NovelToon NovelToon
Suamiku Ternyata Orang Kaya

Suamiku Ternyata Orang Kaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: IAS

Hilya Nadhira, ia tidak pernah menyangka bahwa kebaikannya menolong seorang pria berakhir menjadi sebuah hubungan pernikahan.
Pria yang jelas tidak diketahui asal usulnya bahkan kehilangan ingatannya itu, kini hidup satu atap dengannya dengan status suami.
" Gimana kalau dia udah inget dan pergi meninggalkanmu, bukannya kamu akan jadi janda nduk?"
" Ndak apa Bu'e, bukankah itu hanya sekedar status. Hilya ndak pernah berpikir jauh. Jika memang Mas udah inget dan mau pergi itu hak dia."
Siapa sebenarnya pria yang jadi suami Hilya ini?
Mengapa dia bisa hilang ingatan? Dan apakah benar dia akan meninggalkan Hilya jika ingatannya sudah kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

STOK 10: Pasangan Miskin

Kepulangan Tara disambut oleh Sulis, Yani, dan juga Hafiz. Ini adalah hari minggu dimana Hafiz libur dari sekolah. Saat ini Hafiz duduk dibangku SMP kelas 3 dan bersiap untuk masuk SMA.

Banyak yang adik dari Hilya itu persiapkan. Mulai dari latihan otak hingga latihan fisik.

" Apa benar kamu mau masuk AKMIL, Fiz?"

" Iya Mas, aku mau masuk sana. Tapi katanya itu ya?"

Tara terkekeh mendengar ucapan dari Hafiz. Sekarang dia pahan mengapa kata AKMIL sangat familier di telinganya. Bibi dan pamannya serta sepupunya semuanya adalah lulusan AKMIL. Keluarga Bibinya itu hingga sekarang masih aktif di kesatuan karena memang belun pensiun. Bahkan pamannya adalah orang Magelang yang mana tempat dimana AKMIL berada.

" Aku harap cita-citamu terkabul ya Fiz."

" Aamiin, iya Mas. Oh iya, apa Mas sekarang udah baik-baik aja. Hafiz kaget lho saat tahu Mas pingsan. Kata Bu'e sampai berdarah kepalanya."

Tara mengusap kepala Hafiz dengan lembut, ia bersyukur karena keluarga Hilya baik juga kepadanya. Bukan hanya Sulis dan Yani tapi juga Hafiz. Meskipun awalnya Hafiz menunjukkan aura pertentangan saat ia menikahi Hilya, tapi lambat laun anak itu mau menerimanya juga. Mungkin karena dirinya tidak bersikap yang aneh.

" Mas udah nggak apa-apa kok Fiz."

Jawaban dari Tara ternyata tidak serta membuat ekspresi wajah Hafiz menjadi tenang. Wajah anak itu masih murung seperti memiliki banyak permasalahan.

Tara menjadi penasaran apa yang saat ini dipikirkan oleh Hafiz. " Kamu lagi mikir apa sih Fiz, kok kayak berat banget. Ujiannya nggak lancar kah?"

" Eh, ndak Mas. Bukan itu. Alhamdulillah ujiannya lancar kok. Ya meskipun ada beberapa soal yang sulit tapi aku bisa ngerjainnya. Ini soal lain mas."

Semakin penasaran saja Tara dibuatnya. Hafiz jelas menyimpan sesuatu yang sepertinya sulit untuk diucapkan. Berkali-kali dia menoleh ke arah pintu, seakan takut ada yang mendengar.

" Fiz, sini coba bisikin ke telinga Mas."

Hafiz mengangguk, ia lalu mendekatkan bibirnya di telinga Hafiz. Anak itu mengatakan banyak hal, dan ternyata itu adalah sesuatu yang selama ini tidak ia ketahui.

Tara menghela nafasnya, kemarin dia memang bodoh dna terkesan acuh atas apa yang terjadi di sekitar. Tapi tentu sekarang dia tidak akan membiarkannya kali ini.

" Jadi semua orang bilang gitu?"

