NovelToon NovelToon
Fragillis Puella

Fragillis Puella

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dyeka

Blurb

Valencia Agatha Gavriella
Gadis cantik yang hidupnya hanya tentang kesedihan dan gadis polos yang sebenarnya memiliki banyak rahasia.
Dibenci ayah dan abangnya hanya karena dianggap penyebab meninggal bundanya.
Selain di benci ayah dan abangnya, ia juga dibenci oleh kekasih nya. Devlyn Favian Smith–Manusia bastard yang mengklaim Valencia Agata Gavriella hanya untuk balas dendam atas kematian saudara kembarnya.
Sifatnya yang licik dan kejam membuat semua orang takut pada nya.
Hidupnya memang penuh air mata, tetapi bukan harus ia menyerah melainkan ia harus tetap tegar karena masih ada janji dan tugas yang ia harus lakukan.

•Penasaran gak nih?
•Rahasia apa sih yang disimpan Cia?
•Tugas apa yang dilakukan oleh Cia?
•Dan sekuat apa Cia menghadapi pacar yang Toxic dan kebencian cinta pertama dan kedua nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyeka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa lalu Alva

Bel pulang sekolah sudah bunyi sejak 20 menit yang lalu, tetapi ke enam remaja ini masih stay di lantai dua menunggu sekolah sepi. Sore ini mereka ingin menjenguk Cia sekalian ingin minta maaf karena sudah menuduh selingkuh.

“Lu beneran nggak tau dimana Cia di rawat?” tanya Zia yang curiga kalau Tania bohong.

“Gua nggak tahu! Gua kan dari tadi di sekolah dan bang Alva juga nggak ngasih tau,” pekik Tania kesal.

Bryan menatap tajam Tania. “Santai, bos! Nggak perlu juga bentak pacar gua,” ucap Bryan sinis.

Tania yang memang belum bisa damai dengan mereka pun hanya memutar bola matanya malas. Jujur saja dirinya sangat malas bersama mereka, kalau bukan karena Zia yang rusuh menyuruh nya untuk ikut pasti dirinya saat ini sudah berada di rumah maraton drama korea queen of tears.

Nathan yang sudah mendapatkan balasan dari Alva pun langsung menengahi. “Udah nggak usah ribut! Nih, gua udah di kasih tau Alva di mana Cia di rawat,” lerai Nathan.

Setelah mendapatkan rumah sakit di mana Cia di rawat mereka langsung turun ke parkiran sekolah yang berada di samping gedung sekolah.

“Eh, ini kita nggak beli buah gitu buat Cia? Masa cuma dateng doang” tanya Jojon setelah sampai di parkiran.

“Kita cuma mau minta maaf m, kan? Ngapain segala beli buah? Buang-buang uang saja,” jawab Bryan yang langsung ditatap tajam Tania dan Zia.

“Bry! Jangan gitu lah,” sentak Nathan nggak suka. Ia tau kalau Cia pembunuh Davin, tapi nggak seharusnya mereka terlalu membenci Cia.

“Buat beli buah biar gua sama Tania aja. Tan, lu tadi berangkat bareng Alva, kan?” tanya Alva memastikan Tania tadi pagi berangkat sekolah bareng Alva atau sendiri.

Tania yang malas untuk berbicara hanya mengangguk menanggapi ucapan Nathan. Sungguh hari ini adalah harinya Tania badmood. Bagaimana nggak badmood kalau dari pagi sudah dibuat muak dengan inti Nevermind apalagi rencana SevenDie kumpul harus ditunda cuma karena inti Nevermind.

“Di mana?” tanya Devlyn yang sedari tadi hanya mengikuti alur teman-teman nya.

