Sebagai seorang ibu rumah tangga anisa tidak pernah mengatur keungan rumah tangganya. Keuangan semua dipegang oleh ibu mertuanya. Karena Rendra suami Anisa memberikan tanggung jawab keuangan kepada ibunya agar sang ibu tidak salah paham dengan Anisa. Anisa sendiri tidak masalah , yang terpenting tidak ada keributan. Rendra sangat mencintai Anisa, sampai rendra juga mengajari Anisa agar bisa tegas dalam bersikap.
Anehnya keluarga kakaknya rendra selalu menumpang hidup dengan rendra dan ibu mertuapun tidak mempermasalahkannya dengan alasan mereka juga membantu keuangan untuk urusan dapur. Rendra dan Anisa berencana untuk pindah namun belum ada waktu yang pas karena sang ibu selalu melarangnya pinda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anisa disalahkan
.
.
.
💞💞💞💞💞💞💞💞
❤️ HAPPY READING ❤️
.
Anisa sudah sampai di cafe temannya, silvia adalah temannya saat berkuliah dulu. Mereka berkenalan saat anisa pertama kali masuk kuliah. Awalnya anisa merantau kekota untuk berkuliah dan dia lebih memilih tinggal di kontrakan daripada tinggal dengan kakak nya. Anisa hanya ingin hidup mandiri dan kakaknya pun menyetujuinya.
" Tumben nis kamu main kesini ? Kamu mimpi apa nis ?" Tanya silvia sambil terkekeh tidak jelas.
" Isshh... apaan sih, aku mimpi ketemu mak lampir dan mak lampirnya itu kamu. " Jawab Anisa dengan wajah cemberutnya.
" Sembarangan kamu kalau ngomong. Oh iya tumben kamu bisa keluar, memang nya mertua kamu kasih izin kamu keluar ?" Tanya silvia sambil menyeruput jus mangganya.
" Orang rumah tidak ada yang tahu. Tapi aku tadi sudah mengirim pesan kepada mas Rendra tapi belum ada balasan, mungkin dia masih sibuk. " Seru anisa lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.
Hhhuuuffff
Terdengar anisa menghembuskan nafas dengan panjang dan hal itu berhasil mencuri perhatiaan silvia. Sebagai teman yang sudah cukup lama mengenal anisa, silvia tahu jika saat ini Anisa sedang punya masalah. Silvia mencoba menanyakan masalah yang sedang dihadapi oleh anisa.
" Kamu ada masalah ?" Tanya silvia penuh tanda tanya.
" Tanpa aku bicara pasti kamu sudah tahu Sil. Aku lama - lama bosan tinggal dirumah mertua ku. Aku dan mas rendra sebenarnya ingin pindah tapi belum ada waktu yang tepat. " Jawab anisa kembali menegakkan tubuhnya.
" Kamu kan sudah punya rumah kenapa tidak pindah saja kerumah itu. Biar kamu bisa terbebas dari para benalu dirumah mertua mu itu. " Ucap silvia memberi saran.
" Mas rendra belum berani membahasnya lagi Sil. Karena terakhir kali mas rendra menyampaikan keinginannya untuk pindah , ibu marah besar dan memaki ku karena dia menganggap aku yang mempengaruhi mas rendra. Jadi aku juga malas membahasnya, kamu tahu sendiri bagaimana ibu mertua ku. " Seru Anisa terlihat begitu pasrah dengan nasibnya.
Silvia hanya mengangguk saja, dia tahu betul bagaimana watak dan sifat keluarga suami anisa apalagi ibu mertua anisa. Keluarga yang matre dan mengukur orang hanya dari harta yang dimilikinya saja.
" Terserah kamu Nis, yang penting kamu bahagia dan hubungan mu dan suami mu baik - baik saja. " Ucap silvia lagi.
" Alhamdulillah mas renda menyayangiku, meskipun nafkah yang ku dapatkan bisa dibilang kurang tapi kasih sayang mas rendra tidak pernah berkurang sedikitpun" Ucap anisa dengan senyum mengembang.
Dreett Dreeett Dreett
Ponsel anisa bergetar, ada panggilan masuk yang anisa sendiri sudah bisa menebak siapa orang yang menghubunginya. Dengan malas anisa mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, dan benar saja ibu mertuanya yang menghubunginya
" Mertua kamu ?" Tanya silvia dan ternyata memang benar.
" Iya . Malas sekali aku mengangkatnya pasti akan memarahi ku karena aku tidak mengerjakan apa yang beliau suruh. Keluarga mbak santi mau datang kerumahnya dan dia menyuruhku masak ini dan itu. Mereka kira aku ini robot yang tidak punya rasa capek, kalau mereka mau bantuin aku tidak masalah ini mereka sama sekali tidak mau membantu dan hanya mau terima jadi saja " Seru anisa dengan kesal.
" Itu derita kamu sih. Sudah dibilang cepat pindah saja kamu masih betah saja dirumah itu. " Seru silvia.
Dreett Dreett Drreett
Ponsel Anisa kembali bergetar dan sangat mengganggunya. Dengan terpaksa anisa pun mengangkat sambungan telepon itu dan bersiap - siap untuk mendapatkan amarah dan cacian dari dua wanita yang tidak tahu malu.
[ Anisa kamu dimana ?!] Bentak ibu mertua anisa dengan lantang.
Baru juga anisa mengklik tombol hijau, seruan suara ibu mertuanya sudah memekikan gendang telinganya. Sehingga anisa menjauhkan ponselnya dari telinga.
