Kisah sekelompok anak muda yang ingin hidup sesuai dengan keinginan mereka karena di beri kesempatan kedua. Mereka pernah meninggal dan hidup kembali secara ajaib sehingga mereka sangat ingin menikmati hidup mereka.
Namun tanpa mereka sadari sebuah bencana besar sedang mengintai dunia dan pada akhirnya mengancam semua makhluk hidup di dunia. Untuk mempertahankan kehidupan kedua mereka, sekelompok anak muda itu berjuang untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dengan keajaiban yang mereka miliki.
mohon dukungan komen dan like nya ya kalau suka, thanks
Prinsip mereka hanya satu. "Kita tidak tahu sampai kapan keajaiban ini akan mempetahankan hidup kita, sampai saat itu tiba kita akan bersenang senang dan melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak ada yang bisa menghalagi kita, apapun itu, jadi jangan coba coba,,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Keesokan harinya, di sebuah sekolah swasta yang berada di wilayah jakarta utara, “bruum,” tiga buah motor besar masuk ke dalam gerbang sekolah, para siswa dan siswi yang berjalan dari gerbang ke gedung sekolah menyingkir. Mereka melihat tiga pria tampan tanpa helm membonceng tiga gadis cantik tanpa helm.
“Siapa mereka ? anak baru ya ?” tanya seorang siswa.
“Iya kayaknya, gila keren keren amat ya, ada cewe bule nya lagi, yang lainnya juga kayaknya blasteran,” jawab siswa di sebelahnya.
Ke enamnya turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam gedung sekolah mengenakan seragam putih abu abu mereka. Rio yang berparas tampan berambut cepak dan bertubuh besar kekar menggenggam tangan Sarah yang cantik, berambut lurus panjang dan bertubuh jenjang seksi di sebelahnya. Alex yang tampan dengan rambut berantakan dan memakai bando, bertubuh kurus namun berotot dan terlihat padat menggandeng Tania yang cantik, berambut bergelombang panjang dan berwarna sedikit pirang, memiliki tinggi hampir sama dengan Alex dan terlihat sangat seksi di sebelahnya.
Terakhir Jay yang berparas tampan dengan rambut panjang yang menutupi separuh wajahnya, bertubuh sedang dan tingginya hampir sama dengan Rio namun sedikit bungkuk, menggandeng Lina yang cantik, berambut pendek sebahu, dengan tubuh pendek namun berdada besar di sebelahnya. Para siswa dan siswi yang melihat mereka masuk ke dalam gedung sekolah terpana karena mereka terlihat seperti selebriti, ke enamnya berjalan ke ruang staff untuk bertemu dengan guru dan menyerahkan surat pindahan mereka. Ketika di dalam,
“Nama saya Hadi Budiman, saya wakil kepala sekolah, kalian berasal dari sma 32 ya, sayang sekolah kalian hancur akibat naga yang memakan banyak korban, saya turut berduka cita,” ujar Hadi.
“Terima kasih pak,” ujar Rio.
“Eh..bukannya kemarin rasanya ga apa apa ya, kita kan melawan naganya,” bisik Sarah kepada Lina di sebelahnya.
“Lo gimana sih, itu kan dunia lain,” balas Lina.
“Oh iya ya,” balas Sarah.
“Nah kalian kelas bu Sulistyo ya, kelas 11-1, mari saya antar kesana,” ujar Hadi.
Hadi mengantar ke enamnya masuk ke dalam kelas ketika bel berbunyi, mereka menunggu di depan kelas sampai bu Sulistyo datang dari ruang guru. Tak lama kemudian,
“Oh pak Hadi ?” tanya bu Sulis.
“Bu Sulis, mereka adalah siswa pindahan dari sma 32, mereka di tempatkan di kelas ibu ya,” jawab Hadi.
“Oh baik pak, (menoleh melihat ke enamnya) mari masuk,” ujar Sulis.
“Kalian sama bu Sulis ya,” ujar Hadi.