“Smith hospital untuk kamarnya ruang VVIP khusus keluarga Smith,” jawab Nathan yang langsung mendapatkan tatapan kaget dari teman-teman nya. Bahkan Devlyn yang tahu peraturan ruang VVIP itu pun juga ikut terkejut mendengar orang asing bisa di rawat di ruang khusus itu, tetapi tidak dengan Tania yang sudah tahu kamar Cia di rawat pasti VVIP khusus keluarga Smith apalagi Tya tahu kalau anak kesayangannya masuk rumah sakit.

Ruang VVIP khusus keluarga Smith nggak bisa sembarang di tempati meskipun itu permintaan seorang presiden. Ruangan ini hanya untuk keturunan keluarga Smith dan harus mendapatkan izin juga dari anak pertama Junaedi Smith yaitu Ravino Smith.

Sesuai rencana, mereka langsung menuju ke rumah sakit dengan santai sambil menikmati macetnya jakarta di sore hari. Jarak sekolah dan Smith hospital hanya 20 menit jadi mereka lebih cepat sampai meskipun jakarta macet, kecuali Tania dan Nathan yang harus berhenti di pinggir jalan dekat smith hospital untuk membeli buah.

“Kenapa ngga masuk duluan?” tanya Nathan yang bingung melihat teman-temannya duduk di lobi rumah sakit.

“Nungguin kalian aja biar bisa bareng,” jawab Zia nyengir yang di balas dengusan Tania dan Nathan lalu berjalan menaiki lift khusus untuk ke kamar Cia yang berada di lantai paling atas. Lift yang di desain lebar dengan corak batik berwarna midnight blue menambah kesan glamour.

Hanya ada dua ruangan di gedung atas, satu kamar inap dan satu lagi ruang operasi. Sofa dan dapur kecil berada di luar ruangan menambah interior gedung atas ini.

Jojon, Bryan, dan Zia melongo takjub melihat ruang Vvip yang sering dibicarakan oleh masyarakat.

Tania yang sudah hafal dengan ruangan ini langsung berjalan ke arah ruang inap Cia di ikuti oleh teman-temannya.

“Selamat datang nona Tania dan tuan Devlyn,” sapa asisten Ravino Smith sambil membungkukan badan. Mereka yang datang mengernyitkan dahi nya bingung karena bukan Alva yang menemani Cia melainkan dokter.

“Abang kemana, kak?” tanya Tania yang sudah mengenal dokter kepercayaan Tya.

“Apa?” ucap seseorang dari arah pintu sambil membawa box susi.

“Heh! Bukannya jagain Cia malah keluar beli susi,” omel Tania yang kesal karena Alva meninggalkan Cia.

Menghiraukan omelan Tania, Alva lebih memilih mengecek keadaan Cia. Menurutnya, ia menjelaskan kepergiannya sama saja membongkar strategi yang telah SevenDie susun.

“Dari kakak kesayangan kamu,” ujar Alva ke Cia setelah mengecek keadaan Cia yang sudah lumayan membaik terlihat dari mata nya yang mulai seperti biasa, tidak ada rasa takut.

Cia yang mendapatkan makanan favoritnya langsung berbinar setelah sedari tadi menolak makanan yang diberikan dokter Ana. “Kak-”

“Mak lampir kesini?” tanya Tania memotong ucapan Cia yang di hadiahi side eyes oleh Alva.

Tania yang melihat Alva menatap dirinya sinis langsung buru-buru merubah pertanyaan nya. “I-iya-iya maksudnya kak Ara kesini?” tanya Tania meralat ucapannya.

“Hmm,” jawab Alva malas lalu menatap teman-temannya yang masih berdiri. “Duduk,” perintah Alva mempersilahkan teman-temannya duduk, kecuali Tania dan Devlyn yang sudah duduk terlebih dahulu.

“Ara siapa?” tanya Jojon yang sedari tadi diam.

Tania yang melihat abangnya nggak mau respon pun langsung berkata, “Cewek gila nya abang.” Tanpa merasa takut.

“Cewek gila? Maksudnya ceweknya Alva orang gila, gitu?” tanya Nathan bingung dan di angguki oleh teman-temannya yang juga sama bingung nya.

