AKU IBUNYA

Rayhan benar benar membawa Fira ke Singapura, lelaki tampan itu semakin manja saja, mereka berbisnis sambil holiday. Fira juga di bawa jalan jalan menikmati suasana negara yang terkenal tersebut.

Bahkan Rayhan sangat memanjakan istri barunya itu. Meski hubungan mereka tidak di publikasi Rayhan benar benar memperlakukan Fira selayaknya istri yang sesungguhnya.

Setiap hari Fira menunggu dengan setia Rayhan kembali ke Apartemen, Rayhan bahkan sudah meminta haknya kembali di sana. "Fir, kenapa rasanya aku ingin selalu nambah terus kalau bermain denganmu, rasanya perempuan perempuan seksi itu tidak ada apa apanya di banding dengan istri polosku ini." Bisik Rayhan di sela sela permainan mereka.

Sepertinya Rayhan sudah menerima Fira sebagai istrinya, meski dia masih mengurungnya di dalam sangkar emas tersebut. Fira boleh pergi jika bersama dengan Rayhan saja. Tapi anehnya, anak buah Rayhan belum bisa menemukan data antara Fira yang asli atau Dira yang datang ke hotel waktu itu. Data Safira seakan akan terhapus.

Maklum saja kekasih Sinta adalah hacker yang terkenal bahkan sangat di cari di asia. Jadi orang orang Rayhan tidak menemukan apapun tentang mereka.

Hari berganti dengan cepat, belum ada pergerakan sama sekali dari Dira dan Ibunya. Rayhan dan Fira hidup berbahagia menanti putra mereka lahir ke dunia ini dengan selamat. Meskipun Ray orang yang super sibuk dan dia juga arogan, tapi menyangkut tentang calon anaknya, Ray pasti akan menyempatkan diri, apalagi meladeni ngidamnya Fira.

"Ma, Dira sudah gatal nih ingin sekali menyingkirkan wanita sombong itu, Dira tidakrela dia bahagia bersama orang yang Dira cintai ma, mr Rayhan adalah target yang sangat empuk ma." kata Dira dengan kesal. Karena Sinta ibunya melarangnya bergerak sebelum Fira melahirkan.

"Kalau mau hasil yang maksimal, kau harus sabar, tungu, tinggal saru bulan lagi. Kita akan lancarkan semua rencana kita, dan tugas kamu hanyalah mempelajari dan mempraktekkan sifat dan perilaku Fira, supaya semua berjalan dengan lancar, meski kau harus menjadi Fira, tapi tidak apa apa kan, dia yang berjuang, kau yang akan menuai hasilnya, jadi biarkan dia bahagia terlebih dahulu." Ucap Sinta.

Sinta sudah punya rencana yang sangat bagus dan rapi, mereka akan melenyapkan Fira setelah Fira melahirkan anaknya, dan Dira yang akan menggantikan posisi serta peran Fira.

🌷🌷🌷

Hari yang di tunggu tunggu akhirnya datang juga, Ray dan Fira menunggu kelahiran putra pertama mereka , sedangkan Nadira menunggu kesempatan untuk menggantikan kehidupan mewah Fira.

" Mas perutku sakit sekali, sepertinya anak kita sudah tidak sabar ingin melihat dunia ini, ssttt." Fira meringis kesakitan mersakan tekanan dari dalam perutnya.

" Ayo sekarang kita ke rumah sakit, Amin, cepat kau hubungi Dokter Risa, suruh dia menunggu di rumah sakit, aku akan bawa Fira kesana sekarang juga!" Rayhan meminta kepala rumah tangga untuk segera menghubungi doter yang menangani Fira selama ini, dan dia langsung menggendong Fira ke mobil, Rayhan tidak sabar jika harus menunggu jalan Fira yang lambat, karena menahan berat putra mereka.

Ray tidak menunggu Rudi atau siapapun juga, dia kini menyetir sendiri mobilnya, bagaikan orang kesetanan, Ray melajukan kuda besinya dan tidak tega melihat Istrinya yang sudah gelisah menahan sakit.

Dokter Risa yang kebetulan berjaga di rumah sakit, segera menyiapkan semuanya beserta timnya, mereka menunggu Rayhan di lobi, Mereka tidak mau mengecewakan pemilik rumah sakit tersebut.