“Baik pak, terima kasih pak,” balas ke enamnya.
“Sreeg,” pintu di buka, bu Sulis masuk ke dalam di ikuti Rio, Sarah, Alex, Tania, Jay dan Lina, kemudian ke enamnya berdiri di depan kelas menghadap murid murid lainya. Para murid berdiri,
“Selamat pagi bu Sulis,” sapa mereka.
“Selamat pagi, silahkan duduk,” balas bu Sulis.
Setelah semua duduk kembali, bu Sulis minta ke enamnya maju selangkah ke depan agar dia bisa membuka perkenalan,
“Nah mulai sekarang, kelas ini mendapat teman baru, mereka ber enam berasal dari sma 32 yang sangat di sayangkan sekali hancur karena serangan naga, (menoleh melihat ke enamnya) silahkan kalian memperkenalkan diri ke teman teman baru kalian,” ujar bu Sulis.
“Huh,” mata ke enamnya tertuju kepada seorang siswa pria yang duduk di paling belakang dengan gaya menyebalkan, bertubuh tinggi, membuka beberapa kancing kemejanya dan memperlihatkan kalungnya, berwajah meremehkan namun yang paling penting siswa pria itu menatap Tania, Sarah dan Lina dengan tatapan yang mesum dan kurang ajar. Ke enamnya kenal dengan siswa yang berlagak seperti preman itu karena mereka sudah bertemu di dunia yang di buat Anissa. Rio langsung mengangkat tangannya,
“Maaf bu Sulis, boleh minta waktu lima menit ?” tanya Rio.
“Oh silahkan, ada apa ?” tanya bu Sulis.
Sarah, Tania dan Lina langsung berjalan maju melewati para murid lain yang tertegun menghampiri siswa pria itu, membuat semua murid terpana,
“Halo Johan,” ujar Sarah.
“Boleh dong kita kenalan,” tambah Tania.
“Kedepan yu,” tambah Lina.
“Wow mimpi apa nih gue di samperin tiga cewe cantik sekaligus, gile gile, oke aja ke depan,” ujar Johan berdiri dengan bangganya.
“Cieeee,” teriak beberapa teman sekelas yang sejenis dengan Johan dan terlihat seperti teman nya, Johan berjalan ke depan di giring oleh Sarah, Tania dan Lina dengan mengangkat tangan seperti selebriti dan senyum sombong yang lebar. Begitu sampai di depan kelas, Rio, Alex dan Jay langsung merangkul Johan yang kaget dan mulai ketakutan kemudian membawa Johan keluar kelas bersama Sarah, Tania dan Lina. Begitu sampai di luar kelas,
“Langsung Tan,” ujar Alex.
“Oke deh,” balas Tania.
Tania mengangkat tangannya, ke enamnya di tambah Johan langsung menghilang di dalam kubah setengah lingkaran kecil. Rio dan Jay langsung mendorong Johan ke tengah,
“Lo pada mau ngapain ?” tanya Johan ketakutan.
“Hohoho...pokoknya habis ini kita jamin lo mati segan hidup tak mau,” ujar ke enamnya serempak sambil tersenyum.
5 menit kemudian, “sreeg,” ke enamnya kembali masuk bersama Johan yang terlihat sangat pucat, berwajah tegang, gigi juga seluruh tubuh gemetaran dan celana yang basah. Ke enamnya meminta Johan bersujud menghadap kelas,
“Ehem, kita mulai perkenalan, nama gue Alex Sasongko, gue separuh indonesia separuh amerika, salam kenal,” ujar Alex.
“Nah sekarang giliran gue, nama gue Tania Riswanto, gue dari finlandia dan gue pacar Alex, jadi jangan coba coba deketin gue,” ujar Tania sambil menggandeng Alex.
“Gue Rio Lesmana, gue separuh indonesia dan separuh italia,” ujar Rio.
