NovelToon NovelToon
Takdir Yang Kusalahkan

Takdir Yang Kusalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Niethayoel342

Takdir yang tak bisa di pungkir, semua adalah ketentuan Allah Swt
begitupun dengan kehidupan seorang wanita independen dan mandiri yang dijalani oleh Neneng seorang guru bahasa di sebuah lembaga pendidikan
apa saja perihal yang dihadapi oleh seorang Neneng??
ikuti kisahnya di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niethayoel342, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

Setelah aku memastikan semuanya dengan Ajid, tiba saatnya aku mengutarakan semuanya kepada emak dan bapak.

"mak..pak.." malam itu suasana hening. Emak yang sedang asyik dengan ftv favoritnya, dan bapak yang sedang menganyam jaring ikannya.

"mmmm..napa neng?" tanya bapak lagi.

"oiya neng, ajid nih gimana udah 2 tahun ga ada kabar nya, apalagi tanyain kabar emak dan bapak. Itu lagi orangtuanya juga entah kek apa ke kita nganggapnya ya. Anaknya los gituh wae orangtuanya juga." sewot emak sambil tidak lepas pandangannya dari tivi.

"jeh.... Sabar atuh mak..namanya ge tentara ya kitu melatih kesabaran sama kesolihaan istri dirumah."

"ya gak gituh, kalau udah begini ya Mak khawatir dia akan menyakti anak kita..

"huss amit amit ngomong sok kemana aja. Doakeun yang terbaik. Jangan suuzan...

"ya kalau gini emak khawatir, wis kalau ada yang mau sama neng sayang neng sama keluarga yang terbaik emak doain. Udah pak kalau bukan yang terbaik buat neng kita ikhlas ...

"mak..pak..itu yang mau nen omongin.." aku bercerita panjang lebar tentang mencari kepastian hubungan dengan Ajid. Nyatanya nihil. Sampai pada hari itu aku ceritakan juga pertemuanku dengan Ajid kemarin.

Setelah mendengar seksama ceritaku ada guratan kecewa di wajah bapak, entah kecewa seperti apa. Guratan kesal dari wajah emak. "sekali lagi neng minta maaf mak pak bukan neng gak mau mewujudkan keinginan kalian untuk menikah dnegan orang berpangkat tapi kalau nyatanya neng dan keluarga neng hanya dijadikan keset..mana mau mak..." isakku.

"biar bapak datangin dia ke kantornya, gob***k menghina saya dan anak saya gitu carana mah." emosi bapak berapi api.

"jangan lah pak udah, yang penting tidak satu kerugianpun anak kita, bener neng?belum di apa apain ajid?"

"sumpah mak. Belum pernah mak ... Mana berani nrng ngambil keputusan demikian kalau neng merugi."

"lalu, langkah kamu selanjutnya gimana?"tanya bapak lagi.

"neng tetep lanjut kuliah tinggal satu tahun lagi beres mak pak..."

"bapak sama emak belum tentu sanggup biayain kamu lagi, mau gimana sekarang pemasukan dari Ajid juga kamu ga ada... " masih dengan nada pesimis.

"kenapa bapak pesimis, toh selama neng sama Ajid menjalani hubungan sejak di hitbah 2tahun lalu sebelum dia pergi ke Bengkulu. Apa pernah neng di kasih uang jajan seribu perak????? Gak pernah mak, apalgi biayain. Demi Allah gak pernah !" jawabku menekan intonasi dengan nada ditekan.

"APAAAAAAA???" emak dan bapak hampir bersamaan.

"ya, selama ini neng ga mau minta sama emak dan bapak, selama ini neng gak mau membuat emak dan bapak kecewa. Neng selama ini untuk menutupi setiap kebutuhan kerja paruh waktu mak..pak...

.... Neng gak diam aja neng berusaha keras mak menutupi semuanya hingga neng bertemu A Alam.

"berandal yang kemarin?" kata bapak.

"dia bukan berandal pak, penampilan memang begitu tapi hatinya, dewasanya, tanggungjawabnya membuat nen merasa dilindungi pak. Mak yang bantuin neng nutupin kebutuhan jajan dan biaya kuliah dar dia."

"orang mana dia? Bawa kesini kalau memang lelaki."

"tunggu dulu pak kita belum tahu asal usulnya. " cegah emak.

Dalam hatiku ya Allah lindungilah kami semoga emak dan bapak dapat merestui dan meridhoi.

"kamu tau siapa dia?" bapak berulangkali tanya.

Aku mengangguk pelan.

"sudah beberapa kali di bawa ketemu mama nya. Mama nya seusia bapak ko, wanita cantik dsri desa sebelah.. Bapaknya jadi anggota dewan dprd kabipaten. Alam kerja di telkomsel sebagai karyawan lapangan, usianya di atas 5 tahun dari neng."

"lalu?" kepo ibu mulai lagi.

"yasudah tidurlah nanti kita bahas kembali..."

...****************...

Kuceritakan semuanya lewat chat pesan singkat dengan A Alam. A Alam besok mau bertandang ke rumah. Undangan pertama dari emak dan bapak. Kali ini agak berbeda tidak seperti biasanya, kemarin yang sibuk menyiapkan ini itu adalah emak dan bapak, tapi kali ini aku yang sibuk sendiri dari mulai menyiapkan cemilan sama lauk pauk untuk makan aku sendirian. Emak dan bapak seolah menandakan gak percaya, padahal aku bersungguh dengan hatiku bahwa Alam berbeda dengan yang telah lalu.

