Lastri selalu di injak harga dirinya oleh keluarga sang suami. Lastri yang hanya seorang wanita kampung selalu menurut apa kata suami dan para saudaranya serta ibu mertuanya.
Wanita yang selalu melayani keluarga itu sudah seperti pembantu bagi mereka, dan di cerai ketika sang suami menemukan penggantinya yang jauh berbeda dari Lastri.
Namun suatu hari Lastri merasa tidak tahan lagi dan akhir mulai berontak setelah ia bercerai dengan sang suami.
Bagaimana cara Lastri membalas mereka?
Yuk simak kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Bertemu Wanita Lain
Bab 11. Bertemu Wanita lain
POV Author
Hari-hari yang Lastri jalani kini lebih tenang dari sebelumnya. Ternyata membeli makanan di luar lebih hemat untuknya dari pada mengisi dapur rumahnya dengan bahan-bahan makanan. Ia tidak perlu khawatir bahan makanannya di curi dan juga tidak perlu sakit hati juga karena keluarga suaminya mengambil makanannya di rumah itu.
Akhir-akhir ini Hendra jarang makan di rumah. Hanya sekedar sarapan di pagi hari dan itu membuat pengeluaran Lastri ikut berkurang. Jika di tanya, kadang Hendra menjawab sudah makan di luar atau akan makan di luar. Ya, Hendra masih sering keluar malam. Bahkan hampir setiap hari.
Setelah kejadian waktu itu, Lastri seperti biasanya, memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri dan menantu yang baik. Semua itu Lastri lakukan dengan harapan suatu hari nanti suami dan keluarga suaminya mau menerima dirinya dengan tulus. Sungguh harapan dan keinginan yang naif.
Walau Hendra terkesan tidak mencintai Lastri, namun lelaki itu tetap menggauli istrinya meskipun ketika ia sedang butuh saja. Setidaknya Lastri menaruh harapan dari sini, bahwa dirinya masih di butuhkan dan di sayangi Hendra walau lelaki itu belum menyadarinya, pikir Lastri.
"Mas mau pergi lagi? Ini sudah malam Mas." Kata Lastri ketika melihat jam sudah menunjukan angka 20.20 malam.
"Jangan halangi aku pergi bertemu teman-temanku Lastri. Aku ini sedang mencari tambahan untuk memenuhi keperluan kita. Aku berencana mau buka usaha dengan temanku. Masih cari lokasi dan menyusun rencana usaha yang akan kami jalani."
"Apa tidak bisa besok saja Mas? Mas baru saja tiba satu jam yang lalu. Apa Mas tidak capek?" Ujar Lastri.
"Aku tidak lama." Kata Hendra sambil mengusap pucuk kepala Lastri.
Hati Lastri menghangat. Sudah lama ia tidak mendapatkan belaian seperti itu. Sejak awal pernikahan yang ia jalani baru dua bulan, seperti saat ini lah perlakuan Hendra padanya. Selama ini Hendra menggaulinya tanpa kasih sayang. Benar-benar hanya pemuas nafsu semata, dan itu pun langka terjadi.
Apa Mas Hendra sekarang berusaha memperbaiki hubungan rumah tangga kami? Tuhan, semoga saja Mas Hendra semakin kesini semakin menjadi pribadi yang lebih baik, batin Lastri berdoa.
Pada akhirnya Lastri mengangguk. Lalu Hendra pun berlalu dan meninggalkan dirinya yang masih terus menatap kepergian suaminya hingga punggung lelaki itu semakin menjauh menghilang di balik tembok rumah tetangga.
***
Hendra menukar lebih dulu sepeda motornya dengan mobilnya di rumah Tatik. Setelah itu, ia pun pergi bertemu seseorang yang telah menanti kehadirannya sejak tadi.
Hendra menepikan mobilnya di depan sebuah rumah yang cukup besar. Tidak mewah tapi bisa di katakan pemiliknya hidup sangat berkecukupan atau malah lebih.
Seorang wanita keluar dari rumah itu. Hendra pun menyambutnya dengan cipika dan cipiki sebelum menuntunnya untuk naik ke mobil.
"Sek ,sek, sek Mas!"
"Ada apa toh dek Yul? Bahaya tiba-tiba Mas di suruh berhenti mendadak seperti ini?!"
"Minggir dulu pokoknya, Mas."
Motor pun berhenti di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai kendaraan. Yuli berusaha mempertajam dan memperjelas penglihatannya.
