NovelToon NovelToon
Echoes Of Furry

Echoes Of Furry

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Anak Kembar / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sweety Pearl

Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.

Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.

Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.

Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.

tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadwal Yang Sama.

❁ Happy Reading ❁

Keesokan harinya bertepatan dengan jadwal Qinling dan Wenhua pergi latihan tembak bersama, Wenhua memang mengambil latihan tembak juga hanya saja jadwalnya lebih sedikit dari Qinling karena ia duluan yang mengambil latihan tersebut beberapa bulan sebelum ia mengajak Qinling untuk ikut bergabung.

Sekitar jam sepuluh mereka berdua sudah selesai bersiap dan menyantap roti lapis yang disiapkan oleh Guotin, hanya ada mereka bertiga di dapur karena Fangxi pergi mengurus trading ke rumah Zhaoyang lalu Daxia masih di kamarnya.

"Kalau hari ini jadwal Qinling latihan mungkin gadis yang neror Jiayi itu ada datang gak?" tanya Guotin menyantap roti miliknya.

Qinling terdiam baru mengingat tentang hal tersebut sejenak ia diam berpikir. "Kayaknya ada sih, dia kan jadwal juga coachnya sama dengan gua."

"Tapi gua kepikiran kalau bukan dia yang ngelakuin," celetuk Wenhua santai.

"Napa lu mikir gitu?" tanya Qinling menoleh ke samping sambil menautkan kedua alisnya.

"Ya mungkin aja itu hanya akun samaran yang menggunakan identitas orang lain kan kemarin obrolan yang lu kirim ke dia diblokir," jawaban dari Wenhua membuatnya meletakkan roti lapis miliknya ke atas piring.

"Kok lu bisa tau?" Qinling terhenyak menatap wajah Wenhua, Guotin diam sambil mengunyah melirik kedua adiknya bergantian.

Wenhua menyuapkan potongan terakhir roti lapis lalu bersiap untuk beranjak dari kursi. "Ya keliatan kocak kemarin lu buka ponsel di samping gua yaudah apa lagi gua liat aja," Setelahnya pria itu langsung meraih kunci mobilnya dan berlari secepat mungkin menuju pintu depan.

"Anak kampret." Qinling mengambil potongan roti lapisnya dan langsung berlari menyusul Wenhua yang sudah menyalakan mobilnya di depan.

Guotin hanya menggelengkan kepala tertawa kecil melihat hal tersebut lalu membereskan piring yang mereka gunakan tadi, Daxia turun dari tangga sambil melihat ponselnya. Saat mendengar suara dua mobil yang keluar ia langsung menepi ke pegangan tangga melempar pandangan ke dapur.

"Guotin siapa itu yang keluar?" tanyanya dengan suara yang sedikit berteriak.

"Wenhua sama Qinling mau pergi latihan tembak," jawab Guotin mulai menyalakan keran untuk mencuci peralatan.

...****************...

Selama di jalan menuju ke tempat latihan yang berada di dekat kaki gunung Qinling dan Wenhua berbalapan saling menyalip, kaca di kiri kanan mereka diturunkan saat posisi mobil mereka berdampingan dengan kecepatan yang sama.

Qinling yang sangat jahil beride untuk menjahili Wenhua dengan menunjukkan jari tangannya yang berbentuk hati, Wenhua menganga dan menautkan kedua alisnya melihat hal tersebut langsung menutup kaca mobil kemudian mengebut meninggalkan Qinling di belakangnya.

Pelaku tertawa puas melihat tanggapan dari Wenhua tersebut, bagaimanapun membuat Wenhua kesal sangat membuatnya senang.

Sampai di tempat latihan setelah memarkirkan mobilnya duluan Wenhua berjalan menghampiri mobil Qinling yang baru saja tiba dan menghentikan laju mobil tersebut dengan berhenti tepat di depannya, Qinling menurunkan kaca jendela dan menyembulkan kepalanya keluar.

