Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Berburu Makhluk Malam
Malam itu, karena Luvi kalah berdebat dengan Dominic. Ia terpaksa mengenakan gaun ungu yang terbuka tersebut. Luvi terus menarik-narik untuk menutupi bagian atasnya yang terbuka, hingga dadanya yang putih terlihat jelas dan sangat menggoda.
“Tuan, apa anda tega membiarkanku memakai pakaian seperti ini di malam hari?” ucap Luvi memelas.
“Ini satu-satunya cara, Luppy. Lagipula saat malam hari tidak akan banyak yang melihat kecuali makhluk itu”
“Bagaimana jika ada pria yang menghampiriku?” alis Luvi menaut dan tersirat ketakutan di wajahnya.
“Tinggal kau tampar saja wajahnya, lalu kau bilang aku sedang menjalankan misi!”
Luvi menurunkan pundaknya dengan kalimat Dominic yang selalu menganggap enteng.
“Lalu aku harus berdiri dimana dengan pakaian seperti ini?”
“Kau hanya perlu pura-pura menjadi wanita malam sesuai rencana kita kemarin, kau akan menunggu di depan kedai sedikit mendekat kearah pepohonan, dan agak menjauh dari wanita malam yang berdiri juga disana”
Akhirnya dengan keterpaksaan, Luvi yang mengenakan pakaian ala wanita malam, dengan dandanan yang sedikit mencolok, berdiri di depan kedai.
Dominic tersenyum lebar penuh maksud melihat Luvi berpakaian seperti itu.
“Tuan! Awas kau jika mentertawaiku!” ancam Luvi dengan tatapan tajam.
“Ya, ya … “ Dominic menyudahi candaannya. “Aku akan bersembunyi di atas pohon ini menunggu makhluk itu keluar” kata Dominic sambil menunjuk pohon besar di dekat kedai.
“Tapi aku sangat takut, Tuan” keluh Luvi.
“Sudah tenang saja, semua akan baik-baik saja” Dominic segera menghilang dari pandangan Luvi.
Beberapa saat berlalu,
Dari atas pepohonan, Dominic terus menatap gadis cantik dengan gaun pendek berwarna ungu tersebut. Walau penerangan cahaya lentera yang agak redup dan membuat pemandangan kearah Luvi sedikit gelap, tapi kecantikan gadis itu tetap bisa dinikmati oleh Dominic dari atas pohon besar.
‘Luppy, kau sangat cantik dengan pakaian apapun. Andai aku bisa- …’ tiba-tiba mata tegas Dominic membulat. Ototnya spontan menegang ketika ia tidak melihat keberadaan Luvi di sana. Padahal baru saja ia melihat Luvi berdiri, tapi kini gadis itu hilang dalam sekejap.
“Luppy!, Luppy! Dimana kau?!” Dominic mulai panik. Ia memutuskan untuk turun ke bawah.
Pria itu menoleh ke segala arah, tapi tidak ada tanda-tanda sesuatu yang bergerak. Kemudian ia melihat kearah wanita malam yang berada agak jauh di depannya, tapi sepertinya mereka tidak melihat apa-apa, karena para wanita itu santai seperti tidak terjadi sesuatu.
“Baru saja aku melihatnya!, bagaimana mungkin dia hilang dalam sekejap. Sial!, kemana hilangnya dia” Dominic mengusap kasar rambutnya kebelakang kebingungan.
Dalam kebingungannya, ia melihat tanda merah di tanah, seperti bubuk yang di tabur. Dominic mendekati bubuk berwarna merah tersebut, pria itu memicingkan matanya dan dengan obor yang sudah didapatnya ia mendekati bubuk merah tersebut. Ternyata bubuk itu mengarah ke dalam hutan.
“Ah!, ini pasti petunjuk yang digunakan Luppy yang kemarin ia katakan padaku. Gadis pintar!” Dominic melihat kearah hutan.
“Luppy, aku akan menemukanmu, dan akan ku hajar makhluk manapun yang membawamu!. Dasar brengsek!” gumam Dominic kemudian mengikuti arah taburan bubuk merah tersebut.
Sampai akhirnya samar-samar Dominic menemukan sebuah cahaya api unggun agak jauh di depannya, dan bubuk merah yang diikutinya hilang disana.
Dominic bersembunyi di balik pepohonan. Ia mematikan obornya, dengan perlahan ia melangkah menuju ke tempat yang terang karena cahaya api tersebut.