"Eh, itu bukannya Pak Hendra?"
"Siapa Dek?" Tanya suami Yuli.
"Itu Mas, suaminya Lastri. Naik mobil bagus sama perempuan!"
Suami Yuli pun ikut melihat ke arah pandangan sang istri dan ikut mempertajam penglihatannya.
"Hush! Matamu salah mungkin."
"Aku wes pakai kaca mata loh Mas. Jadi tidak mungkin burem. Bener itu Pak Hendra. Tapi siapa perempuan yang baru naik mobilnya itu ya?"
Suami Yuli tampak diam sesaat karena berpikir sejenak.
"Sudah kita diam saja. Jangan campuri urusan mereka. Takutnya malah kita salah bicara dan bikin rusak rumah tangga orang lain."
Yuli mencebik.
"Ingat loh dek!"
Sekali lagi suami Yuli berpesan.
"Iya Mas, iya..."
Yuli dan Purnomo, suaminya pun kembali melanjutkan perjalanan mereka yang hendak pulang kerumah.
Sampai di rumah, Yuli langsung membuka handphonenya untuk memeriksa status yang mungkin saja memperkuat dugaannya. Sayangnya, tidak ada status yang menarik perhatian Yuli untuk di jadikan informasi baginya.
Sudah beberapa hari Yuli tidak pernah lagi mengirimkan hasil screenshootnya kepada Lastri. Yuli pun seperti menaruh curiga jika keluarga Hendra berusaha menutupi atau pun ia juga di privasi oleh mereka.
***
"Mas, kapan aku di kenalkan sama keluarga mu?"
"Tunggu sebentar sayang, kamu tahu kan masih ada istriku? Aku sedang mencari cara agar kita bisa menikah secepatnya."
"Tinggal di ceraikan saja dia Mas, apa susahnya sih?"
"Tidak semudah itu sayang, sabar lah. Tidak lama lagi kok. Aku sedang mempersiapkan rumah untuk kita. Setelah rumah itu jadi, kita menikah."
"Janji?"
"Iya sayang Mas janji."
Begitu lah Hendra membujuk kekasih hatinya yang sudah ia pacari selama 2 bulan ini. Teman sekantor yang sudah lama menaruh hati padanya, juga Hendra yang diam-diam menyukai wanita itu.
Bagai gayung bersambut keduanya bisa mengetahui perasaan masing-masing ketika suatu hari yang lalu mereka tanpa sengaja terjatuh bersama di ruangan yang kosong karena lantai yang licin sehabis di pel dan belum kering. Hendra terjatuh dengan posisi menindih temen kantornya yang sekarang menjadi selingkuhannya. Saat mencoba hendak bangun, sang temen tanpa ragu manarik leher Hendra dan mencium bibirnya. Tadinya ciuman itu hendak di lakukan sekilas saja. Namun bagai kucing yang di sodorkan ikan, tentu Hendra tidak ingin membuang kesempatan itu.
Sejak kejadian itu mereka sering bertemu di luar kantor. Pada awalnya mereka saling curhat lalu lambat laun perasaan saling mengagumi itu kian besar. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin hubungan secara rahasia.
"Tidak mau masuk dulu Mas?"
"Sudah malam, Ra. Besok kita ketemu lagi di kantor kan? Mas tidak mau Lastri curiga. Jadi tadi Mas bilang keluar tidak akan lama." Bujuk Hendra pada kekasihnya Rara.
"Iya deh Mas. Tapi ingat loh sama janji Mas?!"
"Iya ingat. Besok pulang kerja kita sama-sama lihat rumah yang sedang Mas bangun ya?"
"Iya deh."
Dengan senyum mengembang Rara menurut ajakkan Hendra.
Aku harus bisa mendapatkan tanda tangan Lastri untuk persetujuan menikah lagi agar dia tidak bisa menuntutku di kemudian hari. Setelah aku pikir-pikir lagi benar kata ibu. Biar saja dia tetap menjadi istri yang bisa melayani Ibu. Dan lagi pula akan rumit jika aku bercerai darinya. Ibu akan kesulitan mengembalikan uang tanah itu. Serta akan bahaya jika Lastri menjadi pintar dan meminta hal gono gini padaku. Ck! Batin Hendra.
Setelah melihat Rara masuk ke dalam rumah, baru lah Hendra perlahan menjalankan mobilnya dan melaju membelah jalan.
Bersambung...
Minta like dan komennya ya, sangat membantu untuk memotivasi semangat Author 🙏