" Ya ndak semuanya sih Mas, yang jelas orang-orang yang bilang begitu tuh karena mereka ndak suka Mbak Hilya nikah sama Mas. Mbak Hilya dikatain goblok karena nikah sama pengangguran yang ndak bisa ngapa-ngapain. Ups, maaf Mas bukannya maksud Hafiz bilang gitu tentang Mas," ucap Hafiz. Ia merasa tidak enak mengatakan hal seperti itu. Tapi orang-orang bahkan lebih buruk membicarakan mengenai kakak dan kakak iparnya.

" Hahahah, nggak apa-apa Fiz. Sebenarnya ucapan mereka emang nggak salah sih. Aku kan emang pengangguran sekarang, mana nggak bisa bantu-bantu lagi. Tapi tenang Fiz, mulai besok aku akan rajin membantu Hilya, Bapak dan Bu'e."

Ya selama dia berpura-pura amnesia, maka dia harus bersikap seperti biasanya. Tapi mungkin dia harus lebih berusaha untuk melakukan apa saja yang bisa ia lakukan untuk membantu keluarga sang istri.

***

Hari berikutnya, saat ini kebun milik Hilya sedang panen kentang. Awalnya Hilya menyuruh Tara untuk diam saja di rumah mengingat kemarin baru saja dia pulang dari rumah sakit. Tapi Tara tidak mau, dia bertekad untuk membantu Hilya memanen kentang.

" Mas yakin?"

" Yakin lah. Ya kali aku nunggu di rumah sedangkan istriku capek-capek di kebun."

Hilya tersenyum simpul mendengar ucapan Tara. Ia tidak pernah memaksa Tara untuk bisa melakukan pekerjaan yang selama ini ia kerjakan. Jika memang Tara tidak bisa ya tidak masalah. Dalam pikiran Hilya, mungkin saja Tara memang tidak pernah melakukan pekerjaan semacam itu. Memori yang hilang itu tentu menjelaskan siapa Tara sebenarnya dan ham tersebut belum terungkap karena Tara belum pulih ingatannya.

Itulah yang ada di kepala Hilya, tanpa ia tahu sebenarnya Tara sudah mengingat sebagian besar ingatannya yang hilang itu. Keduanya berjalan berdampingan menuju ke kebun menyusul Sulis dan Yani yang sudah pergi duluan.

" Cie, pasangan miskin."

Sebuah ucapan kasar dan tentunya itu masuk dalam kekerasan verbal kembali didengar oleh Hilya. Saat ia menoleh ke sumber suara, ternyata dugaan Hilya benar. Itu adalah Anjar, istri dari kepala desa. Tatapan mata tidak suka jelas bisa Hilya rasakan. Namun dia memilih untuk mengacuhkannya. Jelas dia tidak ingin ribut di pagi hari yang cerah ini.

" Huh, udah miskin, budeg lagi," imbuhnya lagi.

" Hil kamu nggak apa-apa?" bisik Tara tepat ditelinga Hilya.

" Tenang aja Mas, kupingku dah kebal. Nggak usah dihiraukan, orang kurang setengah otaknya kan gitu."

Tara tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Hilya. Ia tidak menyangka bahwa istrinya yang ia tahu selalu berbicara lembut bisa juga bicara seperti tadi. Tapi Tara suka sisi Hilya yang seperti ini, acuh terhadap sesuatu yang sekiranya memang tidak penting dan tidak berguna.

" Eeeh laah berani-beraninya nyuekin aku. Heh gadis sombong, kamu ki lho mentang-mentang lulusan sarjana perilakumu ndak sopan sama orang tua. Aku lagi bicara sama kamu, kamu malah nylonong aja."

Anjar semakin menjadi. Ucapannya yang tidak dihiraukan oleh Hilya membuatnya geram. Star syndrom, mungkin Anjar menderita hal sejenis itu. Dia selalu ingin dihormati dan dipuji serta apa yang ia lakukan dan ucapkan ingin didengar oleh orang lain.

