NovelToon NovelToon
Klub Film Ini Bermasalah!

Klub Film Ini Bermasalah!

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Agus S

Namaku Dika Ananto. Seorang murid SMA yang ingin sekali menciptakan film. Sebagai murid pindahan, aku berharap banyak dengan Klub Film di sekolah baru. Namun, aku tidak pernah menduganya—Klub Film ini bermasalah!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Yang Dingin

Dika hanya bisa terperangah melihat bekas luka di punggung Chika. Dia tidak ingin menanyakannya. Apalagi itu terlihat menyakitkan. Dika berusaha mengganti topik pembicaraan mengenai makan malam hari ini.

Ada suara tertawa kecil yang keluar dari mulut Chika. Dia tidak menyangka kalau Dika tidak menanyakan luka yang Chika dapatkan. Chika hanya tahu kalau Dika adalah laki-laki yang baik.

"Apa kamu ingin merekamnya? Bukannya ini ide yang bagus?" usul Chika, "Jadi, pemeran utamanya memperlihatkan luka yang dia dapatkan karena orang tuanya. Luka itu yang mendorong pemeran utama untuk mengakhiri hidupnya."

"Aku merasa tidak tertarik menampilkan hal itu," ucap Dika, "Nyatanya luka yang kamu dapatkan hanya akan tertanam dalam film sampai akhir hayat nanti."

Mendengar jawaban Dika. Chika hanya terdiam mematung di depan kamar mandi. Dia kemudian melepas rok sekolahnya tanpa memedulikan sosok Dika yang berdiri di belakangnya.

Dika langsung berbalik badan karena terkejut dengan tingkah Chika yang begitu sembrono di depan laki-laki. Dika merasa dirinya tidak dipandang seperti seorang laki-laki pada umumnya. Padahal menurut dia, laki-laki bisa saja kebablasan dan Dika selalu menahan semua itu.

Seusai Chika mengunci pintu kamar mandi. Ada suara air yang jatuh ke lantai dengan bersamaan. Setelah Chika melepas pakaian dalamnya, dia langsung berendam di dalam bak yang hangat.

Ada hembusan napas berat dari Dika. Dia berjalan ke arah penanak nasi yang masih tersisa setengah. Dika beruntung membeli mie instan tadi. Jadi, dia berpikiran untuk memasak mie instan setelah Chika mandi. Sebab mie instan tidak akan terasa sedap jika tidak disantap saat masih hangat.

Secara tiba-tiba, Dika mendapatkan notifikasi pesan dari ponselnya. Dia menemukan kalau pesan itu berasal dari grup klub film. Dika menemukan kalau Kak Tio sebagai Ketua Klub Film membuat grup baru yang berisi kru film.

Delly: [Wah, terima kasih sudah mengundangku kesini, kak Tio.]

Dika: [Tidak kusangka akan dibuat grupnya.]

Mona: [Ngomong-ngomong, kamu dan Delly jadi buat reading besok, 'kan?]

Dika: [Jadi. Waktu kita tidak banyak. Karena itu, aku ingin melakukan syuting secepat mungkin.]

Tio: [Ngeri sekali pak sutradara, hehe.]

Nuri: [Diamlah, Tio. Kita juga harus berjuang tenaga, bodoh!]

Tio: [Iya-iya. Marah-marah mulu, Bu.]

Widia: [Aku masih bingung dengan peranku di projek ini. Ada yang bisa menjelaskannya padaku?]

Dika: [Kurasa, kak Widia akan membantu mempromosikannya jika film ini sudah selesai.]

Mona: [Kudengar cuaca hari ini yang hujan. akan kembali seperti semula besok layaknya musim kemarau.]

Delly: [Jika besok masih tetap hujan. Gimana, Dika?]

Dika: [Itu bukannya harapanmu?]

Delly: [Hehe.....]

Dika menggelengkan kepala melihat suasana grup yang ramai. Sambil meregangkan kepalanya, Dika memutuskan untuk tiduran di atas kasur untuk menunggu Chika selesai dari kamar mandi.

Dengan cepat Dika menjatuhkan dirinya ke atas kasur. Dia membuka ponselnya dan memeriksa layanan streaming film di ponselnya untuk menonton film. Dika sudah jarang sekali menonton film Jepang. Karena itu dia menekan 'One Week Friends'

One Week Friends.

Bercerita tentang seorang murid SMA bernama Yuki Hase yang jatuh cinta pada Kaori Fujimiya. Setelah mereka berdua berteman, Yuki menemukan kalau Kaori tiba-tiba melupakan pertemanan mereka.

...***...

