Nibiru tidak menyangka akan diputuskan pacarnya setelah berjanji akan menikahinya. Padahal hubungan mereka sudah berjalan selama lima tahun, tetapi dengan mudahnya pria itu mengakhirinya.
Kalut akan sakit hati, Nibiru ditantang oleh seorang kuli bangunan tampan yang mempunyai identitas misterius untuk menikah dengannya. Berawal dari tantangan, berakhir di pelaminan, kisah cinta Nibiru dan Bumi dimulai saat ini.
Apakah pernikahan karena taruhan ini akan berjalan mulus ataukan justru berubah jadi petaka untuk keduanya ? Nantikan kisah Nibiru dan Bumi, dua planet yang seiras dan sama, memiliki makna yang sama sebagai tempat hidup manusia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Setuju
"Kalian saling kenal?" tanya Nibiru dengan wajah terkejut.
Emma dan Bumi sontak melirik ke arah gadis itu.
" Kenal dek, dulu dia tukang bangunan di universitas tempat kakak kuliah, Gak nyangka malah ketemu di sini," jelas Emma dengan lembut.
" Loh kakak kan kuliah di London? Gak mungkinlah Kuli bangunan ini bisa ketemu kakak di sana!" kali ini Devi memotong percakapan mereka. Dia muncul ditengah-tengah mereka dengan wajah pongah.
"Waktu kuliah S2 di Semarang!" balasnya dengan nada datar tanpa melirik Devi sedikitpun, dia risih melihat penampilan Devi saat ini, hanya mengenakan gaun malam di atas lutut yang kancing dadanya saja tidak tertutup sempurna seolah mau pamer kalau dia punya aset sebesar melon lecet!
Devi seolah membuang nafas lega, dia pikir dia akan kalah lagi dari Nibiru ternyata yang dia pikirkan salah.
"Cih... Ya gak mungkinlah dia pernah ke London, kalau pernah aku bersumpah akan menjilat ludahku sendiri!" ucap Devi seraya menatap Nibiru dengan tatapan menghina.
Bumi dan Emma saling melirik sekilas dengan senyuman misterius di wajah mereka.
"Hati-hati dengan ucapanmu Devi, kalau benar Bumi pernah ke London memangnya kamu ada masalah apa!!? Hidup orang lain pun kamu urusi!" kesal Nibiru.
" Cih... Sampah memang cocoknya sama sampah!" kesal Devi.
Dengan wajah sombong dia melenggang masuk ke dalam kamar tanpa peduli pada mereka lagi.
" Kita duduk di sana, sekalian aku panggilkan Papa dan Mama," ucap Nibiru.
Mereka masuk ke ruang tamu, duduk bersama dengan disuguhi segelas teh hangat untuk Bumi, jangan salah, dia yang minta sendiri, seleranya memang beda.
Nibiru dengan menggandeng tangan Anton pergi mencari ayah dan ibunya sedang Bumi duduk di ruang tamu bersama Emma.
"Ada apa? kenapa kau di sini!?" bisik Emma dengan berhati-hati.
Tadi Bumi meminta Emma tidak mengumbar identitasnya di sini, mereka berbicara dengan bahasa Perancis, sehingga tak seorangpun mengerti percakapan mereka.
"Aku akan menikah dengan Nibiru, dan ternyata kamu juga calon iparku!" bisik Bumi.
Sesungguhnya dia tidak menyangka kalau dia akan bertemu dengan salah satu temannya dulu di London, yang juga kuliah di universitas yang sama. Mereka berteman baik dan kerap nongkrong bareng bersama teman-teman lainnya, lama tak berkabar mereka malah bertemu di tempat yang tak disangka.
"Gila!! Kamu udah kasih tahu identitas mu!?" tanya Emma.
" Jelas belum Emma, belum saatnya, kamu tahu sendiri, ngomong-ngomong Mars masih belum move on darimu, " ungkap Bumi.
Wajah Emma seketika menjadi masam, dipukulnya bahu pria itu dengan keras," Bodoh, jangan bicarakan itu di sini! Dia cuma mantan!" kesal Emma.
Bumi terkekeh," Ya maaf, hanya memberitahu, tak ada maksud apa-apa," balasnya dengan wajah jahil.
Wanita itu memijit kepalanya, dia tidak habis pikir dengan kelakuan Bumi yang sama sekali belum berubah, jahilnya tetap ada, dan lagi masalah hubungannya di masa lalu, setiap bertemu pasti selalu dibahas.
"Bagaimana kabarnya sekarang?" tanya Emma.
" Mars? Yahh... Dia baik, dia sudah move on kok, doakan saja dia segera dapat jodoh," jawabnya yang diberi anggukan kepala oleh wanita itu.
Di saat yang sama, Yefta tiba bersamaan dengan kedua orangtuanya dan Nibiru yang datang ke ruang tamu.
Semuanya berkumpul di sana.