[ Ada apa sih bu teriak-tetiak ? Anisa dengar bu tidak perlu teriak - teriak segala ,] Jawab anisa.
[ Dasar menantu kurangajar ! Tidak tahu diri ! Bisa - bisanya kamu pergi dari rumah tanpa seizin ku, dasar menantu durhaka ! Mana masakan yang sudah saya suruh untuk menjamu keluarga santi ? Kamu benar - benar kurangajar Anisa !] Teriak ibu mertua anisa dengan lantang.
Sudah dapat dipastikan wajah ibu mertuanya saat ini sangat memerah bahkan urat - urat lehernya pasti terlihat karena dia bicara dengan sangat lantang.
[ Pulang sekarang juga Anisa . ] Teriak santi dari seberang sana.
Santi juga ikut memarahi Anisa karena dia tidak memasak untuk orang tuanya.
[ Maaf bu , aku tadi ada urusan mendadak. Ini sebentar lagi aku pulang ]
[ Orang tua santi sudah mau sampai Anisa , tapi kamu belum memasak. Lalu mereka mau makan apa ?] Suara ibu mertua anisa terdengar mulai melemah.
[ Kalau soal itu gampang bu, mbak santi suruh beli saja makanan jadi. Uang mbak santi kan banyak jadi kalau untuk membelikan makanan orang tuanya tidak akan habis isi dompetnya ]
[ Heeehhh... dasar adik ipar tidak tahu diri. Sudah hidup menumpang tapi kurangajar. Aku tidak mau tahu pokoknya kamu pulang dan cepat masak !!]
Klik
Anisa tidak mau mendengar ocehan santi terlalu lama , dia mematikan sambungan telepon secara sepihak dan melanjutkan obrolannya dengan silvia.
Anisa berpamitan untuk pulang karena dia tidak mau membuat dua orang yang ada dirumah semakin murka dan kebakaran jenggot. Dengan menaiki taksi online Anisa pulang menuju rumah ibu mertuanya.
Sesampainya dirumah, dia melirik kearah rumah santi. Di halaman rumah santi sudah ada satu mobil terparkir dengan rapi dan anisa yakin jika itu adalah keluarga dari santi. Anisa melenggang dengan santai masuk kedalam rumah ibu mertuanya. Rumah terlihat sangat sepi, pasti ibu mertuanya ada dirumah santi.
Baru saja membuka kulkas dan hendak mengambil air minum, tiba - tiba suara santi menggelegar memanggil nama Anisa.
" Anisa !! Anisa !! " Teriak santi.
" Ada apa sih mbak ? " Tanya anisa dengan santainya. Anisa tidak perduli jika santi akan memarahinya karena urusan keluarga santi tidak ada urusannya dengan anisa.
Santi berkacak pinggang dengan wajah memerah dan mata yang sudah hampir copot dari akarnya. Nafas santi tersengal - sengal karena menahan amarahnya.
" Dasar adik ipar tidak tahu diri ! Aku menyuruhmu untuk memasak tapi kamu malah pergi tanpa pamit. Gara - gara kamu aku harus keluar uang untuk membeli makanan. Aku tidak mau tahu kamu harus mengganti uang ku 300 ribu " Seru santi seenaknya meminta uang kepada anisa.
Anisa tidak habis fikir dengan jalan fikiran santi, santi membeli makanan untuk orangtua kandungnya sendiri kenapa minta ganti kepada Anisa. Apa santi fikir mereka itu orangtua Anisa ?
" Kamu tidak salah minta ganti uang sama aku mbak ? Mereka itu orang tua kamu loh mbak, kok bisa aku yang harus mengganti uang mu. Sudah sewajarnya anak membelikan makanan untuk orang tuanya, lagi pula kamu kan orang kaya mbak. Pasti uangmu juga masih banyak." Jawab anisa tidak mau kalah.
" Aku tidak perduli yang penting uang 300 ribu segera kamu balikin !" Bentak santi dengan kesal.
" Sudah tidak waras " Seru anisa lalu berjalan meninggalkan santi dan masuk kekamarnya.
Santi mengira jika anisa masuk kamar untuk mengambil uang namun cukup lama santi menunggu anisa tidak kunjung keluar dari kamar juga.
Tok tok tok
Santi mengetuk pintu kamar anisa dengan keras, dia kesal karena anisa tidak kunjung keluar juga dan memberikan dia uang.
" Anisa buka pintunya ! Mana uangnya , aku mau pulang lagi !" Teriak santi di depan pintu kamar anisa.
Ceklekkk
Anisa membuka pintu dan sudah berganti pakaian rumahan. Anisa memandang santi yang masih berkacak pinggang dan berdiri tegak di depan pintu kamarnya.
" Tidak ada uang ! Jika kamu mau uang mu balik, itu ambil saja bahan - bahan makanan yang tadi aku beli. Itu totalnya 350ribu kan kamu masih untung 50 ribu. " Ucap anisa dengan kesal.
" Dasar adik ipar tidak tahu diri. Awas kamu anisa, aku akan mengadukan kamu kepada ibu dan mas zainal dan aku pastikan kamu akan dimarah oleh mereka berdua " Seru santi lalu pergi meninggalkan kamar anisa.
Huufffff
Baru anisa bisa bernafas dengan lega, saat ada santi di depan kamarnya tadi seeakan nafasnya sesak dan kamar terasa sempit.
* Dasar wanita yang aneh, wanita yang unik * Gerutu anisa dalam batinnya.
***********
RATE BINTANG 5 NYA DULU YA KAK 🙏🙏
JANGAN LUPA LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA YANG BANYAK YA KAK 🙏🙏❤️❤️
TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️