"Napa dah?" Qinling mengangkat dagunya singkat.

"Kagak sih gua tetiba kepikiran buat gak datang latihan hari ini." Wenhua berkacak pinggang tanpa hendak pergi dari depan mobil.

Qinling turun dan menarik adiknya itu masuk ke dalam mobil lalu setelahnya ia melaju perlahan mencari tempat kosong untuk parkir, setelah mobil terparkir mereka tidak langsung keluar, Qinling melepas seat belt dan menopangkan kepalanya ke setir menoleh ke Wenhua.

"Feeling gua gak enak banget dah gak tau kenapa bawaannya gak tenang padahal buat datang latihan gua semangat banget," suaranya terdengar sangat gelisah, Wenhua menghela nafas pelan memainkan kunci mobilnya.

"Gak ada yang perlu lu khawatirkan, Wenhua. Kita cuma datang ke kelas latihan tembak habis latihan kita pergi ngopi dulu biar lu bisa tenangin pikiran sejenak." Tangan Qinling tergerak mengelus kepala Wenhua dan mengacak rambutnya.

Wenhua yang tidak suka dengan diperlakukan demikian langsung menepis tangan Qinling. "Jaga tangan lu ya gua bukan anak kecil bisa lu gituin,"

"Status lu itu di bawah gua kita emang kembar tapi gua lebih tua dari lu," Qinling meledeknya dengan senyumannya yang tengil.

"Eh congor kuda kita beda gak sampai berjam-jam apalagi berhari-hari, hanya beda beberapa menit udah berlagak kayak paling tua aja lu," Wenhua menyentil dahi Qinling lalu langsung keluar dari mobil.

"Anak kampret." Qinling menyusul ikutan keluar dari mobil ingin membalas perbuatan Wenhua tapi anak itu sudah berjalan masuk ke dalam gedung latihan.

Wenhua langsung berjalan ke ruang loker untuk menaruh botol air dan juga kunci mobilnya, Qinling masuk ke ruangan dengan wajah terheran menatap ke arah luar.

"Di luar ada Yihua ngobrol sama coach gua," Wenhua mendengar itu langsung menutup loker dan berjalan ke pintu mengintip.

"Mana cok kagak ada siapa-siapa di luar." pandangannya melihat sekeliling tidak ada siapapun langsung berbalik masuk lagi ke ruangan loker.

"Ada tadi ngobrol sama coach mungkin udah masuk ke ruang tembak," Qinling langsung berjalan keluar membawa pistol latihannya masuk ke pintu area tembak.

Karena pembatas antar ruang loker dan ruang tembak adalah dinding yang sebagian atasnya adalah kaca tebal Wenhua duduk di kursi dekat dinding melihat Qinling yang sudah memakai headphone peredam.

Target bidikan bagian Qinling sudah turun dan tembakan langsung dilepaskan dengan mudahnya mengenai target, Wenhua tersenyum bangga melihat hasil bidikan saudaranya itu banyak yang tepat sasaran.

Setelah selesai poin hasil menembak Qinling muncul di layar besar yang ada di depan, hasilnya sangat baik. Coach masuk sambil bertepuk tangan lalu merangkul bahu Qinling.

Wenhua memperhatikan gadis berambut panjang yang berjalan mengikuti coach Qinling dari belakang, karena pembicaraannya tidak terlalu jelas ia memutuskan untuk menghampiri sebentar sementara coachnya belum datang.

"Selamat siang, Qinling. Jadi hari ini karena para coach akan rapat sebentar saya gak bisa melatih Yihua untuk pelatihan lapangannya yang pertama kali, kamu apa bisa menemaninya sebentar?"

Qinling langsung menurunkan tangannya yang sudah siap dengan todongan lalu menoleh ke samping, pandangannya menelisik kedatangan Yihua yang berdiri di belakang coachnya.

Wenhua datang dan langsung berdiri di samping Qinling kemudian tersenyum menyapa coach.