Hilya yang mendengar umpatan Anjar seketika langung menghentikan langkah kakinya. Pun dengan Tara. Tadi dia memang biasa saja tapi kali ini Tara pun merasa jengkel dengan mulut pedas Anjar. Rasanya ia ingin menyumpal mulut wanita itu. Padahal apa yang diucapkan oleh Anjar tidak berkorelasi sama sekali.

" Maaf Ibu Anjarwati yang terhormat. Saya tidak merasa Anda berbicara kepada saya. Bahkan nama saya tidak sekalipun keluar dari mulut Anda. Jadi kata-kata Anda tidak tepat ditujukan kepada saya, permisi."

" Woaah, luar biasa," gumam Tara lirih sambil bertepuk tangan pelan. Dia benar-benar salut dengan sikap tenang dan ucapan tegas yang Hilya lakukan baru saja.

Mereka berdua kembali berjalan menjauh dari tempat Anjar berdiri. Sesekali Tara menoleh ke belakang dan ia masih bisa melihat dengan pasti bahwa raut wajah Ajar memerah karena saking marahnya. Wanita itu bahkan menghentakkan kakinya saat berbalik lalu berjalan dengan langkah kaki yang besar.

" Istriku, kamu memang hebat."

" Ish, apaan sih Mas. Biasa aja. Emang sekali-kali tuh mulut harus dibungkam dengan fakta. Bisanya cuma ngejudge mulu. Entah mulai kapan tuh orang jadi nggak suka sama aku dan keluargaku. Huft."

Tara langsung diam, dia tentu tahu penyebab beberapa orang termasuk Anjar menjadi tidak suka kepada istri dan keluarga istrinya itu. Dari cerita Hafiz kemarin, semua perlakuan dan perkataan buruk itu sejak Hilya menikah dengannya. Tara merasa bersalah, semua gara-gara dirinya.

" Tenang saja Hil, aku akan membuat mereka berhenti melakukan itu kepada mu."

TBC

1
Nanik Kusno
Terlalu PD Anda ...
Nanik Kusno
Kalau Valen macem2 ma Rein... tendang aja dari DJ ... gampang kan...
Nanik Kusno
Kok paman....tapi manggile kakek....Kak Othor....😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫😩😩😩😩
Nanik Kusno
Uhhhuuuyyyy....ada yang udah berani ciuman nih ....☺️☺️☺️☺️☺️☺️☺️☺️
Nanik Kusno
PD amat nih cewek....😏😏😏😏😏
Boutque Sofia
Luar biasa
Nanik Kusno
Visha perlu ditegasi lagi nih Rein...
Nanik Kusno
Cepetan dilamar aja Rein.... kesuwen..
Nanik Kusno
Haishhhhh....dua orang ini ...bikin gemes aja....😏😏😏😏😏
Nanik Kusno
Tuh kan..... bandingkan dengan yang lain....Rein lebih segalanya lho ... kurang apa coba.....😊😊😊
Nanik Kusno
Ayo semangat Rein ... Pepet terus jangan kasih kendor....💪💪💪
Nanik Kusno
Sebenarnya apa yang kau inginkan lagi Visha???
Nanik Kusno
Sudah selesai aja....btw... makasih banyak kak Othor.... semangat selalu 💪💪💪💪💪
Nanik Kusno
Kasian P. Roni...dia seorang pemimpin yang baik dan profesional...tapi punya istri kayak gitu....
Nanik Kusno
Nah....ini baru bener....biar kapok...😏😏😏😏😏
Nanik Kusno
Pasti ulah si kutu kupret Anjar itu.... perlu dikasih pelajaran biar g semakin menjadi2....
Nanik Kusno
Felling kamu bener Hilya.... dikampung ayah dan ibumu diganggu tuh sama si Anjar kutu kupret....😡😡😡😡😡
Nanik Kusno
Di pasar tradisional atau depan sekolah biasanya ada lho...
Nanik Kusno
Haaahhhhh....untung si Roni dan anaknya g ikut gendeng seperti si Anjar....
Nanik Kusno
Nah lho.... rasain Tara....ini juga belum kasih tahu ke Wonosobo.... pasti tambah Omelannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!