Begitu melihat mobil Rayhan parkir di depan Lobi, beberapa perawat menyambut dan memindahkan tubuh Fira di brangkar dan membawanya ke ruang bersalin yang sudah di sterilkan tersebut.

Rayhan juga ikut ke dalam sana, dia sungguh tidak tega melihat perjuangan sang istri mengeluarkan anaknya dari dalam rahimnya.

"Fir, aku berjanji akan membahagiakan kamu dan putraku, tidak ada kata cerai lagi Fir, aku mencintaimu, entah mulai kapan rasa itu muncul, tapi karena gengsiku, aku tidak mau mengatakannya." Di samping Fira, Rayhan mengutarakan isihatinya dengan tulus.

Fira menggenggam tangan Rayhan dengan hangat, dia akan kuat dan berusaha melahirkan buah hati mereka dengan selamat.

Fira mengikuti semua arahan dari dokter, sementara Rayhan memejamkan matanya dan dia mencium lama kening istrinya tersebut, seakan akan mereka akan berpisah jauh.

Entah apa yang ada dalam hati Rayhan , apakah dia punya firasat buruk atau apa, tapi dia merasa akan berpisah dengan Fira. "Ya Allah tolong jangan pisahkan aku dengan istriku, seperti kau memisahkan aku dengan ibuku ya Allah, aku tidak mau anakku hidup dengan asuhan ibu tiri ya Allah."

Rayhan menitikkan air matanya di dahi Fira. "Mas aku juga mencintaimu, jaga putraku dengan baik ya." ucap Fira, sebelum dia mengejan panjang.

"Tidak sayang, kita akan menjaganya bersama sama, dengan penuh kasih dan sayang." jawab Rayhan yang menepis semua yang ada dalam angan mereka.

" erghhhh" Fira mengejan hingga terdengar suara tangis bayi yang keras menggema di ruangan bersalin tersebut. Fira dan Rayhan sangat lega mendengar sura tersebut, dan perasaan takut di hati Rayhan hilang sudah, karena ibu dan anaknya selamat.

Dokter Risa membawa bayi gembul itu dan menengkurapkan di dada Fira, untuk mendapatkan asi yang pertama kalinya.

"Selamat tuan , bayi anda lahir dengan normal dan sangat tampan." Dr Risa memberi Rayhan selamat kepada pasangan ibu dan ayah baru tersebut.

Fira memegang lembut tangan mungil itu dan mencium bayi merah tersebut, rasanya tak mau dia lepas dari pelukannya saat dr Risa kembali mengambil bayi tersebut untuk di bersihkan.

Setelah semua bersih, Rayhan mengumandangkan adzan dan iqomah untuk putranya. Setelahnya , bayi tersebut di bawa ke ruang bayi, supaya ibunya bisa beristirahat sebentar. Kini tinggal Rayhan dan Fira yang berada di dalam kamar tersebut.

Tiba tiba saja Rayhan mendapatkan sebuah telpon dari seseorang yang mengaku sebagai kliennya.

"Sayang aku keluar sebentar ya, ini ada telpon dari mr Raimon, kamu istirahat dulu ya, satu jam lagi baby jo akan di bawa kemari." Rayhan minta ijin untuk menerima telpon dari Mr raimaon tersebiut.

Di sudut ruangan, Dira, Sinta dan anak buahnya sudah siap beraksi, mereka mematikan jarinagn cctv yang berada di sekitar kamar Fira.

Dua orang laki laki menyamar jadi klining servis, masuk ke dalm kamar Fira yang mulai memejamkan matanya, mereka segera membius Fira, lalu memasukkan Fira ke dalam tempat sampah yang mereka bawa, dan kini giliran Nadira dan Sinta yang masuk ke dalam kamar tersebut, Dira sudah berpenampilan sama persis dengan penampilan Fira, dan tidur di kamar itu, untuk menjadi Safira.

"Ingat, kau harus bersikap alami, seperti Fira, kalau Rayhan tahu, bisa habis nyawamu, oke." Sinta memperingati naknya tersebut supaya bersandiwara sebagus mungkin.

Sinta buru buru keluar dari sana dan keluar dari rumah sakit.