Mata Dominic membulat, rahangnya mengatup keras, ia jelas melihat Luvi yang tengah tergeletak di tanah dekat bebatuan besar. Gadis itu terlihat pingsan.
‘Sialan!, kemana makhluk itu. Aku akan menyelamatkanmu, Luppy-ku!’
Dengan hati-hati Dominic mengeluarkan pedangnya. Tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat sesosok manusia berbadan kekar, dengan kepala berbentuk serigala tengah membawa air di dalam wadah tembikar dan menghampiri Luvi.
‘Itu dia!’ geram Dominic ketika melihat punggung kekar dengan jubah lusuh, berkepala serigala.
Dominic dengan kecepatannya langsung mengayunkan pedangnya kearah punggung si makhluk ketika makhluk itu mendekat kearah Luvi dan akan memberi Luvi minum, tapi tiba-tiba …
“Ugh!” leher Dominic di cengkram dengan cepat oleh makhluk tersebut yang tiba-tiba saja dengan insting luar biasa menoleh cepat kearah Dominic.
“Si-a-lan - ka-u!” suara Dominic tercekat oleh cengkraman makhluk mengerikan dengan sorotan mata tajam.
‘Ke-napa dia bisa cepat sekali. Sial! Aku tidak bisa melihat gerakannya’ gumam Dominic yang masih di cengkram oleh pria berkepala serigala.
Tapi dengan kekuatan seorang Dominic, pria itu berhasil memukul wajah serigala itu dengan sangat kuat kemudian menendang perutnya.
“Aarrhg!” pekik Dominic yang puas memukul makhluk itu.
Makhluk berkepala serigala itu jatuh tersungkur mendapat pukulan dari Dominic. Kemudian dengan cepat Dominic memanfaatkan situasi, ia menghantamkan pedangnya kearah makhluk tersebut.
Tapi makhluk itu berhasil menghindar, kemudian Dominic lagi-lagi menebaskan pedangnya dengan lihai. Darah mencuat dan ada bercak darah di mata pedang Dominic, itu menandakan bahwa makhluk tadi terkena sabetan pedang Dominic.
‘Aha! Dia kena juga’ pekik batin Dominic puas.
Pertarungannya dengan makhluk berkepala serigala ini sangat melelahkan. Baru kali ini Dominic menghadapi lawan yang seimbang.
Beberapa pukulan tanpa disadari Dominic mendarat di perutnya, namun untungnya Dominic masih bisa menahannya. ‘Sial, tanpa senjata dia masih bisa menyerang ku’ geram Dominic.
Mereka sama-sama kuat dan mampu bertahan. Beberapa saat pertarungan mereka seimbang.
Dominic dengan kekuatannya sedangkan si kepala serigala dengan kecepatannya.
Mereka bertarung cukup lama, hingga keduanya belum mampu melumpuhkan yang lainnya.
Untuk sesaat keduanya duduk bersebrangan dengan jarak yang agak jauh. Nafas mereka sama tersengal-sengal, sama-sama mengumpulkan tenaga.
“Hey!, kau lumayan juga. Baru kali ini aku mendapat lawan yang seimbang” ucap Dominic disela nafasnya yang masih diatur.
Makhluk di sebrang Dominic hanya mengangguk-angguk sambil telunjuknya menunjuk kearah Dominic dan berganti mengacungkan jempol, tanda Dominic juga hebat.
Si makhluk berkepala serigala menawarkan sebuah wadah air terbuat dari kulit. Ia menyodorkan wadah air tersebut dari sebrang Dominic. Dominic paham ia menawarkan minum untuk penghilang dahaga.
“Bagaimana aku tahu kau tidak meracuniku. Minumlah dulu!” pekik Dominic yang masih beristirahat.
Si makhluk kepala serigala akhirnya meneguk air dari wadah air tersebut. Kemudian ia melihat kearah Dominic. Dominic mengangguk, kemudian si mahkluk tadi melempar wadah tersebut kearah Dominic.
Dominic meneguknya hingga sedikit menimbulkan suara di tenggorokannya. “Ha … segar juga air ini” gumam Dominic. “Hey, terimakasih!” ucap Dominic.
Mahluk serigala hanya mengisyaratkan dengan tangannya.
“Baiklah, istirahat selesai. Ayo kita akhiri!” ujar Dominic yang mulai berdiri dan diikuti si makhluk tadi yang juga berdiri.
Makhluk tadi sedikit membungkuk dan memasang kuda-kuda tanda siap menyerang.
“Maju kau, brengsek!” tantang Dominic sambil menghunuskan pedangnya.
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.