Tania dan Cia sontak tertawa mendengar pertanyaan polos Nathan sedangkan Alva yang mendengar pacarnya di sebut orang gila langsung kesal. Menurut Alva, pacarnya adalah perempuan tercantik setelah mama nya.

“Cewek gila yang dimaksud Tania itu bukan cewek yang punya gangguan jiwa, tapi mendeskripsikan karakter cewek yang sedikit ugal-ugalan dalam mencintai seseorang,” jelas Cia setelah meredakan tawa nya.

Tania yang suka membuka luka lama pun langsung menyahut, “Kak Ara atau pacar manusia kulkas ini dulu awalnya pendiam dan mandiri bahkan saking pendiam dan mandirinya, dia nggak pernah minta tolong sama siapapun karena bagi dia nggak ada yang mau menolong anak yang dibuang oleh keluarganya. Waktu itu dia kena bully di kompleks kita terus dibantuin sama Cia. Nah, setelah itu kita bertiga sama salah satu temen kita main ke panti itu lalu Cia ngenalin kak Ara yang sendirian di taman sedangkan teman-temannya bahkan adik kembar nya bermain bersama. Kita kenalan dan ajaib nya dia mau berbaur dengan kita padahal kalau kata ibu panti, kak Ara termasuk orang yang takut bersosialisasi. Bertahun-tahun kita berteman ternyata kak Ara suka sama abang, sedangkan abang cuek. Tapi, walaupun begitu dia tetap ngejar abang tanpa rasa malu seolah sifat pendiam itu nggak ada di dalam diri dia bahkan sempat dapet kata-kata mutiara yang menyakitkan dari abang,” ucap Tania menceritakan luka lama Ara.

“Ara jelek, ya? Jadi kak Alva nggak mau?” tanya Zia polos.

“Dia cantik dengan mata bulatnya,” jawab Alva cepat sebelum teman-temannya berpikir kalau Ara nya jelek. “Bukan karena Ara jelek, tapi karena gua udah punya cewek saat itu,” lanjut Alva menjelaskan alasan dia menolak Ara sambil menatap Cia yang memutar bola matanya malas.

“Dih, nggak usah alasan mantan ya, Kafi. Sesudah putus sama mantan aja Kafi masih ngucapin kata-kata sarkas ke kak Ara padahal kak Ara udah baik hibur Kafi,” ucap Cia tidak terima dengan penjelasan Alva.

Tania mengangguk setuju. “Iya bener. Setelah putus lo masih ngehina mak lampir bahkan lo nerima dia karena udah muak, kan? karena dia ngejar lo terus dan perlu anda ingat tuan Alvarez selama tiga bulan pacaran anda masih cuek,” ucap Tania membenarkan ucapan Cia.

“Artinya Alva nggak cinta sama pacarnya?” tanya Jojon yang sudah mulai masuk ke sesi tanya jawab untuk dibagikan ke akun lambe gosip SMA Namjoona.

“Seorang Alvarez Kalvindra nggak cinta sama Ara mak lampir? Bandung dan seisi nya tertawa kayanya,” jawab Tania ketawa. “Cil, jelasin ke mereka dah, gua takut ketawa jelasinnya,” lanjut Tania menyuruh Cia menjelaskan kebingungan teman-teman nya.

Cia yang mendengar ucapan Tania mendengus kesal. Bisa-bisa nya di suruh jelasin dengan keadaan dirinya yang masih lemas. “Satu bulan setelah Kafi putus sama mantan nya, Kafi selalu ngehina kak Ara karena menurut dia kak Ara adalah cewek murahan apalagi saat itu keadaanya dia baru putus dengan mantannya dengan alasan yang nggak jelas jadi mood swing lalu tiba-tiba tiga minggu kemudian dia menerima ajakan pacaran kak Ara. Iya, dia menerima ajakan pacaran nya, tetapi tidak dengan ajakan cinta nya. Selama tiga bulan… bentar minum dulu.” Teman-teman nya menatap Cia nggak sabar terlebih wajah Jojon yang ketara sekali menunggu kelanjutan nya.