“Nama gue Sarah Herdiman, gue separuh indonesia dan separuh rumania, gue pacar Rio, jadi jauh jauh ya semua,” ujar Sarah sambil menggandeng lengan Rio.
“Nama gue Jay Kresna, gue separuh indonesia dan separuh australia,” ujar Jay.
“Terakhir gue, nama gue Linawati Wijaya, gue separuh indonesia dan separuh jepang, gue juga cewenya Jay, salam kenal semua,” ujar Lina.
“Nah jadi nih, makhluk di depan kita ini yang kayaknya preman di kelas ini, udah ga berkutik, jadi kita berenam berharap ga ada lagi yang macam macam ama kita, alasan doi jadi kayak gini karena mata nya jelalatan ngeliatin cewe gue, cewe Rio dan cewe Jay, ngerti ya semua, sekarang tolong dong kosongkan barisan belakang, kita ber enam mau duduk, (menoleh melihat bu Sulis) makasih ya bu Sulis,” ujar Alex.
“I..iya, wow perkenalan yang heboh ya,” ujar bu Sulis.
“Terima kasih ya bu,” balas ke enamnya.
Langsung saja ke enamnya berjalan ke paling belakang dan duduk berdua dua di tiga baris meja paling belakang yang sudah di kosongkan. Johan masih berlutut di depan dengan tangan gemetaran dan suasana kelas menjadi hening.
“Johan kembali ke tempat duduk mu,” ujar Sulis.
Johan berdiri dan duduk tepat di depan Rio, langsung saja Rio menendang kursinya sampai Johan tersungkur,
“Oi ganti celana lo, bau,” ujar Rio santai.
Seluruh kelas yang semula diam langsung tertawa kencang termasuk bu Sulis, Johan memegang celana nya dan berlari keluar kelas. Setelah selesai mengajar dan waktu istirahat, sebelum keluar, bu Sulis menghampiri ke enamnya, dia berbisik kepada ke enamnya agar tidak terdengar murid lain,
“Terima kasih ya, kalian sudah memberi pelajaran pada Johan, mentang mentang ayahnya seorang pejabat, dia seenaknya saja di sekolah dan bertingkah seperti preman, kita para guru kewalahan menegurnya dan kalau kita keras padanya, kita berurusan dengan ayahnya,” ujar bu Sulis.
“Sama sama bu, senang bisa membantu,” balas Rio.
Setelah bu Sulis pergi, ke enamnya melihat satu sama lain dan langsung tertawa, mereka saling bercerita bagaimana Johan ketika di dalam pelindung yang di buat Tania selama lima menit,
“Gulung celananya, potong kakinya, sembuhkan, potong tangannya, sembuhkan, potong empat empatnya, sembuhkan, abis itu gigit, walau lupa tapi sakitnya masih kerasa banget dan takutnya masih berbekas, gue jamin ke depannya dia nurut ama kita,” ujar Alex.
“Yoi, sayang ga bisa potong kepalanya, gue masih inget kelakuan dia di dunia mba Ani yang mau memperkosa Sarah,” balas Rio.
“Hehe di dunia nyata kan dia ga kenal gue,” balas Sarah.
“Iya bener, tapi dia udah hamilin Sofi kan ?” tanya Tania.
“kita lakukan ini bukan demi dia kok, bener kan Lex, ga ada urusannya ama Sofi,” ujar Lina.
“Yoi, ini demi kita sendiri,” balas Alex.
“Gue kurang puas, gue cuman motong kakinya sekali,” ujar Jay.
“Lah lo mencabik cabik kakinya sampe dia nangis nangis gitu, masa kurang puas,” balas Sarah.
“Pokoknya kalau macam macam hajar, yang laen juga sama, kita tujuannya mau senang senang, udah bosen sengsara,” ujar Rio.
“Sip,” balas Alex, Sarah, Tania, Jay dan Lina.
"Trus Lex, emang lo separuh amerika ?" tanya Rio.
"Masa iye gue bilang separuh dunia lain, iblis lagi," jawab Alex.