami Reza, kehilangan istri saat melahirkan Maura menjadikan hidup Reza menjadi sangat berat. Dia memilih membesarkan kedua anaknya tanpa istri, padahal sudah 2.5 tahun semenjak kepergian Mitha istri Reza, ia mengalami komplikasi karena pre-eclampsia. Mitha mengalami koma selama 2 hari setelah melahirkan Maura, butuh waktu hampir 3 bulan bagi Reza untuk bisa kembali bekerja ke kantor. Namun hingga saat ini dia memilih untuk tetap hidup sendiri. Anak pertama Reza namanya Hujan.. sekarang dia sudah kelas 2 SMP jaraknya cukup jauh dari Maura. Reza selalu memilih untuk mengurus 2 anaknya sendiri tanpa campur tangan orang lain, ada yang mengurus memasak dan membersihkan rumah. Tapi semenjak tragedi baby sitter yang membuat Maura jatuh di tangga menjadikan Reza tidak lagi mau dibantu oleh Baby Sitter untuk mengurus Maura. Hujan mungkin lebih gampang untuk diurus tapi Maura masalah yang berbeda, dia sangat aktif. Sudah lebih dari seminggu Maura selalu ikut bersama Reza ke kantor, ini karena ibunya Reza sedang ke Singapura untuk merawat adik Reza yang akan melahirkan. Terkadang Maura memilih tinggal di rumah tapi hari ini dia merengek ingin ikut Reza ke kantor.
Terdengar suara tangisan Maura di ruangan Reza. Aswin segera membuka kantor pintu GM dan terdengar Maura menangis... "Huaaaaaa...huaaaaaa... mauuuu bobo....mau boboooo" Reza tampak kerepotan memangku Maura yang menendang nendangkan kakinya..
"Pak... dipeluk seperti tadi di kursi sambil diputar putar sedikit.." Aswin menyarankan Reza untuk duduk di kursi dan mendorongnya di depan Reza. Reza segera duduk dan memeluk anaknya. Digoyang goyangkan kursi ke kiri dan ke kanan sambil ditiup kepala Maura dengan penuh rasa sayang. Suara tangisan Maura mulai melemah dan kembali terlelap, rupanya anaknya betul-betul mengantuk. Biasanya jam 1 dia sudah tidur siang, tapi gara-gara Rapat tadi dia sampai melupakan jadwal tidur anaknya.
"Ckckckckckc Aswin jagoan juga ngasih resep nya... sudah cocok punya anak kau.. bisa tau cara menidurkan anak" ucap Arcy tersenyum sinis melihat Maura mulai terlelap.
"Saya hanya melihat tadi Maura tidur dengan gaya seperti itu di bawah... paling tidak perempuan itu punya rasa keibuan sehingga bisa menidurkan anak dengan mudah, padahal terlihat masih sangat muda mungkin setengah dari umurmu" Sindir Aswin sambil menyimpan tas Maura di meja Reza
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
****** Aswin nyindir-nyindir orang, kaya sendirinya punya anak aja, punya anak antara Teori dan Kenyataan beda Masss... teori sih gampang, yang susah prakteknya. Apalagi kalau gak punya pasangan buat praktekin....... ehhhh koq malah jadi di bully siy ........hihihihihi *****
#########
🥰🥰🥰 Terima kasih sudah membaca karya pertama saya, jangan lupa like n komen yaaa supaya semangat nulisnya.. love u all 🥰🥰🥰
\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#
Pdhl sdh tau arah cerita tp tetep aja ngakak
Ha ha ha...
selamat Bunaa.. resmi jadi Bunda nya anak petir mulai hari ini🤣🤣🤣
pas bca pertama blmm ngerti.. pas bca ulang udah amit-amit dari part awal sama si nenek lampir🤭