Cia terkekeh setelah selesai minum melihat wajah teman-teman nya lalu melanjutkan ucapan nya, “selama tiga bulan Kafi selalu acuh sama kak Ara bahkan kata-kata hinaan nya lebih parah. Contohnya, Lu manusia buangan nggak pantas bersanding sama gua atau gua jijik sama cewek murahan kaya lu. Sampai akhirnya, tepat tiga bulan mereka pacaran kak ara dapat beasiswa SMA di Jakarta jadi dia memutuskan untuk nyerah perjuangin cinta nya yang nggak ada harga nya di mata Kafi. Tapi, ternyata di hari kak Ara menyatakan menyerah justru Kafi memohon untuk jangan pergi bahkan saat itu sampai minta tolong ke nenek, ibu Veny sama Mami buat bujuk kak Ara biar nggak nyerah dan ke jakarta,” jelas Cia di sertai kekehan kecil di akhir karena mengingat tingkah absurd Alva saat itu.

“Hahaha, kalau kalian melihat kejadian itu pasti nggak akan percaya dengan wajah kulkas nya dia. Asal kalian tau, temen kalian yang kata nya kulkas berjalan ini dulu pernah guling-guling di lantai karena nenek, aunty Veny sama tante Tya nggak bisa bantu nahan kak ara yang tetap kekeh dengan keputusan nya yaitu pergi ke jakarta dan melupakan Abang. Bahkan sepuluh hari sebelum keberangkatan mak lampir ke jakarta abang selalu beliin balon karakter sebagai permohonan maaf ke mak lampir sampai akhirnya dua jam sebelum mak lampir ke jakarta, abang mendapatkan kesempatan lagi jadi pacar nya mak lampir, tapi dengan syarat abang izinin mak lampir buat nerusin pendidikan nya di jakarta,” lanjut Tania dengan ketawa puas karena bisa membongkar aib abang nya.

Jojon yang mendapatkan info tentang Alva langsung berbinar mata nya. “Alva punya mantan? Kok bisa putus, kenapa? Kirain ini pacar pertama dia,” tanya Jojon beruntun dengan ekspresi yang hampir sama dengan teman-temannya begitu juga dengan Tania yang selama ini juga nggak tau alasan abangnya putus.

“Bestie nya Tania ngambek karena nggak di beliin cimol nya mang dede,” jawab Cia apa adanya, tetapi dijawab lelucon oleh teman-teman nya.

Devlyn yang sedari tadi diam mendengarkan ucapan mereka langsung berasumsi kalau cewek yang disuka Davin emang benar Cia dan pacar Cia adalah Alva, ia diam-diam mengepalkan tangan nya kesal.

Alva yang melihat tangan Devlyn mengepal hanya tersenyum smirk. “Kalian kesini mau minta maaf ke Cia atau ghibah in gua?” tanya Alva sedikit ketus.

Mereka semua langsung tersadar dengan tujuan mereka. Saking serunya sampai lupa kalau tujuan utama mereka adalah minta maaf ke Cia karena masalah tadi pagi.

“Hmm, Cia, kita berlima mau minta maaf soal kejadian tadi pagi, terutama gua yang udah lontarin kata-kata nggak pantas buat lo,” ucap Nathan mewakili teman-teman nya lalu menatap Devlyn yang diam saja, “gua juga mewakili Devlyn minta maaf karena udah nampar lo, lo nggak akan putusin sahabat gua kan, Ci?” lanjut Nathan menatap was-was ke Cia.

Cia tersenyum manis. “Kenapa harus minta maaf? Kalian kan nggak salah. Hehe, tenang aja kak Nath, Cia nggak akan putusin kak Devlyn,” jawab Cia yang di balas senyum oleh mereka, kecuali Devlyn dan Bryan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!