Dika sudah lama tidak menangis saat menonton film. Film One Week Friends jelas sangat menyedihkan baginya. Dengan cepat Dika memberikan nilai 'suka' pada layanan streaming yang dia gunakan.

"Wajahmu yang menangis itu sangat lucu," celetuk Chika yang tiba-tiba sudah berada di samping Dika mengenakan piyama putih panjang.

Ada bekas air mata yang mengalir di dekat wajah Chika. Dika langsung membalas ucapan Chika kalau dia juga mempunyai bekas air mata di wajahnya.

Chika langsung mengelap bekas air mata menggunakan tangannya, "Mana? Tidak ada, 'kan?"

Dika langsung mengangkat kepalanya dan duduk di tempat tidur. Dia mengeluh mengapa Chika tidak mengatakan apapun kalau dirinya sudah selesai mandi. Dika yang malah keasikan menonton film sampai lupa waktu mengenai Chika.

Chika tersenyum kecil di atas tempat tidur putih yang cocok dengan warna piyamanya, "Habisnya aku tidak ingin menganggumu. Lagipula aku juga terhibur dengan itu."

Secara tiba-tiba, Chika langsung berdiri dan menanyakan kamera yang Dika gunakan sebelumnya untuk merekam Chika. Dika menunjuk ke arah selempang yang digantung di dinding.

Chika langsung mengambil kamera milik Dika dan memintanya untuk merekam dirinya yang sedang tertidur di atas tempat tidur.

"Apa kamu terpikirkan sesuatu?" tanya Dika penasaran sambil mempersiapkan kameranya.

Chika mengiyakannya.

Mendapat tanggapan dari Chika. Dika langsung mengarahkan kameranya ke arah Chika yang tidur di atas tempat tidur dan mempersiapkan posisinya di depan kamera.

"Habisnya kamu yang menangis karena menonton film sangatlah lucu," kata Chika.

Tanpa aba-aba, Chika mengubah posisi kepalanya ke arah samping. Dika segera mengubah posisi pengambilan gambar dan ikut terjun ke atas tempat tidur yang seolah-olah memperlihatkan dua orang sedang berbicara bersama.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Chika sambil tersenyum kecil.

"Apanya?"

"Jika rekaman video ini selesai. Jika aku terbaring di peti mati pada suatu hari nanti dan dikuburkan. Jika kamu melihat video ini. Apakah kamu akan menangis seperti saat sedang menonton film yang tadi?"

Ada jeda untuk sesaat agar Dika bisa memikirkan apa yang ingin dia katakan. Merasa tidak ingin membuat Chika menunggu jawaban dari Dika. Dengan napas panjang yang dalam. Dika menatap kedua mata Chika.

"Aku pasti akan menangis," balas Dika dengan suara lembut layaknya diucapkan dari perasaan terdalamnya, "Aku pasti menangis sampai air mataku berhenti mengalir."

Chika tertawa pelan sambil memukul pundak Dika yang ucapannya begitu dilebih-lebihkan. Dika yang kesakitan langsung mematikan kameranya.

Dika bertanya pada Chika apakah rekaman barusan akan dihapus atau tidak. Namun, menurut Chika itu sudah cukup. Chika menambahkan kalau itu adegan yang layaknya komedi romantis.

"Lagian kenapa kita harus improvisasi, sih?" keluh Dika dengan berdiri dan mematikan kameranya, "Itu sulit tahu...."

"Justru aku ingin mendapatkan momen canggung karena tidak berpatokan pada skenario, Dika," ungkap Chika dengan mengarahkan tangannya membentuk lambang peace.

"Hadeh...."

Dika kemudian teringat dengan tujuan dia sebelumnya. Dika ingin membuat mie instan karena cocok disantap saat suasana dingin seusai hujan.

Chika hanya mengangkat kedua bahunya dan ingin mengikutinya. Dia mengaku ingin membantu bagian dapur karena merasa tidak enak membuat Dika terus-terusan memasak untuknya.

"Bagaimana jika disaat aku sedang mandi. Kamu potong saja cabai dan bawang di dapur?" tanya Dika untuk mengusulkan idenya, "Untuk urusan memasak bagianku."

Chika menggelengkan kepala karena menemukan ide yang menarik di kepalanya. Dia mendorong Dika untuk segera mandi dan Chika yang ingin memasak keseluruhan mie instannya.

"Aku soalnya pernah mendengar resep yang bagus dari internet," ungkap Chika dilanjutkan suatu cengengesan.

Memandangi Chika yang energik. Dika masih tidak bisa membedakan ekspresi Chika yang sebenarnya. Terkadang Chika terlihat ingin sekali meminta pertolongan. Disisi lain, dia juga berlagak layaknya gadis SMA pada umumnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!