melati adalah seorang wanita cantik dari kampung yang ikut merantau suaminya ke Surabaya, dengan berbekal ijazah SMA ia pun di terima kerja di sebuah perusahaan dengan posisi hanya sebagai karyawan produksi biasa, tapi di saat itulah anak dari bosnya jatuh cinta pada nya, akankah melati bisa sepenuhnya setia atau malah jatuh cinta pada bos nya, ikuti terus kisahnya ya guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seindah Permata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
" cantik kan itu cewek pak Dhe" kata kang Doni pada penjual nasi goreng.
" iya don, sering juga dia sama suaminya beli ke saya" jawab penjual nasi goreng itu.
" , emang gila si arif itu, masa' punya istri secantik itu di tinggal di kosan sendirian, nanti di embat orang baru tau rasa" tambah kang doni.
"hehehe, namanya juga tuntutan kerjaan Don, mau gimana lagi" tambah pak de.
" iya sih, yaudah pak berapa tadi" tanya Doni sambil mengeluarkan dompet hitam dari saku nya.
.
.
Setelah sampai kamar kos nya melati lega, dia benar-benar takut pada kang Doni itu. Bukannya apa-apa, tatapan mata kang Doni membuat nya agak risih.
setelah bersih-bersih badannya melati pun menuju kasurnya kemudian berbaring di sana dan kembali memikirkan ibu nya tadi.
"Kayak nya ibuk emang sakit hati banget liat aku di gosipin gitu di kampung" gumam melati mengingat ibunya tadi sampai menangis.
"Sekarang mas Athar udah pergi, lebih baik aku mikirin keluarga aku sendiri kedepannya mau gimana, apa aku turutin aja ya mau nya ibuk, aku lepas KB aja deh Minggu depan " melatipun akhirnya luluh akan tangisan ibunya tadi, ibu dan bapaknya memang sudah berumur karena sebenarnya anak pertama mereka diatas melati jauh, tapi sudah meninggal waktu masih bayi.
Setelah memutuskan itu, karena belum terlalu malam melati memilih menonton acara komedi di hp nya, melati memang lebih suka nonton di handphonenya karena tanpa harus menunggu iklan. melati menonton sampai Pukul 10, akhirnya melati pun sudah tidur.
Pagi hari nya melati pun bekerja seperti biasa, saat di pabrik melati tidak bisa melupakan bayang-bayang Athar yang memang sering ia lihat di sini, malah tiga bulan terakhir Athar setiap hari akan mengawasi bagian melati, saat melati tanya alasannya katanya hanya ingin melihat melati.
"Harus bisa lupain, harus bisa lupain" melati menanamkan kalimat itu dalam otak kecil nya, bahkan ia sengaja memblokir nomor Athar agak mereka sama-sama berhasil melupakan.
Tapi kalimat itu bukannya berhasil malah membuat melati sakit sendiri, hatinya menolak untuk melupakan Athar, bagaimana pun juga Athar selalu membuat melati bahagia, caranya memberi perhatian, caranya memperlakukan melati agar dirinya nyaman, semuanya melati ingat dalam pikirannya. Bukan barang mahalnya yang melati nilai, tapi di mata Athar selalu terpancar ketulusan untuk nya.
"Ingat melati, kamu punya Arif, ini yang terbaik untuk kalian berdua" melati menarik nafasnya mencoba mensugesti dirinya dan pikirannya agar bisa berpikir normal.
"Oke, mungkin aku memang harus hamil, biar saat aku punya anak nanti, pikiran tentang Athar itu bisa terhapus" gumam melati.
Hari Minggu waktunya arif pulang, seharusnya Sabtu sore arif sudah pulang tapi sampai hari Minggu ini arif tidak ada kabar, bahkan hp nya masih tidak aktif, akhirnya melati sendiri ke puskesmas untuk melepas KB iud yang ada di organ intim nya. Tadinya ia ingin mengajak arif, tapi arif malah tidak ada kabar.
Setelah dari puskesmas melati berharap arif pulang, ia bahkan membeli dua nasi bungkus untuk nya dan suaminya. Tapi ia harus kecewa karena sampai tiba di kos nya arif masih belum ada.