"Sayang... Ada apa ini? Siapa pria itu!?" bisik Yefta seraya merangkul istrinya dengan posesif, dia melirik Bumi yang wajahnya memang mendominasi.
"Itu temannya Nibi, kamu dari mana? Kok kelihatan capek banget?" bisik Emma.
" Ohh, dari luar tadi, cari udara segar," balasnya.
Kini semua berkumpul dalam ruangan itu, tatapan sinis Nyonya Widia dan tuan Robin menghiasi ruangan itu. Mereka terlihat tidak senang dengan sosok Bumi yang katanya hanya kuli bangunan.
"Ada apa!?" tanya Robin dengan nada datar.
" Pa, melembut sedikit!" tegur Yefta, ia tak ingin adiknya sakit hati lagi.
" Ck... Waktu kami nggak banyak, bentar lagi keluarga calon besan mau datang, entah apa urusan adikmu yang tidak tahu diri ini mengganggu kami! " kesal nyonya Widia.
Mereka membuang nafas kasar, jahat sekali mulut wanita berbadan setengah besar itu.
" Pa, Ma, Nibiru mau memberitahukan sekaligus mengundang kalian ke pernikahan Nibiru, tiga hari lagi, Nibiru akan menikah dengan Bumi, pria ini!" jelasnya tanpa basa-basi.
Tatapan matanya yang datar dan nada dingin itu membuat mereka semua termangu tak percaya.
" Benar om, tan, saya memberitahukan bahwa Nibiru akan menikah dengan saya, tiga hari lagi, sebagai orangtuanya, saya harap kalian datang, waktu, lokasi dan segala persiapan akan diurus oleh keluarga saya!" terang Bumi.
Mereka datang bukan meminta ijin, melainkan memberitahukan berita besar yang jelas membuat keduanya naik pitam.
" APA APAAN INI NIBIRU!" Sergah tuan Robin yang jelas tidak setuju.
" Bukankah Papa sudah dengar? Anakmu yang tidak kau anggap ini akan menikahi pria pilihannya, jadi kalian tidak perlu khawatir, kalian bisa fokus mengurus pernikahan putri bungsu yang sangat kalian sayangi itu! Sebaiknya kalian hadir, jika tak mau malu di hadapan orang,kalaupun tidak hadir, Nibiru mengucap terimakasih karena pernah mendengar nama kalian sebagai orangtua Nibiru," tukasnya.
Hatinya telah membeku, telah lama hilang rasa sanga dj hatinya, tekanan, tuduhan, kekerasan verbal, fitnah dan banyak hal buruk dia dapatkan dari keluarga kandungnya sendiri. Sekarang dia memilih jalannya, memilih untuk pergi bukan meminta restu yang dia tahu tak akan pernah bisa dia peroleh dari orang tuanya.
"Tidak, Mama tidak setuju, buat malu saja kamu menikahi Kuli Bangunan!" sergah nyonya Widia.
"Hahaha.. Mama ini lucu deh, maunya apa? mau menikahkan Nibiru dengan orang berada? Biar bisa menutupi fantasi Mama!? Ma.. Ingat aku mirip siapa? Aku mirip dengan ibu yang sangat kau benci itu!" ucapnya dengan penuh penekanan.
".....!"
Seketika suasana hening. Alasan nyonya Widia begitu membenci Nibiru adalah karena Nibiru sangat mirip dengan nenek alias ibu kandung nyonya Widia.
Mendiang nenek Nibiru adalah orang yang sangat keras, kolot dan kejam mendidik anaknya. Dia sangat dingin dan terlalu mandiri sebagai wanita. Entah takdir apa, sosok itu malah lahir lagi dari dalam rahimnya, membuat nyonya Widia begitu membenci Nibiru yang wajahnya persis seperti mendiang neneknya saat masih remaja.
"Nibiru sudah umumkan, setuju atau tidak, Nibiru tidak peduli, toh selama ini, aku hidup sendiri, jangan pikir Nibiru tidak tahu alasan Mama membenci Nibiru selama ini!" tukasnya.
Kenyataan yang pahit, bukan salahnya lahir dengan mirip sang nenek, tapi ibunya malah membenci kehadirannya.
"Kau! Jangan harap...Jangan harap kau bisa menginjakkan kakimu di rumah ini lagu setelah kau menikahi kuli bangunan miskin itu!" sergah nyonya Widia.
" Aku mau lihat, seberapa jauh kau bisa melangkah tanpa keluargamu!" ucap nyonya Widia dengan penuh amarah.
Bibir Nibiru tersenyum miring," Jangan khawatir Ma, aku bisa terbang begitu jauh dan bebas, bahkan Mama sendiri tidak tahu siapa putri Mama. Setelah pernikahan selesai, Mama, Papa dan semuanya akan tahu siapa Nibiru, jangan anggap remeh anak gadis yang kalian tindas ini!" tegasnya sambil memukul dadanya yang terasa sesak akan kesedihan.