Berdebar rasa hatiku ku dengar suara deru knalpot motor Satria FU milik A Alam. Kutengok dsri balik jendela kamar dia datang bersama dengan mama nya. Usia yang sudah tua tapi perawakannya lincah, kulit putih langsat, matanya sifit, hidungnya tajam bibitnya merah memakai gamis warna hitam dan kerudung merah. Memakai sandal selop kayu.. Cantiknya mama A alam. Mashaallah langsung kusambut mereka dari pintu utama. Muli menyalami mama A Alam. Lantas kupanggil emak dan bapak. Namun raut wajah mereka tidak seramah dan sehangat ketika keluarga Ajid bertamu kerumah.

Ah tak apa nanti juga lama kelamaan mereka mulai terbiasa. Aku merasa sangat nyaman dengan mama nya A Alam selain dia sangat bijaksana dan ramah dia juga bisa menenangkan kegalauan kami.

"mari masuk bu.. " sapa bapak mempersilahkan mama nya A Alam. Mereka berdua tersenyum manggut. Emak datang dsri warung bersama adikku.

"eh,, ibu... Mari masuk bu. Neng bawain minum untuk ibu dan Aa.." kata emak. Bergegas aku menyiapkan dan mempersilahkan untuk diminum. Pembukaan perbincangan kedua belah pihak alhamdulilah terasa hangat ternyata emak dan bapak bisa mengolah ketidaksukaannya menjadi begitu sangat akrab.

Ya, memang aku akui. A alam dan Ajid sungguh jauh antara bumi dan langit. Mungkin ekspektasi emak dan bapak ketinggian yang akhirnya dijatuhkan pada kenyataan yang diluar ekspektasinya.

"ibu, bapaknya Neng... Saya kesini jauh hendak meminta izin putri kesayangan bapak dan ibu untuk menjadi mantu saya. Saya memang tidak bawa apa apa hanya kesini memohon dulu memastikan dengan kata kata persetujuan bapak dan ibu. Anak saya memang, dia penampilan jauh daripada seorang pejabat yang mungkin pernah dengan neng..tapi percayalah dia tidak seperti penampilannya. Meski bertato, penampilan seperti ini adanya dia bukan anak berandalan pak bu. Dia anak bungsu saya, anak yang paling saya sayangi diantara kakak kakak nya. Untuk itu kami berdua memohon kesetujuannya ibu dan bapak." kata ibu A Alam dengan sangat lembut dan santun seperti wajahnya dan penampilannya. Pantas saja dulu kata A Alam beliau sangat diperebutkan para lelaki di desa nya dan di luar desa. Bahkan waktu bapak masih remaja pun pernah mendengar akan kecantikannya ibu Maryati, ya ibu nya A Alam ini. Ibu A Alam pernah jadi kembang desa yang akhirnya menikah dengan seorang bujangan bernama Bapak Herman Sayuti, he he he iya..itu papi nya A Alam. Tapi bapak Herman Sayuti dan Ibu Maryati telah bercerai lama waktu A Alam masih SMK. Ah sudahlah kita dengar jawaban bapakku seperti apa.

"ibu, kami disini tidak keberatan karena anak kamipun sangat menyayangi dan menyukai nak Alam. Hanya saja yang membuat saya khawatir dia masih kuliah tingkat akhir, apa nak Alam sanggup?apa mau nanti setelah lulus saja nikahnya.?" tanya bapak.

"SANGGUP" aku dan A Alam menjawab bersamaan sampai mata orangtua kami berdua salin bertemu pandang. Dan menahan Senyum

"anak saya, duda anak 1 pak bu..tapi anaknya tidak tinggal bersama kami. Dia tinggal jauh bersama ibunya. Untuk kebutuhan dan untuk biaya kuliah nya neng inshaallah kita bersama sama bu..pak. Saya dan anak saya bertanggungjawab sepenuhnya kepada anak bapak dan ibu."

"saya sebenarnya kurang setuju bu. Anak saya menikah dengan duda. Karena anak kami masih gadis bu...." kata emak seolah menunjukkan ketidaksukaannya. Kulihat bapak menyenggol tangan emak dengan sikutnya. Emak langsung diam.

"tapi, kalau perasaan anak saya dan anak ibu sama kenapa tidak bu, mari saja kita sama sama saling istikhoroh dulu."

Kemudian setelah berbincang lama jam dinding menunjukan pukul 16.00 WIB. Mama dan A Alam pun berpamitan hanya saja aku merasa gak enak dengan ucapan emak tadi kepada mama dan A Alam.

Semoga mereka bisa memakluminya atas sikap dari bapak dan emak.

Lebih menegangkan lho bab selanjutnya ....

...****************...

1
Tadashi Hamada
Kenapa thor bikin pembaca penasaran banget sih? Cepat updatee! 😭
Niethayoel342: tunggu ya say ... follow dulu okeh. terimakasih dukungannya 🙏🙏🙏
total 1 replies
Dulcie
Kapan update lagi?
Niethayoel342: ditunggu ya say
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!