Berkali-kali melati menelpon arif nomornya masih tidak aktif, melati khawatir sekali pada arif, takut terjadi apa-apa. Hari Minggu ini melati lewati dengan diliputi kekhawatiran.
Sudah dua Minggu melati tidak mendapatkan kabar dari arif, entahlah melati juga tidak punya nomor teman arif yang bisa di hubungi ia tidak bisa bertanya pada siapa-siapa, apalagi bertanya pada mertuanya, takutnya malah membuat mama mertuanya khawatir, jadi lebih baik ia simpan sendiri.
melati tiduran di kasur nya, ia baru pulang kerja, malas sekali rasanya mau mandi.
"Mas arif kemana sih, masih nggak bisa di hubungin" gumam melati sambil menatap langit-langit kamarnya.
Sebenarnya tubuhnya tidak seberapa lelah, tapi hati dan pikirannya sangat lelah, memikirkan dua laki-laki, yang satu suaminya yang belum ia ketahui bagaimana keadaannya, yang satu lagi seseorang yang raganya telah meninggalkannya tapi kenangannya masih terasa, ya melati masih mencintai laki-laki itu, dan tidak bisa dengan cepat menghapusnya.
Bahkan saat malam hari kadang ia menangis menahan rindunya, bukan untuk suaminya arif, tapi rindunya pada atharnferi
"Stop melati, udah cukup, lupain dia, dia udah bahagia pasti disana" gumam melati mensugesti kan pikirannya sendiri agar segera dapat melupakan perasaan nya.
Tiba-tiba hp nya berdering, saat melati lihat nama arif tertera di layar panggilannya, segera ia angkat telepon nya.
"Halo assalamualaikum mas, Kamu dimana? Baik-baik aja kan??" Tanya melati.
"Waalaikumsalam, mas baik kok, maaf ya baru bisa hubungin soalnya kemarin hp mas rusak" jawab arif.
"Alhamdulillah kalau mas baik-baik aja, terus gimana hp nya?"
"Iya sayang, jadi gajian mas bulan ini udah mas beliin hp lagi, yang lama udah nggak bisa di benerin"
" Hah, terus ?"
"Ya untuk bulan ini mas nggak kasih jatah bulanan ke kamu nggak apa-apa kan? Kalau mas kasih kamu ntar mas nggak ada pegangan buat rokok sama makannya"
"Gitu ya, yaudah deh nggak apa-apa " jawab melati.
"Kamu habis gajian kan yang?" Tanya Naufal
"Iya mas"
"Yaudah, pake uang kamu dulu nggak apa-apa kan ?"
"Iya mas "
",Yaudah, cuma mau ngomong itu aja, mas mau berangkat lagi ya"
"Ehhh tunggu tunggu mas"
"Iya kenapa?"
"Kamu pulang kapan?"
"Nggak tau yang, nggak bisa janji, soalnya Sekarang rute nya ganti ganti"
"Yaudah kalau gitu, jangan matiin hp, selalu kabarin aku "
"Iya sayang, assalamualaikum "
"Waalaikumsalam " akhirnya satu bebannya lumayan sedikit berkurang, melati sudah mendapatkan kabar suaminya, membuatnya lega. melati pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
.
.
"Lo kenapa sih, balik dari Surabaya murung banget, tuh Marissa cerita ke gue elu kagak pernah perhatian sama dia, ketemu aja susah banget" ujar feri sahabat dekat athar saat baru sampai. Feri menghampiri athar ke ruangan nya saat jam istirahat.
"Tau lah, gue lagi gak mood " jawab athar singkat.
"Makan siang bareng yok, sama Leo juga" ajak feri pada athar.
"Males, gue nggak laper" jawabnya, mata nya fokus pada ponselnya, yang menampilkan foto Kamelati yang ia potret diam-diam saat sedang tidur, makan bahkan athar merekam diam-diam saat melati berjongkok di hadapannya, memang melati saat di ajak foto berdua tidak pernah mau, katanya biar pasangan masing-masing saat ngecek hp nggak ada yang curiga, alasan apaan itu, kan bisa di sembunyikan.