Setelah diam beberapa detik Qinling langsung mengangguk tanpa mengucapkan apapun, coach mengangguk lalu berbalik keluar. Yihua tersenyum lebar menatap ke Qinling hanya ke Qinling dan itu membuat Wenhua memicingkan matanya.

Qinling dengan jelas-jelasan berdecih lalu memutar bola matanya malas. "Kenapa lu cengar-cengir begitu ke gua?"

Ukiran senyum di wajah gadis tersebut menghilang sedikit lalu melirik ke arah mereka berdua bergantian. "Gua hanya senyum sebagai sapaan itu salah?"

"Gak jangan tersinggung sama ucapannya Qinling dia gak ada maksud apapun," Wenhua menahan Qinling untuk maju dan tersenyum ke arah Yihua. "Gua Wenhua, saudara kembarnya Qinling lebih tepatnya adik Qinling."

Wenhua mengulurkan tangan berkenalan Yihua tersenyum senang hati menerima perkenalan hangat tersebut dan memperkenalkan dirinya juga.

"Kalau memang lu mau latihan sama gua persiapkan pistol lu dulu sana gua bakalan nunggu di sini," Yihua langsung mengangguk dan pergi keluar, Qinling memandanginya melewati pintu.

Tatapannya terlihat mendalam dan Wenhua yang dari tadi memperhatikan hal tersebut sangat mengerti maksud tersendiri dari tatapan yang Qinling lontarkan ke Yihua.

"Gua sebenarnya gak mau ngajarin malas banget gua rasanya tapi yaudahlah," Qinling menghela pasrah.

Yihua datang membawa pistol G11 yang sama persis seperti yang dipegang Qinling saat ini, dahinya tertaut menatap genggaman pistol itu di tangannya karena pistol G11 itu untuk kelas tahap ketiga pembelajaran sebelum naik ke tahap ShotGun.

"Kok langsung pakai pistol buat kelas ketiga?" tanyanya meminta pistol, Yihua menautkan dahinya juga menolak menyerahkan pistol tersebut.

"Gua sebenarnya memang udah kelas tiga menembak hanya aja gua pindah tempat latihan karena ingin cari suasana baru, itulah makanya gua bisa daftar di coach dan jadwal yang sama dengan lu." jelas Yihua panjang lebar.

Qinling mengangguk dan mengajaknya masuk ke ruang tembak, Wenhua keluar dari sana melihat dari luar saja. Terlihat Qinling menyilangkan tangannya ke belakang sambil menjelaskan beberapa detail kepada Yihua yang sudah bersedia dengan tangan menodong.

Sekali tembakan diloloskan oleh Yihua saat Qinling menganggukkan kepala, pelurunya tidak mengenai sasaran dan malah sedikit melenceng, Qinling berinisiatif membantu mengarahkan dengan berdiri di belakang Yihua dan mengarahkan tangannya.

Wenhua menganga melihat kejadian tersebut Yihua bahkan terlihat tegang dengan perlakuannya sementara Qinling tetap berekspresi datar, tembakan dilepaskan saat Qinling terlihat berbisik dan sasarannya tepat mengenai sasaran bidikan.

Setelah mengobrol sebentar Qinling mengusap kepala Yihua tersenyum tipis lalu keluar dari ruangan tembak menghampiri Wenhua, adiknya itu melipat kedua tangannya di depan dada tersenyum simpul yang sepertinya menyembunyikan arti.

"Ini kalau Daxia ngeliat apa kagak keringat dingin dia kembarannya dekat sama seorang gadis," celetuknya santai dengan ekspresi mengejek, Qinling menoleh mendengar itu dan bersiap untuk menyikutnya.

"Sembarangan, lagian cuma teman latihan gak bakalan ada apa-apanya." Qinling berlalu pergi menuju ke ruang loker, Wenhua masih terus-terusan tersenyum lalu mengekori ke mana Qinling pergi.

❁ See You In The Next Part ❁

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!